Topswara.com -- Setiap tahun lulusan sekolah di berbagai daerah di Indonesia terus ada, dan setiap lulusan entah itu sarjana atau sekolah menengah atas yang tidak melanjutkan pendidikan berharap secepatnya mendapatkan pekerjaan, apalagi laki-laki yang mempunyai tanggung jawab terhadap keluarganya.
Mereka sibuk membuat surat lamaran dengan berbagai syarat yang harus dilengkapi dan dipastikan setiap membuat surat lamaran pekerjaan ada biaya yang harus dikeluarkan.
Namun apakah akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan? Sedangkan lapangan pekerjaan sedikit bahkan nyaris tidak ada?
Seperti yang terjadi di kabupaten Bandung, ratusan pencari kerja dari berbagai daerah di Kabupaten Bandung mendatangi Job Fair yang diselenggarakan Pemerintah kabupaten di UPTD BLK Manggahang, mereka datang dari berbagai penjuru, dengan harapan ada lowongan pekerjaan bagi mereka.
Mereka berpakaian rapi serba putih hitam, membawa map lamaran. Wajah-wajah penuh asa itu berkumpul di satu titik yaitu job fair yang diselenggarakan Pemerintah kabupaten Bandung. Detikjabar.com (30/07/2025).
Seharusnya pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat memperhatikan jumlah lowongan pekerjaan yang disediakan, mengingat saat ini angka pengangguran sangat tinggi, baik pengangguran karena PHK ataupun lulusan baru, lowongan pekerjaan bisa dari berbagai sektor sumberdaya alam yang dikelola oleh negara yang akan menyerap banyak tenaga kerja.
Seperti dalam industri pertambangan, pengelolaan migas dan lain-lain, bukan diserahkan kepada individu, ormas atau kepada swasta, asing dan aseng yang jelas akan menguntungkan segelintir orang saja.
Dalam hal ini pemerintah tidak serius memberikan solusi untuk para pencari kerja, mereka seakan diberikan harapan dengan adanya job fair namun tidak memberikan jaminan mereka yang antre mendapatkan pekerjaan.
Alih-alih memberikan solusi justru memberikan harapan palsu, karena mengatasi pengangguran bukan hanya dengan adanya job fair, namun keseriusan negara adalah menghadirkan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.
Inilah pemerintah dalam sistem kapitalisme sekularisme, yang berasaskan manfaat, dimana negara berfungsi hanya sebagai regulator saja, tanpa ada keseriusan memberikan jaminan kesejahteraan bagi rakyatnya,
pemerintah juga hanya melayani kepentingan individu terutama mereka yang mempunyai modal besar untuk pengelolaan sumberdaya alam.
Berbeda halnya dengan Islam, Islam mempunyai solusi tuntas mengatasi pengangguran yang bersifat sistemik, dan wajib di laksanakan oleh negara.
Pertama, kerja adalah fardhu kifayah dan tanggung jawab negara. Islam mendorong individu bekerja untuk mencukupi nafkahnya, karena kewajiban mencari nafkah adalah kewajiban seorang suami atau seorang ayah, tetapi jika ada warga yang tidak mampu bekerja atau tidak mendapatkan pekerjaan, negara wajib menjamin (fardhu kifayah).
Kedua, hak atas produksi dan lahan, Islam memberikan hak kepada setiap warga negara untuk memiliki dan mengelola alat kerja : tanah, alat, keahlian, modal, dan pasar. Negara tidak boleh membiarkan penguasaan sumberdaya oleh segelintir elit atau asing.
Ketiga, negara sebagai fasilitator dan penjamin kehidupan. Negara membangun infrastruktur, memberi modal (tanpa riba), membuka akses pasar dan memastikan distribusi kekayaan berjalan adil.
Strategi Islam mengatasi pengangguran diantaranya, distribusi lahan produktif seperti tanah mati diberikan kepada siapapun yang mampu mengelolanya. Lahan yang ditelantarkan 3 tahun dicabut oleh negara diberikan kepada pihak lain.
Selanjutnya pembangunan industri rill bukan sektor riba, negara Islam mengembangkan pertanian, industri barang, perdagangan halal. Ada juga baitul maal, sebagai penyedia modal dan insentif. Baitul maal memberikan modal kerja tanpa bunga bagi rakyat miskin atau penganggur yang mau bekerja. Dan lain-lain.
Semua itu akan mewujudkan masyarakat sejahtera dibawah naungan khilafah, untuk itu mari kita berjuang bersama mewujudkan tegaknya institusi khilafah rasyidah 'alaa minhajjin nubuwah.
Wallahu'alam bishawab.
Oleh: Ade Siti Rohmah
Aktivis Muslimah
0 Komentar