Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sudan Memanggil Kita


Topswara.com -- Konflik yang mendera muslimin di Gaza, Palestina belumlah reda muncul lagi konflik yang tak kalah mengerikan yaitu Sudan. Tidak kurang dari 1.500 warga Sudan meninggal dalam waktu tiga hari setelah penguasaan pasukan dukungan cepat (RSF) di el-Fasher.(Republika, 31 Oktober 2025). Jaringan dokter Sudan menggambarkan hal itu sebagai genosida nyata.

Konflik yang terjadi di Sudan sebenarnya telah berlangsung lama yaitu perebutan kekuasaan antara dua jenderal Abdel Fattah Al abuthan pemimpin militer sudan (SAF) dan Muhammad Hamdan Dagalo pemimpim kelompok Rapid Support Force (RSF) yang didukung oleh UEA.

Konflik ini tidak sekedar konflik antar etnis, disana ada keterlibatan negara adidaya yaitu AS dan Inggris, dengan melibatkan negara negara bonekanya yaitu zionis dan UEA, terkait rebutan pengaruh politik (proyek timur tengah baru AS) demi perampokan SDA yang melimpah ruah di Sudan.

Sudan, terutama bagian selatan memiliki
Cadangan minyak bumi, gas alam, emas, mineral industri seperti bijih besi, tembaga, kromit, mangan, gipsum, seng dan uranium.

Selain itu Sudan lahannya sangat subur memiliki potensi besar untuk pertanian seperti kapas, wijen, sorgum dan miket hingga Sudan dikenal sebagai keranjang makanan Afrika.

Negara adidaya kapitalisme dengan karakternya yang rakus ingin menguasai SDA Sudan. Dibuatlah berbagai skenario pecah belah dan menciptakan upaya licik dengan perang proxi yang kemudian didalihkan sebagai perang saudara antar etnik padahal sejatinya adalah penjajahan yang dilakukan oleh adidaya untuk merampok kekayaan alam Sudan.

Sudan menjerit memanggil saudaranya yang muslim, namun penguasa negeri muslim sibuk mengamankan kursi kekuasannya, merekapun tidak menghiraukannya, ukhuwah telah hilang, jadilah konflik Sudan ini berkepanjangan seakan tidak bisa diakhiri.

Inilah potret umat Islam yang hidup dibawah cengkraman kepemimpinan sistem kapitalisme global. Mereka menjadi korban kerakusan negara negara adidaya dan dipecah belah atas nama negara bangsa dengan para penguasa bonekanya, dan mereka dijauhkan dari identitas Islam yang sejatinya kunci kemuliaan dan kebangkitan Islam.

Sebelum datanganya sistem kapitalisme sekuler, Islam memiliki negara adidaya yang kuat menyatukan seluruh kaum muslimin di dunia dalam satu kepemimpinan yaitu khilafah, yang telah berkuasa kurang lebih tiga belas abad. Sejarah membuktikan umat Islam hidup dalam kesejahteraan.

Agar kaum muslimin terbebas dari cengkraman penjajah, satu-satunya jalan adalah umat Islam harus kuat dan mampu melawan kezaliman global adidaya saat ini yaitu dengan adanya kepemimpinan mendunia yang akan menjadi perisai yang melindungi dan menajaga umat dari ancaman penjajah kapitalis, perisai itu adalah khilafah.

Khilafah memang janji Allah namun tidak serta merta bisa tegak tanpa upaya memperjuangkannya oleh karenanya harus ada upaya penyadaran di tengah-tengah umat tentang urgensi khilafah sehingga umat Islam siap bersama sama mendakwahkannya dan memperjuangkannya. 

Karena khilafah tidak bisa diperjuangkan sendirian maka dibutuhkan adanya kelompok atau jamaah yang berkhidmat kepada Islam dan bergerak secara politik di seluruh dunia untuk menyatukan umat Islam. 

Dengan demikian umat Islam memiliki prisai yang melindunginya dari ancaman musuh serta mampu melawan kezaliman global yang dibuat oleh adidaya kapitalisme saat ini.

Allahu a'lam bish shawab.


Oleh: Dewi Asiya
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar