Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Premanisme Marak, Negara Harus Tegas Bertindak

Topswara.com -- Ngeri! Begidik rasanya melihat sebuah video tentang segerombolan anak muda yang berkeliaran malam-malam di sebuah jalan tol yang lengang. Mereka membawa senjata tajam semacam parang yang ukurannya lumayan panjang, seperti galah. Untuk apa mereka melakukan hal semacam itu?

Beginilah fakta sebagian pemuda kita sekarang. Anarkis, identik dengan premanisme. Tidak ada rasa takut untuk melukai orang lain, bahkan menghilangkan nyawa orang.

Inilah yang kemudian diangkat oleh Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR, ketika melakukan kunjungan kerja ke Polda Metro Jaya, Kamis 8 Mei 2025 lalu (Metronews.com.08/05/25).

Sahroni menyatakan bahwa aparat harus bertindak cepat menindak berbagai bentuk premanisme. Dia meminta semua Kapolres ketika menerima informasi akan ada tawuran misalnya, langsung menangkap dan menindak serius. Tak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Sahroni juga menyatakan bahwa aksi premanisme mengancam keselamatan warga. Para pelaku tak jarang menggunakan senjata saat melakukan aksinya. Dan aksi ini makin mengkhawatirkan dan kelewatan. Dia menekankan agar aksi ini tidak dibiarkan. Karena pembiaran akan dinilai mempertaruhkan kewibawaan aparat dan negara.

Kenapa Pemuda Tak Punya Rasa

Munculnya aksi premanisme di kalangan pemuda ini tentunya disebabkan beberapa faktor. 

Pertama, faktor keluarga. Kalau keluarganya baik, ayah dan ibunya menjalankan tugas dan perannya dengan baik, maka tak akan ada anak beringas semacam itu. Jadi bisa dipastikan, anak yang dididik dan dibesarkan dengan baik dan penuh kasih sayang, maka dia akan tumbuh menjadi anak yang baik dan penyayang.

Sebaliknya, jika sebuah keluarga tidak menjalankan peran pengasuhan dan pendidikan yang baik, tidak ada kasih sayang dan kehangatan, yang ada justru bentakan, amarah, ketidakpedulian, maka akan membentuk anak yang kurang kasih sayang, berani melakukan aksi beringas. 

Kedua, karena lingkungan. Pengaruh besar setelah keluarga adalah lingkungan, baik lingkungan pertemanan, lingkungan masyarakat. Anak berani melakukan aksi kekerasan dan premanisme karena mereka berkelompok, mereka tidak sendirian. 

Ditambah lagi adanya media sosial yang membagikan informasi terkait kekerasan, hal ini memicu anak untuk melakukan aksi yang sama.

Kemudian, yang paling utama, sebagai komponen penentu kehidupan bernegara dan bermasyarakat tentunya adalah negara. Negara harus mengevaluasi, kenapa aksi kekerasan dan premanisme makin marak.

Ternyata, hukuman yang diberikan tidak memberikan efek pencegahan dan membuat jera, dengan alasan anak dibawah umur maka hukuman yang diberikan hanya pembinaan dan dikembalikan kepada orang tua. Apakah hukum tersebut memberikan efek jera? Tentu tidak, yang ada mereka akan melakukan aksinya lagi. 

Belajar dari Peradaban Islam

Islam sebagai agama sempurna dan paripurna, yang memiliki seperangkat aturan lengkap dalam mengatur kehidupan, termasuk dalam menangani tindak kekerasan.

Allah SWT sangat menjaga jiwa dan rasa aman bagi semua kaum muslimin. Allah SWT berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَا صُ فِى الْقَتْلٰى ۗ...

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 178)

Demikian Allah menetapkan sanksi tegas bagi pelaku tindak kejahatan dan kekerasan. Dengan sanksi tegas ini, umat Islam akan tercegah dari melakukan kejahatan yang serupa. Sanksi ini juga akan menebus azab bagi pelaku kejahatan di dunia, sehingga tidak akan diazab lagi di akhirat kelak.

Demikianlah ketegasan hukum Islam, hingga pernah di masa kajayaan peradaban Islam, angka kejahatan sangat minim. Sudah saatnya aturan yang tegas dan berasal dari Yang Maha Mengatur diterapkan agar tindak kekerasan dan premanisme tidak marak lagi di negeri muslim ini.

Wallahu a'lam bishawab.


Salma 
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar