Topswara.com -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat laporan perundungan 2.621 kasus, di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sepanjang 2025. Irjen Kemenkes Murti Utami mengungkapkan, dari total data laporan yang masuk, sebanyak 620 masuk kategori perundungan (bullying) (idn.times, 22/04/2025).
Belum lama ini, kasus perundungan kembali viral di media sosial. Seorang anak berusia delapan tahun di Indragiri Hulu, Riau, diduga menjadi korban perundungan teman sekolahnya. Bocah tersebut meninggal akibat luka pada ususnya (tempo.co, 08/06/2025).
Seorang anak berlumuran darah di kepalanya usai ditendang hingga terbentur batu, lalu diceburkan ke dalam sebuah sumur di Kampung Sadang Sukaasih, Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
Kejadian tersebut berujung viral di media sosial. Kejadiannya bermula saat ia bersama dua orang temannya dan seorang pria dewasa lainnya, berkumpul di Kampung Sadangasih. Kemudian korban dipaksa oleh kedua temannya dan satu orang dewasa tersebut, untuk menenggak tuak (cnnindonesia, 26/06/2025).
Inilah petaka dari sistem pendidikan sekuler saat ini. Semua ini berawal dari penerapan sekularisme di lingkup pendidikan yang meminggirkan Islam sebagai aturan kehidupan.
Sekularisme telah menjadikan agama hanya sebatas pelajaran pelengkap di sekolah, bukan menjadi titik pusat pendidikan yang bidang lainnya berputar mengikuti poros agama (Islam).
Agama hanyalah sebatas pelajaran formal yang diajarkan di sekolah dengan jam minim. Kalaupun porsi agamanya banyak seperti sekolah-sekolah berbasis Islam, ini juga tidak menjamin perundungan tidak terjadi.
Berkali-kali negeri ini berganti kurikulum, tetapi faktanya output pendidikan tidak menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Krisis adab yang merajalela, penurunan kualitas moral merebak, dan generasi jatuh pada jurang kenistaan yang terlalu parah.
Revolusi mental dan program Nawacita berbasis pendidikan karakter yang dibangga-banggakan juga tidak bisa menghadapi problematik pendidikan yang semakin rumit. Sebaik apa pun program pendidikan, jika pendidikan masih berasaskan sekuler, tidak akan terwujud generasi yang berkualitas.
Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan sekuler gagal mewujudkan generasi harapan. Apa kontribusi positif pendidikan sekuler bagi generasi ini? Boleh jadi sistem pendidikan sekuler mewujudkan generasi berprestasi dalam akademik, tetapi mereka juga menjadi generasi yang individualis, kapitalistis, dan mendewakan materi sebagai tujuan hidup. Wajar jika perilaku manusia beriman dan bertakwa tidak tampak pada generasi sekarang.
Lantas bagaimana solusi menurut Islam?
Ada tiga pihak yang harus bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan perundungan. Seperti apa perannya?
Pertama, menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Porsi Islam dalam pendidikan harus banyak dan berpengaruh, bukan sebagai pelengkap materi ajar semata. Sistem ini tidak akan berjalan tanpa sistem politik ekonomi yang berdasarkan syariat Islam.
Dengan politik ekonomi Islam, negara dapat membangun fasilitas dan sarana memadai yang dapat menunjang KBM di sekolah.
Kedua, kontrol dan pengawasan masyarakat dengan kewajiban berdakwah amar makruf nahi mungkar. Jika peran masyarakat berfungsi optimal, setiap kemaksiatan tidak akan ditoleransi atau dimaklumi karena masyarakat membiasakan diri untuk peduli dan saling menasihati.
Ketiga, fungsi negara sebagai penjaga dan pelindung generasi dari berbagai kerusakan harus menyeluruh. Negara harus melarang segala hal yang merusak, seperti tontonan berbau sekuler dan liberal, media porno, dan kemaksiatan lainnya. Negara akan memberlakukan sanksi berdasarkan syariat Islam.
Negara adalah penyelenggara pendidikan. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan gratis dan berkualitas. Dengan layanan pendidikan yang gratis, beban ekonomi akan berkurang sehingga para ibu bisa fokus mendidik anak mereka dengan nyaman di rumah tanpa harus bekerja membantu ekonomi keluarga.
Namun, tiga pihak ini tidak akan bisa berjalan secara efektif jika tidak didukung adanya sistem yang berlandaskan pada ideologi yang benar, yaitu Islam.
Ketiga pihak ini akan menjalankan peran dan fungsinya secara efektif manakala sistem Islam diterapkan secara kaffah. Kunci suksesnya adalah ada pada sistem Islam yang dijadikan landasan dalam menyelenggarakan politik pendidikan secara menyeluruh. []
Oleh: Vitriyani
(Aktivis Dakwah)
0 Komentar