Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Titik Buta Seorang Wanita

Topswara.com -- Wanita ibarat cuaca yang susah diprediksi, sebab dengan mudah mood berganti. Wanita juga menolak lupa, paling handal mengungkit kesalahan, ironi lupa introspeksi diri.

Menariknya, Imam Ibnu Katsir mengomentari bahwa wanita itu sur'atu inqilaabihaa, yaitu cepat berubah-ubah. Sangat relate dengan realitas yang ada, ketika hati wanita diliputi kecewa seketika mood-nya berubah. Namun, dalam waktu bersamaan, datang kabar gembira yang dinanti atau bahkan tidak terduga, seketika itu air mata berkamuflase menjadi tawa.

Rumit memang! Rasanya, mengikuti webinar tiga hari tiga malampun, tidak akan cukup untuk memahami wanita. Mustahil!

Sekarang, manusia hidup di era digital nativ, era serba-serbi canggih dan terkini itu siap saji. Semua bisa diakses dengan sekejap, ibarat sulap yang menyihir penonton. Meskipun terkesan modern, ironi di balik layar muncul fenomena memporak-porandakan generasi peradaban, terkhusus wanita. Wah, terkesan peringatan serius guys.

Bebas Tanpa Batas

Ingatkah fenomena siswi ramai-ramai ajukan dispensasi nikah? Diduga hamil di luar nikah. Ish...ish... Generasi sekarang memang bar-bar. Trend joget-joget platform TikTok juga menghiasi dunia media sosial, belum lagi wanita yang terjerat Fear of Missing Out (FOMO) dan gaya hidup hedon. 

Akhirnya menjadikan pinjol sebagai jalan pintas menuju gerbang tol mimpi-mimpi ilusi. Parahnya lagi, marak sisiwi/mahasiwi tersandung skandal 'open booking online', di anggap jalan ninja memperoleh uang banyak dalam sekejap. 

Sehingga wajar jika populasi penyakit kelamin itu meningkat, berdasarkan data paling ter-update, Staff Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Karawang Yana Aryana membeberkan, terjadi lonjakan signifikan pasien dengan penyakit AIDS/HIV di Karawang, sekitar 824 pasien. 

Mirisnya, mayoritas adalah usia produktif baik pria maupun wanita. Naudzubillah... Catat ya guys, di Karawang! Wilayah Sahabat Smart loh, bukan lagi ngomongin Minang nan jauh di mato. (Ayo Karawang, 16/12/2024)

Belum lagi, fenomena fantasi sedarah yang menghebohkan jagad maya. Selain grub fantasi sedarah di platform Facebook yang secara transparan berbagi pengalaman praktik inses, didapati juga remaja kakak beradik tersandung kasus inses hingga melahirkan anak. Naas, malang nasib anak hingga meninggal, dan parahnya jasad bayi dikirim melalui ojol. (Detik News, 12/5/2025)

Pantas saja, Rasulullah SAW. sudah memberikan kita bocoran, bahwasanya kaum wanita yang akan mendominasi neraka. Tempat pulang yang paling mencekam dan menakutkan. Tetapi, jika melihat dengan realitas yang ada, kemunduran kaum wanita sekarang menunjukkan hadis ini sangat relate. Terlebih, Imam Ibnu Katsir mengomentari bahwa wanita itu gholabatu masyaa'iriha yaitu dikuasai oleh perasaan. 

Jangan ya guys ya, jangan biarkan perasaan mendominasi diri kita hingga hilang kendali. Tetapi, bagaimana jika logika yang menjadi ranah kendali diri wanita? Akankah, merubah realitas?

Otak Pria versus Wanita

Guys, ternyata secara ilmiah otak manusia didesain menjadi dua bagian, yaitu otak kanan serta otak kiri. Uniknya, Roger W. Sperry meneliti kedua komponen tersebut, yang ternyata memiliki peran masing-masing. Otak kanan memiliki tanggung jawab atas sisi kreatif manusia dan mengendalikan tubuh bagian kiri. 

Sedangkan, otak kiri bertanggung jawab untuk mengendalikan logika, penalaran, fungsi bicara, serta mengendalikan tubuh bagian kanan.

Funfact, di antara otak kanan dan otak kiri terdapat lapisan penghubung yang disebut korpus kalosum. Nah, menariknya wanita memiliki korpus kalosum yang lebih tebal, sehingga wanita bisa memiliki hingga 30 persen lebih banyak koneksi diantara otak kanan dan kiri, dibandingkan pria. 

Berdasarkan fakta ini, wanita bisa melakukan beberapa aktivitas yang berbeda dalam satu waktu atau multitasking. Amazing!

Ironis, hal ini sering menjadi dalil kaum wanita, bahwa 'wanita layak jadi pemimpin' atau 'wanita independen itu idaman'. Wah..wah, ngeri-ngeri sedap guys. Wanita jika mengedepankan perasaan, berakhir zina. Tetapi, jika mengedepankan logikanya, berujung nuntut kesetaraan. Intinya, sama-sama mendatangkan malapetaka.

Bersaing Lintas Gender

Apa yang terlintas di benak teman-teman, jika mendengar istilah wanita karir? Yes, tepat! Beragam julukan keren akan disabet oleh sosok tersebut, dari multitasking, idaman, sampai bikin insecure. Sebaliknya, wanita yang fokus ibadah dan meninggalkan gemerlap dunia berbalut dosa dicap sadis. Keblinger, memang!

Padahal, jika peran wanita didesain tidak sesuai fitrah, akan menjadi sumbangsih sejuta kemaksiatan. Sebab,  pemahaman modern tanpa validasi Islam akan melahirkan kerusakan dan menjadi biang masalah.

Contoh sederhana, Islam mengajarkan wanita untuk memiliki rasa malu, sebab malu dan iman senantiasa bersama beriringan. Saling bersangkutan dan tidak bisa dilepaskan! Analogi sederhana, ketika rasa malu dicabut dari wanita. Akhirnya wanita dengan percaya diri menanggalkan jilbabnya, bersolek, dan berlenggak-lenggok memikat pria, dan zina merebak kemana-mana.

Wanita terlahir membawa fitrah mulia, yaitu pemelihara. Itu sebabnya, wanita mampu melahirkan dan mendidik anak menjadi pemimpin, tetapi tidak layak memimpin. Gimana, nih maksudnya? Ingat ya, otak perempuan didesain istimewa. Karena, cenderung menggunakan kedua sisi otak kiri dan kanannya. 

Sehingga, wanita lebih mudah menghubungkan pikiran dan perasaannya dalam waktu bersamaan. Kebayang enggak guys? Nanti ketika berantem sama pasangan harus mimpin rapat? Wah, wah... Bisa-bisa kebijakannya hasil dari ledakan amarah.

Islam Menjaga Wanita

Lain massa lain peristiwa! Kedudukan wanita dalam Islam, jelas berbeda dengan wanita era jahiliyah. Tugas wanita bukan sekedar melahirkan, mengasuh, menyusui anaknya, bahkan sekedar menuruti hawa nafsu semata. 

Kenapa? Karena materi bukan barometer kebahagiaan. Imajinasi 'wanita sukses' masa kini sangat materialistik, yakni memiliki kedudukan, uang, dan gaya hidup mewah. Pola pikir ini menjadi landasan manusia melakukan apapun agar keinginan tercapai mulus. 

Coba renungkan, apa yang kira-kira membahagiakan kita? Apakah sekedar materi duniawi? Atau ada hal lain, yang condong melibatkan Sang Pencipta?

Coba kita flashback ke sejarah, ketika Islam dijadikan aturan kehidupan dan ditaati manusia.

Islam memang melahirkan sosok-sosok wanita cantik dari dalam dan terpancar ke dalam tingkah laku dan perbuatan. Sebab, barometer pola pikir dan pola sikap hanyalah Islam. Ketika Allah melarang, 'ya tinggalkan' simple!

Itu sebabnya, Shahabiyah Asiyah tetap memiliki keimanan yang kokoh meskipun memiliki suami laknat seperti Fira'un. Karena, keimanan manusia tidak bisa ditukar dengan harta, kekuasaan, bahkan nyawa sekaligus.

Para wanita hebat, kuat, cerdas, dan mulia hanya akan eksis dengan Islam. Sudah terbuktikan sejarah sekitar 1300 tahun, bukan main! So, sudah saatnya kita sebagai Muslimah paham dengan agama Islam, karena Islam menjadikan pelajar mind blowing!

Jangan, jadikan privilage sebagai alasan untuk beragama. Kenali Islam lebih dekat, pelajari Islam secara keseluruhan, dan pastikan Islam sebagai barometer setiap langkah kecil kita. Siap menjadi Muslimah agen perubahan? Lets go!

Wallahu'alam Bishawab. []


Novita Ratnasasi, S.Ak.
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar