Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cara Islam Mengatasi Banjir

Topswara.com -- Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah dari 100 kejadian banjir yang terjadi di Jawa Barat sepanjang awal tahun 2025. 

Dari Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjir besar melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Bandung, menyebabkan 34,826 jiwa atau 11,032 kepala keluarga terdampak serta 246 kepala keluarga mengungsi. 

Sedikitnya 8.043 rumah dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah turut terendam banjir dengan ketinggian air antara 30 hingga 120 sentimeter.

Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, dan Rancaekek tercatat sebagai daerah yang paling sering terdampak banjir dan kejadian terbaru terjadi di Cimaung Kabupaten Bandung. Dikutip dari (Radarbandung 8/05/2025)

Banjir menjadi polemik berkepanjangan yang belum memiki solusi berarti. Pemerintah seharusnya mengkaji lebih dalam apa sebenarnya penyebab banjir sering terjadi di Kabupaten Bandung. Benarkah banjir hanya terjadi karena faktor cuaca? Atau faktor yang lain yang lebih signifikan? Yang jelas terdapat faktor lain yang memicu terjadinya banjir. 

Diantaranya adalah meluapnya sungai Citarum dimusim hujan serta padatnya wilayah kabupaten Bandung dengan bangunan, selain itu pembangunan Infrastruktur yang berlebihan turut menjadi penyebab.

Banyak lahan hijau yang berubah menjadi bangunan pabrik,pertokoan,dan tempat wisata, akibatnya tanah serapan air berkurang. Hal ini disebabkan oleh kerakusan manusia yang tidak mempedulikan dampak perbuatannya. Walhasil kerusakan lingkungan tidak bisa dihindarkan, sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam termasuk banjir yang melanda saat musim hujan tiba.

Sehingga, bencana alam seperti banjir yang terjadi bukan semata-mata ketetapan Allah SWT akan tetapi terjadinya banjir tidak lepas dari faktor sistemis.

Sistem kapitalisme sekuler melahirkan manusia yang serakah, tidak takut dengan azab Allah Swt. Negara tidak berperan sebagai pelindung rakyat, tetapi justru memberi jalan bagi para investor asing untuk mengeksploitasi sumber daya alam seperti hutan sebagai paru-paru dunia.

Lahan hijau berkurang, sehingga wajar jika kemudian menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam seperti tanah bergerak, gempa, dan banjir.

Dalam rangka mengatasi banjir Pemerintah Kabupaten Bandung membangun kolam retensi. Namun kehadiran kolam tersebut dinilai tidak efektif. Pembangunan kolam retensi oleh Presiden Joko Widodo melalui Kementrian PURR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) menghabiskan biaya yang cukup fantastis yaitu sebesar Rp 141 miliar.

Pembangunan ini dilakukan karena Kabupaten Bandung sering mengalami banjir disetiap musim hujan. Hal ini disebabkan oleh padatnya bangunan diwilayah tersebut. (Ayobandung.com 10/12/2024).

Bukti bahwa dalam sistem kapitalisme solusi yang ditawarkan hanya solusi pragmatis, solusi yang tidak menyentuh akar permasalahan sehingga wajar jika masalah banjir tidak bisa tersolusikan dengan baik, karena pada dasarnya sistem buatan manusia yaitu kapitalisme selamanya tidak mampu memberi solusi hakiki bagi manusia itu sendiri.

Karena tidak mungkin manusia yang lemah dan terbatas bisa membuat aturan untuk mengatur kehidupan manusia. Padahal manusia hanyalah makhluk yang diciptakan.

Berbeda halnya jika dibandingkan dengan Islam. Islam adalah aturan kehidupan yang datang dari Allah Swt, sebagai satu-satunya tolak ukur dan pijakan dalam menyelesaikan semua persoalan.

Untuk mengatasi banjir, khalifah akan membuat bendungan-bendungan dengan berbagai tipe untuk menampung curahan air dan aliran sungai, keperluan irigasi, memperhatikan karakteristik tanah jika akan melakukan pembangunan infrastruktur atau membuka pemukiman yang baru. Memperhatikan daerah serapan air yang harus menyertakan variabel-variabel drainase dalam rangka mencegah terjadinya banjir.

Dalam segi penanganan korban, khalifah akan cepat tanggap, melibatkan warga yang tidak terdampak untuk bersama-sama, menyediakan logistik seperti obat-obatan, tenda, pakaian, makanan, minuman.

Hukum Islam yang tegas dan memberi efek jera akan meminimalisir terjadinya berbagai tindakan kesewenang- wenangan, seperti penggundulan hutan, menebangan pohon sembarangan dan lain-lain 

Itulah solusi Islam dalam menangani bencana banjir dengan didasarkan pada syariat Islam. Khalifah sadar semua perbuatan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Swt. Sehingga tidak semena-mena dalam membuat aturan. Memimpin adalah sebuah amanah dari Allah SWT untuk mengurus rakya.

Dengan demikian dunia sudah darurat bencana, dunia butuh kembali pada aturan yang shahih yaitu penerapan Islam yang menyeluruh adalah solusi tuntas dalam menyelesaikan berbagai masalah banjir. Ada aturan yang harus diperhatikan agar seluruh manusia dan alam semesta tetap dalam keadaan sejahtera, aman, dan penuh keberkahan.

Allah berfirman:
Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar. (TQS Ar-Rum 30 ayat 41).

Wallahu'alam bhiswab.


Oleh: Yani Riyani
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar