Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Indonesia, Islam, dan Ilmu Pengetahuan


Topswara.com -- Ilmu pengetahuan yang diusung oleh Dunia saat ini telah dipaksakan berakar dari pemahaman barat tentang konsep eksistesial manusia itu sendiri.

Teori evolusi naturalis yang sarat dengan pemahaman materialis telah mewarnai semua cabang ilmu pengetahuan untuk membedah misteri alam semesta demi memenuhi segala kebutuhan hidup manusia. 

Akibat dari pemahaman tersebut, maka kita saksikan hari ini bahwa eksplorasi alam dan eksploitasinya hanya dimaksudkan untuk memenuhi nafsu keserakahan manusia alih-alih agar bisa memahami alam dan hidup berdampingan secara sinergis dengan alam dimana manusia hidup didalamnya. Hal ini tentu saja berseberangan dengan Islam. 

Islam dan Pengetahuan

Islam telah di disain oleh Sang Pencipta Alam Semesta agar menjadi Ideologi umat manusia di akhir jaman ini. Oleh karena itu, seorang Muslim wajib menjadikan Islam sebagai identitasnya dimanapun dia berada. 

Tanpa memahami dengan baik identitasnya, seorang Muslim tidak akan memiliki efikasi berkaitan dengan tugasnya sebagai pemimpin dan pengatur atau sebagai khalifah dibumi. 

Kehidupan Islam dibangun dengan pondasi aspek kerohanian, yaitu bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan adalah fakta penciptaan. Dari konsep ini, ilmu dan pengetahuan dibangun untuk membedah misteri alam demi menjalankan tugas mereka di akhir zaman. 

Oleh karena itu untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, manusia harus menyesuaikan diri dengan perintah dan larangan dari Sang Pencipta Alam Semesta, yaitu Allah SWT. Dari sinilah segala ilmu dan pengetahuan dunia Islam seharusnya berakar. 

Indonesia dan Budaya Berpikir

Selaras dengan Islam, orang Indonesia secara primordial juga menggemari pengetahuan. Mereka bahkan senang untuk berdiskusi dan ber diskursus tentang sesuatu yang bagi orang lain dianggap diluar jangkauan akal. Inilah kemudian oleh barat disebut sebagai pseudo Science. 

Begitulah potensi wisdom yang dimiliki orang Indonesia dimana manusia, kehidupan dan alam semesta menjadi laboraturium abadi dan sumber pengetahuan mereka selama berabad-abad lamanya. Dengan kebijaksanaan tersebut, negeri kepulauan ini bisa survive hingga sekarang. 

Berdiskusi dengan orang Indonesia menggunakan kedalaman makna dan kompleksitas filosofisnya membuat kita bisa mengarungi samudera Meta kognitif yang selama ini ditinggalkan oleh budaya empiris dari akar pengetahuan barat yang materialis.

Cara mereka hidup berdampingan dengan alam berakar dari konsep hidup bahwa dunia ini hanya sementara, berseberangan secara diametral dengan budaya barat yang materialis sehingga bertendensi gaya hidup hedonis. 

Indonesia dan Islam

Sebelum abad 14, Indonesia dan Islam belum memiliki hubungan yang signifikan. Peradaban mereka berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan kebudayaan yang mereka ciptakan dan tradisi keilmuan yang berbeda satu sama lainnya. 

Namun setelah kedatangan utusan kekhilafahan Ustmani, tradisi keilmuan mereka kemudian saling beradaptasi dan bersinergi. Karena sama-sama dibangun dengan konsep dan pemikiran mendasar, pada akhirnya terbentuklah sebuah perpaduan yang saling mengisi. 

Islam dan Kekuasaan

Sayangnya, para penguasa yang senantiasa berganti pada setiap suksesi kepemimpinan di Indonesia adalah orang-orang yang telah menjadikan pemikiran barat sebagai akar dari semua pengetahuan yang pada akhirnya dicerminkan dalam sikap, tindakan dan kebijakan. 

Itulah mengapa kerusakan akhirnya terjadi baik di laut maupun di darat atas ulah tangan manusia, tanpa adanya pencegahan dari pihak yang terpilih menjadi penguasa. Manusia yang seharusnya hidup berdampingan dengan alam, berubah menjadi predator sumberdaya alam. 

Pembiaran kerusakan oleh penguasa sama sekali bertentangan dengan Islam. Padahal Islam tidak bisa dipisahkan dari politik dan kekuasaan. Orang Indonesia yang dahulu pernah bersinergi dengan pemahaman Islam, sekarang hidup menderita dengan kerusakan alam yang disebabkan oleh kebijakan penguasanya. 

Islam sendiri bukan sekedar agama ritual, tapi didalam Islam ada aspek ritus ritual yang selama ini difahami orang awam sebagai agama. Aqidah Aqliyah yang di atasnya dibangun sistem hidup adalah definisi dari Ideologi itu sendiri. Artinya saat ini kita tidak menganut Ideologi Islam. 

Urgensi Dakwah Pemikiran Islam

Fokus dakwah Islam hari ini haruslah dakwah pemikiran. Dengan dakwah pemikiran, umat Islam bisa kembali memahami Islam dan menjadikan Ideologi Islam sebagai akar dari segala pengetahuan. Setelah mereka teredukasi dengan Islam, maka standar baik-buruk, cinta-benci dan benar-salah adalah standar Islam.

Setelah pemikiran dan perasaan mereka sesuai dengan Islam, maka mereka akan menuntut untuk diterapkannya Islam sebagai aturan formal dalam kehidupan. Dengan itu mereka akan bersama-sama berusaha untuk menerapkan Islam untuk mengganti sistem hidup yang merusak manusia dan alam. 

Dakwah Politik Islam

Aktifitas untuk menghantarkan Islam pada kekuasaan dan menjaga agar hanya Islam yang diterapkan adalah aktifitas politik. Jadi dakwah politik sejatinya adalah dakwah pemikiran agar Islam diterapkan secara formal dan menjadi payung legal untuk mengatur kehidupan. 

Inilah dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, ketika beliau mendapatkan wahyu untuk menetapkan Islam. Karena situasi dan kondisi saat ini serupa, yaitu tidak diterapkannya Islam, maka sudah seharusnya hari ini kita memperjuangkan Islam untuk sampai pada kekuasaan. 

Konsep dan metode yang kita adopsi tentu saja harus bersumber dari sirah Nabi dan bersih dari pemikiran lain yang mengotori. Dengan itu, maka tugas umat Islam di akhir jaman ini bisa dipenuhi dengan sempurna. 

Khatimah

Bagi orang Indonesia, menjadi seorang Muslim adalah rizky yang luar biasa yang harus disyukuri. Dengan Islam, tradisi berfikir yang diturunkan oleh nenek moyang kita bukan hanya bermanfaat bagi kehidupan dunia, bahkan bagi kebahagiaan di akhirat nanti. 

Kebangkitan suatu bangsa, ditentukan dari kebangkitan berfikirnya. Konsep pemikiran Islam terhadap kehidupan ini akan menjadi daya dorong kebangkitan menuju kebangkitan yang benar. 

Apakah belum tiba saatnya umat Islam di Indonesia untuk sadar dan bangkit menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dan pengaturan dunia? 

Wallahu A'lam bish Shawwab.


Trisyuono D. 
(Aktivis Muslim)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar