Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kekerasan pada Anak Tak Kunjung Redam, Solusi Tuntas Hanya dengan Sistem Islam


Topswara.com -- Kasus kekerasan pada anak yang terus bergulir baik secara fisik maupun dalam bentuk kekerasan seksual kian memburuk. Bahkan data seakan-akan tak mampu membendungnya. 

Selain keamanan yang minim, perlindungan pada anak di luar rumah, kasus kekerasan seksual di lingkungan keluarga cukup tinggi ke-2 sebanyak 2.707 setelah lingkungan pacar/teman. 

Artinya, orang tua juga menjadi predator seksual termasuk rentetan kasus inses oleh anggota keluarga sendiri yang cukup melambung di Indonesia. Tak heran jika anak-anak dan generasi muda terdampak kerusakannya. Karena benteng pelindung utama yang seharusnya berasal dari keluarga justru pupus dan terkhianati oleh orang yang mampu menjadi “rumah” bagi anak-anak. 
 
Ada banyak variabel yang mendorong orang-orang di sekitar anak-anak untuk melakukan aksi kekerasan seksual pada anak, yaitu faktor ekonomi, kedewasaan, emosi, hingga rusaknya moral yang tidak dilapisi oleh pemahaman iman. 

Para orang tua hadir dalam kehidupan anak-anak tidak mengawali perannya dengan pembelajaran, menata emosi, hingga akhirnya mengedepankan hawa nafsu. Sehingga dampaknya anak-anak menjadi pelampiasan kemarahan, kekesalan, hingga wadah meluapkan emosi, sehingga gelar menjadi orangtua sebatas label saja. 
 
Bahkan kejadian seperti di Riau, tega Ibu merekam aksi suaminya menyiksa balita mereka berumur 2 tahun sambil menertawai anaknya hingga akhirnya balita tersebut tewas setelah berulang kali menjadi korban penyiksaan. "Pengakuan tersangka sakit hati karena korban sering rewel dan menangis," ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kuansing, AKP Shilton saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp (kompas.com, 14/6/2025).
 
Sistem kehidupan sekularisme dan kapitalisme gagal menjadikan para orang tua memahami perannya untuk anak, tidak mengerti cara mendidik hingga mengasuh anak. Dalam sistem ini bahkan mampu menghilangkan fitrah orang tua yang berkewajiban melindungi anak. Bahkan faktor terjadinya kekerasan pada anak karena himpitan ekonomi menjadi alasan besar orang tua menelantarkan anaknya. 

Orang tua sibuk bekerja, anak-anak tidak mendapatkan perhatian khusus dari mereka, bahkan anak bersama dengan anggota keluarga lain yang mungkin tidak mampu untuk dipercaya dan memberikan pengaruh buruk.
 
Sebenarnya Indonesia memiliki bentuk undang-undang untuk perlindungan anak atas kekerasan seksual pada anak, dan peraturan pembangunan keluarga, sayangnya itu semua tidak mampu menuntaskan persoalan kekerasan pada anak. 

Karena undang-undang dibangun bersumber dari ruh sistem yang berasal dari manusia yang serba terbatas, sehingga tidak mampu menyelesaikan masalah dari akarnya. Sehingga masalah semakin kompleks dan saling tumpang tindih.
 
Islam sebagai satu-satunya solusi terbaik mampu menyelesaikan segala persoalan keluarga, penerapan Islam secara sempurna dan menyeluruh untuk menjamin terwujudnya ketenteraman, kesejahteraan jiwa, memuaskan akal, dan terjaganya iman dan taqwa kepada Allah SWT langsung.

Fungsi keluarga yaitu menjadi “rumah” dan pelindung bagi anggotanya, saling menyayangi, melindungi, memberikan hak-hak yang paling baik. 

Negara akan memberikan edukasi para individu sebelum dan sesudah berkeluarga dengan bekal ilmu kepribadian Islam, dan menguatkan peranan tiap anggota keluarga sesuai dengan Islam. Sehingga keluarga yang tercipta adalah keluarga yang shalih dan penuh komitmen untuk melaksanakan kewajibannya sebagai keluarga. 

Negara juga akan melakukan edukasi yang terintegrasi serta komprehensif dalam sistem pendidikan maupun melalui media informasi lewat departemen penerangan khilafah. 

Semua itu mampu terwujud jika pelaksana Islam secara kaffah mampu diterapkan sehingga kehidupan akan menjamin ketahanan keluarga yang kuat, hebat, dan berkualitas sehingga mampu mencegah terjadinya kekerasan pada anak. Anak hidup nyaman, aman, dan tenteram hanya dalam naungan khilafah. []


Oleh: Mislannada Fiddaraini, S.Hum. (Aktivis Dakwah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar