Topswara.com -- Diselingkuhi itu rasanya seperti ditusuk berkali-kali tetapi masih hidup, sakitnya berlapis. Nangis? Wajar wanita, itu bukan dosa.
Tarik napas, istighfar, biarkan air mata turun. Yang penting setelah itu, hati kembali berkata, "Ya Allah, Engkau tidak salah memilihkan ujian ini untukku."
Karena Sob, sebesar apa pun hancurnya perasaanmu, satu hal yang tidak boleh hilang, kesadaran bahwa semua ini adalah takdir Allah. Dan menerima takdir itu bukan hal kecil. Ia adalah ibadah hati yang hanya bisa dilakukan oleh hamba-hamba yang level imannya naik kelas.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah At-Taghabun ayat 11, “Tidak ada musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia memberi petunjuk kepada hatinya.”
Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa petunjuk hati itu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba yang mau menerima takdir dengan iman. Maka ketika kamu mulai tenang, mulai sadar bahwa semua ini rencana Allah, maka itu tanda bahwa hatimu sedang dituntun langsung oleh-Nya.
Imam Al-Ghazali berkata, “ridha adalah tingkatan tertinggi para pecinta Allah.”
Dan hanya pecinta Allah yang tahu bahwa ujian bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk meninggikan derajat.
Wanita yang diuji oleh pengkhianatan tidak lemah, justru mulia. Banyak orang mengira wanita yang diselingkuhi itu korban. Padahal dalam pandangan Allah, ia adalah pejuang yang sedang bertarung dalam medan jihad batin hampir setiap detik, menit, jam dan waktu.
Jika ia sabar, menjaga kehormatan, menahan diri dari drama dan aib, tidak membalas dengan keburukan (selingkuh balas selingkuh), maka itulah wanita yang derajatnya dijunjung tinggi oleh langit.
Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin tertimpa lelah, kesedihan, atau luka, kecuali Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari Muslim).
Jadi setiap air mata itu pahala. Setiap malam yang kamu kira gelap itu cahaya. Setiap sakit itu penghapus dosa. Kamu tidak kalah, kamu sedang menang, hanya saja kemenangan itu sedang diproses oleh Allah.
Wanita yang Menjadi Selingkuhan: Itu Bukan Takdir, Itu Keputusan
Berbeda dengan istri yang diuji tanpa memilih, wanita yang rela menjadi selingkuhan sedang memilih jalan maksiat. Allah berfirman, “Dan janganlah kalian mendekati zina”
(QS. Al-Isra: 32).
Bukan takdir, bukan garis hidup, tapi pilihan yang akan dihisab kecuali bertobat. Takdir adalah sesuatu yang menimpa tanpa kita minta. Sedangkan maksiat adalah sesuatu yang kita pilih sendiri. Maka jangan pernah samakan keduanya.
Oleh karena itu, jangan gantungkan hatimu pada manusia. Karena satu hal yang banyak wanita lupa bahwa manusia itu makhluk rapuh, kalau kamu gantungkan seluruh hatimu pada mereka, kamu akan jatuh bersama kerapuhannya.
Cinta manusia itu bisa berubah, tapi cinta Allah tidak pernah berubah. Perhatian manusia bisa pindah, tapi perhatian Allah tidak pernah berpaling. Manusia bisa mengecewakan, tapi Allah tidak pernah mengecewakan.
Nabi SAW menyampaikan pesan indah dalam hadis riwayat Muslim, “Aku (Allah) bersama hamba-Ku ketika ia mengingat-Ku.”
Artinya, ketika hatimu retak dan kamu tetap ingat Allah, Dia sangat dekat. Bukan cuma dekat, tapi Allah membersamai setiap sakit, setiap air mata, setiap langkahmu untuk bangkit.
Maka Sob, jangan mencintai manusia melebihi batas, nanti kamu kecewa. Cintailah Allah dulu, baru cintai manusia karena-Nya. Kalau Allah yang jadi pusat cintamu, kamu tidak akan hancur meski manusia mengkhianatimu.
Jadi kesimpulannya, diselingkuhi adalah takdir, kita tidak akan dihisab atas perbuatan suami. Sedangkan menjadi selingkuhan adalah pilihan sadar.
Istri yang sabar adalah pemenang sejati. Wanita yang menjadi selingkuhan harus segera bertobat dan wanita yang menyandarkan hatinya pada Allah, maka dialah yang paling kuat.
Karena pada akhirnya Sob, manusia bisa pergi, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan. Manusia bisa mengkhianati, tetapi Allah tidak pernah mengkhianati, manusia bisa mengecewakan, tetapi Allah selalu memenuhi.
Tidak ada luka yang sia-sia jika kamu bersabar. Tidak ada air mata yang hilang sia-sia jika kamu bertawakal. Tidak ada rasa sakit yang mubazir jika kamu kembali pada Allah.
Sebab menerima takdir dengan lapang dada adalah ibadah hati dan itu hanya mampu dilakukan oleh hamba-hamba pilihan calon penerima pahala tanpa batas lantaran kesabaran.
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan diberi pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar: 10). []
Oleh: Nabila Zidane
Jurnalis

0 Komentar