Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Marak Penculikan Anak, Bukti Hilangnya Fungsi Junnah


Topswara.com -- Akhir-akhir ini, dunia pendidikan diguncang dengan berita maraknya kasus penculikan anak. Sekolah-sekolah menghimbau para orang tua untuk meningkatkan pengawasan kepada anak saat bermain. Ketika pulang sekolah, anak-anak diminta untuk dijemput tepat waktu serta dijemput orang tua sendiri atau kerabat yang dikenal. 

Tentu hal ini membuat khawatir mayoritas orang tua, apalagi ada berita yang beredar tentang motif penculikan anak dan penjualan organ. Ngeri sekali, bagaimana kalau anak kita yang menjadi korban?

Di kutip dari Tempo.co. (31/1/23), berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) tahun 2022, angka kasus penculikan anak mencapai 28 kejadian sepanjang tahun tersebut. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 15 kejadian. 

Banyaknya kasus penculikan anak menandakan bahwa keamanan kian hari kian parah. Padahal, keamanan adalah faktor penting yang dibutuhkan masyarakat untuk hidup sejahtera. Rasa aman inilah yang membuat masyarakat produktif. Jika rasa aman telah hilang, maka kehancuran negara tinggal menunggu waktu. 

Jika kita lihat, munculnya kasus penculikan anak disebabkan oleh motif ekonomi. Kesulitan ekonomi hari ini memaksa manusia melakukan tindakan keji dan dengan teganya menculik anak-anak. Entah pada akhirnya orang tuanya diperas atau bahkan organ anaknya dijual. Intinya ujung-ujungnya penculik anak adalah untuk memperoleh uang. 

Sistem kapitalisme telah merusak berbagai sendi kehidupan manusia. Mulai dari carut marutnya perekonomian, rusaknya moral, meningkatnya kriminalitas dll. Lalu, apa yang dilakukan negara untuk mengatasi maraknya penculikan anak? 

Saat ini, negara hanya mengimbau kepada para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Seharusnya ada upaya lebih yang bisa dilakukan negara untuk memutus rantai penculikan anak ini. 

Negara seharusnya berperan sebagai junnah (pelindung) masyarakat dari bahaya yang muncul. Negara seharusnya menyelesaikan persoalan dari akarnya yakni mencabut sistem kapitalisme yang jelas-jelas menyebabkan carut marutnya ekonomi sehingga seluruh masyarakat dapat hidup sejahtera tanpa ada yang kesulitan ekonomi. 

Jika kesejahteraan telah melingkupi warga negara, tindak kriminalitas pun akan hilang. Negara juga melakukan patroli di setiap sudut-sudut kota guna menjaga keamanan. Serta pemberian sanksi yang tegas dan berat bagi pelaku penculikan anak. 

Demikian seharusnya tugas negara dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat. Jika dalam Islam seorang Khalifah wajib memberikan rasa aman yang sempurna kepada warga negara. Karena penguasa adalah junnah (perisai) yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ

”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan bertempur di belakang (mendukung) dan melindungi (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan lain-lain).


Oleh: Tri Endah Nugraheni, S.Pd
Aktivis Muslimah Sukoharjo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar