Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pergaulan Bebas Berujung Kohabitasi hingga Mutilasi


Topswara.com -- Kita sudah terlampau sering mendengar berita-berita pembunuhan dan tindakan kriminal di sekitar kita. Termasuk pembunuhan disertai mutilasi yang terjadi di daerah Mojokerto, Jawa Timur oleh seorang laki-laki kepada pacarnya di rumah kos mereka. 

Selaras dengan berita yang dibagikan oleh Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) di bawah Bareskrim Polri, kejadian ini berawal dari hubungan antara dua kekasih yang sudah berjalan beberapa tahun, sampai lulus dan bekerja. 

Hingga kemudian mereka memutuskan untuk hidup bersama di satu kos. Berdalih menghemat biaya hidup dan lebih saling mengenal menuju jenjang pernikahan. Inilah yang kita kenal sebagai kohabitasi (pusiknas.polri.go.id, 10/09/2025).

Selayaknya hidup bersama dalam sebuah rumah tangga, pastilah ada pertengkaran atau perselisihan di dalamnya. Rasa kecewa, marah, jengkel menjadi satu. Bedanya mereka belum berstatus suami istri. 

Dari sinilah awal mula tindak pidana tersebut muncul. Karena tidak segera dibukakan pintu ketika pulang bekerja, terjadilah kemarahan emosi si pria sehingga mengambil pisau dan menusuk sampai memutilasi kekasihnya.

Kapitalisme Mematikan Fitrah Manusia

Hidup kita sejatinya perlu pengaturan agar tenang dan bahagia. Ini tak tidak bisa didapatkan bila tidak diserahkan pada Sang Pemilik Kehidupan. 

Tidak adanya pemahaman terhadap ajaran agama membuat liberalisme merebak di sekitar kita. Banyak di antara anak muda yang malas atau takut mendalami ajaran agamanya karena sering dianggap sok alim, sok suci, dan sebagainya. 

Maka pemikiran para pemuda dan pemudi saat ini justru dimasuki oleh ajaran dari Barat yang notabene berlandaskan sekularisme dan liberalisme. Apa yang terjadi saat ini, berupa tindakan perzinaan, pembunuhan, pencurian, perampokan dan atau perampasan terus terjadi disebabkan oleh jauhnya pemahaman umat dari ajaran yang agung. 

Pergaulan bebas, kumpul kebo, dan campur baurnya interaksi lawan jenis yang bukan mahram sampai tindakan perzinaan, asusila, kriminalitas kian merebak di penjuru negeri ini. Hal ini karena kehidupan tidak lagi diatur oleh aturan Sang Pemberi Hidup yaitu Allah SWT. Saat ini kita tinggal dalam sistem kapitalisme yang membuat tatanan kehidupan rusak bahkan mematikan fitrah manusia. 

Islam Mencegah Pergaulan Bebas

Sebagai pencipta tentunya Allah tidak membiarkan manusia dalam kesesatan. Kita diberikan petunjuk dan aturan oleh-Nya agar jalan hidup kita menjadi lurus, terang dan benar. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Sikap memisahkan diri antara agama dan kehidupan merupakan penyelewengan dari fitrah kita. 

Dalam masalah pergaulan ini, Islam mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan secara terpisah kecuali pada hal-hal yang dibenarkan oleh syara'. Islam tidak akan membiarkan laki-laki dan perempuan tinggal bersama sebelum ada ikatan pernikahan yang suci. 

Pun dalam pergaulan sehari-hari Islam mengatur hubungan laki-laki dan perempuan infishal (terpisah). Hanya dalam hal pendidikan, kesehatan, tolong-menolong dalam kebaikan dan jual beli diperbolehkan ada interaksi antara laki-laki dan perempuan sesuai hukum syara.

Sebenarnya tidak hanya urusan pergaulan saja Islam mengatur hubungan. Dalam hubungan manusia dengan diri sendiri dan dengan manusia lain pun Islam mengatur semuanya. Kita sering mendengar istilah habluminallah dan habluminannaas. 

Islam adalah agama yang sempurna yang memiliki aturan sempurna. Ia berasal dari pencipta manusia dan alam semesta. Aturan yang akan membuat kita sejahtera dan tenang. 

Oleh karenanya, hendaknya kita senantiasa berusaha mempelajari dan mengamalkan perintah pencipta yaitu Allah SWT. Ketakwaan kita sebagai individu berperan di sini. 

Selain itu, adanya nasihat dan kontrol dari keluarga dan masyarakat juga ikut berperan dalam pembentukan pribadi yang takwa, saling mengingatkan dan nasehat-menasihati dalam kebaikan. 

Tak lupa juga ada peran birokrasi yang bisa menegakkan aturan sesuai perintah dan larangan dari pencipta alam semesta. Jika aturan Allah dilanggar maka akan mendapatkan sanksi seperti yang Allah dan Rasulnya tetapkan. 

Begitulah seharusnya terjadi kerjasama dan kesadaran secara pribadi, kontrol oleh masyarakat dan pengaturan oleh negara. Pendidikan adab dan akhlaq Islam, menegakkan hadis "malu sebagian dari iman" benar-benar dilaksanakan maka akan menjadikan negeri ini aman, tenang dan damai. Insya Allah. []


Oleh: Nur Yuniyati, S.E.I.
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar