Topswara.com -- Ada satu pepatah keren dalam bahasa Inggris yang sering wara-wiri di dunia motivasi, “never stop learning, because life never stop teaching.”
Kalau diterjemahin bebas ala emak-emak kocak, artinya, “jangan pernah berhenti belajar, soalnya hidup juga enggak pernah berhenti ngetes kita. Kadang tesnya open book, kadang tiba-tiba pop quiz tanpa kisi-kisi.”
Dan itu bener banget, Sob. Hidup tuh semacam guru killer. Bedanya, kalau di sekolah kita bisa ngeles, “Bu, saya lupa bawa PR.” Nah kalau hidup? Halah, mana bisa ngeles. Lagi asik scrolling TikTok, tiba-tiba saldo rekening habis padahal gajian masih seminggu lagi. Itu pelajaran tentang manajemen keuangan.
Lagi bahagia, tiba-tiba dapat kabar nggak enak. Itu pelajaran tentang kesabaran.
Ilmu Itu Wajib, Bukan Hanya Opsional
Dalam Islam, belajar alias thalabul ‘ilmi bukan sekadar aktivitas biar keliatan keren atau bisa kasih caption ala motivator.
Rasulullah SAW bersabda, “menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah).
Tuh kan, sabda Rasulullah, mencari ilmu itu kewajiban, bukan “pilihan kalau lagi mood.”
Imam Al-Ghazali pernah mengatakan, “ilmu itu lebih utama daripada harta. Ilmu menjaga engkau, sedangkan harta engkau yang menjaganya.”
Artinya, kalau kita punya ilmu, kita bisa mengatur hidup. Tetapi kalau cuma punya harta tanpa ilmu, siap-siap aja hartanya yang ngatur kita, kadang sampai jadi budak dunia.
Belajar Itu Ladang Pahala
Nabi SAW bersabda, “apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim).
Lho, keren banget kan? Artinya, ilmu yang kita pelajari dan bagikan nggak bakal basi kayak gorengan semalem. Justru pahalanya ngalir terus, bahkan setelah kita wafat.
Hidup Adalah Madrasah
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nizham al-Islam menegaskan bahwa Islam adalah mabda’ (ideologi) yang menyatukan akidah dengan syari’ah, sehingga mengatur seluruh aspek kehidupan.
Maka menuntut ilmu bukan cuma tentang fiqih wudhu atau tajwid, tapi juga ilmu tentang ekonomi, politik, sosial, supaya kita enggak gampang dibohongi sistem sekuler. Karena, kata beliau, akar masalah umat Islam hari ini adalah ketika Islam ditinggalkan sebagai sistem hidup.
Nah, kalau kita nggak belajar Islam kaffah, ya ujung-ujungnya gampang kebawa arus.
Belajar Itu Nggak Harus Ribet
Kadang orang mikir, “belajar tuh harus duduk di kelas, pake buku tebel, sama dosen killer.”
Padahal enggak juga. Belajar bisa dari mana aja. Lagi masak, belajar sabar karena minyak panas suka iseng nyiprat. Lagi di jalan, belajar tawakal karena macet enggak ada habisnya.
Tetapi tentu, belajar utama adalah dari Al-Qur’an, hadis, dan ulama. Dari situlah kita ngerti arah hidup ini harus kemana. Kalau nggak, bisa-bisa kita belajar banyak hal tapi nggak ngerti buat apa. Kayak orang hafal semua nama brand skincare tetapi lupa nama surat di Al-Qur’an. Eh, jangan ketawa, itu banyak kasus nyata lho.
Jadi Sob, kalau hidup enggak pernah berhenti ngasih pelajaran, jangan pernah berhenti juga buat belajar. Ilmu itu cahaya,
kata Imam Asy-Syafi’i, “ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.”
Artinya, selain rajin belajar, kita juga harus jaga diri dari maksiat biar ilmu yang kita dapat membawa berkah.
Jangan males. Jangan nunggu tua. Jangan nunggu kaya dulu baru belajar. Karena belajar itu bekal hidup, bahkan bekal mati. Kalau hidup adalah sekolah, maka kuburan itu hasil ujian. Dan yang nilainya lulus, ya yang serius belajar di dunia.
So, mari kita jadi life-long learner versi Muslim kaffah, yaitu belajar terus, upgrade iman, upgrade ilmu, dan jangan lupa, semua demi ridha Allah Ta'ala.[]
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
0 Komentar