Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kurikulum Cinta Kemenag Buah Sistem Sekuler


Topswara.com -- Setelah diangkat menjadi Menteri Agama Nasruddin Umar merilis Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan sepiritual. 

Kurikulum ini tidak terfokus hanya pada transfer ilmu, tetapi juga bertujuan menanamkan nilai-nilai cinta, kebersamaan dan tanggung jawab ekologis sejak dini. 

Nasruddin Umar menyebut KBC sebagai langkah transformasi besar dalam ekosistem pendidikan nasional, ia mengambil langkah ini karena meyakini pendidikan adalah pintu masuk untuk perubahan sosial yang lebih mendalam dan tahan lama. 

Menurutnya kurikulum hadir sebagai respons terhadap krisis kemanusian, intoleransi dan degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Kemenang.go.id(24/07/2025)

Sekilas ketika dilihat kurikulum cinta ini dari namanya saja sudah nampak mempunyai gagasan yang sangat baik, dan sudah menekankan aspek-aspek sosial yang mendasar, tetapi benarkah demikian? 

Setelah kita cermati dengan baik fakta-fakta dan nilai-nilai yang dimuat didalamnya, ternyata KBC mengandung bahaya yang mengancam kaum terpelajar. Karena yang mereka kira menjadi wajah baru pendidikan Islam malah menanamkan nila-nilai yang tidak sesuai ajaran Islam.

Diantrannya deradikalisasi sejak dini, ini merupakan upaya untuk mengubah pandangan seseorang yang menganut paham radikal untuk lebih moderat yang bertujuan untuk mencegah menyebarnya paham radikal. 

Kurikulum ini juga mengajarkan bagaimana menjadi seseorang yang saling menghargai tanpa meninggalkan keyakinannya masing-masing.

Dari segala bentuk gagasan yang diemban menjadi jelas, bahwasannya mereka ingin menanamkan sikap toleransi yang mendarah daging. 

Didikan seperti ini mampu menjadikan seseorang itu acuh tak acuh pada agama yang dianutya. Dan menghasilkan generasi muslim yang keras kepada sesama muslim dan berlemah lembut kepada non-muslim. 

Dengan itu orang-orang yang hendak menerapkan islam kaffah diberi label radikal dan ekstrim, mereka dimusuhi, dipersekusi, pengajian dibubarkan dan lain-lain dengan alasan membahayakan persatuan dan kedaulatan Indonesia. 

Sebaliknya, non-muslim mereka diperlakukan dengan hormat bahkan lembut dan santun. Sampai-sampai rumah ibadahnya dijaga dan mereka bahkan ikut merayakan hari raya bersama.

Seperti inilah buah kurikulum cinta berasasakan sekuler karena menjauhkan generasi dari peraturan agama, yang seharunya agama menjadi sumber peraturan yang diberlakukan manusia, beralih menjadi identitas semata.

Disisi lain kurikulum yang terus diubah setiap pergantian kekuasaan tidaklah efektif untuk diimplementasikan. Namun faktor utama ketidakefektifan kurikulum saat ini bukan karena pergantian yang terus-menerus, melainkan metode dan gagasan yang disusun. 

Mereka menjadikan akal sebagai sumber penyusunan kurikulum pendidikan dan semua hukum-hukum, padahal sekulerisme adalah ide yang salah dan bathil. 

Berbeda halnya dengan Islam, dalam kepemerintahan Islam, khalifah dan aparat negara yang lain sangat berhati-hati dalam penyusunan kurikulum.

Negara memastikan tidak ada pemahaman-pemahaman asing yang masuk dan gagasan-gagasan yang dimuat tidak keluar dari asasnya, yaitu akidah Islam, karena Islam menetapkan kurikulum harus berbasis akidah Islam bukan yang lain, bersamaan dengan itu pendidikan merupkan bidang strategis bagi kehidupan bangsa. 

Oleh karena itu negara diwajibkan menjaga akidah rakyatnya, diantaranya dengan menjadikan akidah Islam sebagai asas negara, dengan itu akidah ummat menjadi kuat. 

Bila akidah kuat, mereka akan taat serta totalitas kepada syariatullah. Sehingga mampu menyelesaikan semua permasalahan dalam kehidupan. 

Wallahu’alam.


Oleh: Alma Zayyana 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar