Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Retaknya Hubungan Netanyahu-Trump: Gambaran Rapuhnya Persatuan Musuh Islam

Topswara.com -- Akhirnya kawan menjadi lawan. Seperti inilah gambaran hubungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ini. Ada apa dengan keduanya? Bukankah selama ini hubungan antara Donald Trump dan Netanyahu begitu akrab dan terlihat mesra?

Menurut laporan pada hari Kamis seperti dilansir Anadolu dari www.tempo.co, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memutus kontak langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

 Dalam unggahan akun X milik Yanir Cozin seorang koresponden Radio Angkatan Darat Israel, menyebutkan bahwa Trump membuat keputusan tersebut berdasarkan info yang didapat Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dari rekan dekatnya.

Hal ini tampak dari berbagai langkah-langkah yang diambil oleh zionis Israel yang tidak sejalan dengan kepentingan Amerika Serikat. Di antaranya, zionis Israel gagal menyajikan rencana dan jadwal konkret mengenai Iran dan Houti di Yaman. 

Netanyahu memilih strategi untuk menghancurkan fasilitas nuklir di Yaman, sementara Trump memilih melakukan kesepakatan dengan Iran dalam memperoleh senjata nuklir.

Kegagalan selanjutnya adalah Netanyahu gagal menawarkan proposal konkret mengenai Gaza. Zionis yahudi Israel menginginkan terus menggempur Gaza dengan berbagai serangan, sedangkan Trump menginginkan adanya gencatan senjata kedua dengan tujuan membangun kembali wilayah tersebut menjadi “Rivieranya Timur Tengah”.

Demikianlah gambaran persatuan musuh-musuh Islam, setiap perjanjian yang mereka buat adalah sebuah kedustaan yang dilandasi dasar kepentingan masing-masing. 

Meski mereka bersatu dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin, namun mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompoknya. Karena bagi mereka kepentingan abadi lebih utama dibandingkan persahabatan abadi.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr : 14, artinya, ”Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat, kamu kira mereka itu bersatu, sedangkan hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” 

Ayat ini menggambarkan bagaimana rapuhnya persatuan mereka yang banyak menimbulkan permusuhan dan perselisihan demi meraih keuntungan yang ingin mereka capai. Seharusnya ini juga menjadi gambaran bagi semua umat Islam saat ini, bahwa ikatan persatuan atas dasar manfaat bukanlah ikatan yang benar dan tidak memberikan kekuatan apa pun.

Kita sebagai umat Islam seharusnya menyadari, bahwasanya kekuatan bisa diraih jika ada persatuan yang dibangun berlandaskan akidah Islam. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW para sahabat serta umat Muslim terdahulu. 

Di mana saat kaum muhajirin hijrah ke Madinah dengan meninggalkan hartanya, namun kaum anshar tetap menyambutnya dengan rasa persaudaraan serta maksimal membantu kesulitan kaum muhajirin. 

Kemudian diabadikan oleh Allah SWT dalam surat Al Hasyr ayat 9, yang seharusnya memberikan kesadaran bagi kita semua umat Islam, bahwa modal besar dalam menghadapi dan menghancurkan musuh-musuh Islam yakni dengan persatuan umat Islam dalam ikatan akidah yang menguatkan.

Maka persatuan umat Islam ini harus dibangun di atas aturan hidup yang benar yakni syariat Islam, dengan penerapannya dalam kehidupan akan menjadikan pemimpin sebagai pelindung bagi umat, individunya bertakwa dan masyarakatnya gemar melakukan amar makruf nahi munkar. 

Sehingga persatuan umat dapat terwujud dan terjaga, bukan dengan menjauhkan agama dari kehidupan seperti yang diterapkan saat ini. Karena hanya akan membuat pemimpin dan umat jauh dari ketakwaan, sebab tidak diterapkannya aturan hukum Allah dalam kehidupan. 

Tentunya kita sebagai umat Muslim menginginkan persatuan umat yang kuat dan tidak rapuh. Untuk itu kita harus menyadarkan umat Muslim, betapa pentingnya kita keluar dari aturan hidup sekuler kapitalis yang merusak saat ini. 

Kemudian kembali pada aturan syariat Islam yang telah dicontohkan Rasulullah SAW mampu mengubah masyarakat dari kegelapan menjadi masyarakat gemilang dalam seluruh aspek kehidupan dengan aturan Islam. 

Namun, penyadaran terhadap umat memerlukan kerja tim dalam tubuh jamaah dakwah ideologis yang menjadikan akidah Islam sebagai pengikatnya. Jamaah dakwah inilah yang akan membimbing umat menapaki jalan perjuangan yang sudah dicontohkan Rasulullah SAW. 

Di antaranya pertama, jalan pembinaan yakni para sahabat dibina oleh Rasulullah SAW dengan kepribadian Islam untuk menjadi kader dakwah di tengah umat menyeru pada Islam. Kedua, jalan untuk melakukan interaksi dengan masyarakat yakni membina pemikiran masyarakat dengan akidah dan syariat Islam untuk menolak pemikiran yang bukan dari Islam. 

Ketiga, jalan meraih dukungan para tokoh pembesar suku saat itu untuk mendukung kekuasaan Islam yang akan ditegakkan dan selanjutnya Rasulullah SAW mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan berjihad. Hingga akhirnya Daulah Islam tegak dan memimpin dunia kurang lebih 13 abad lamanya, yang dilanjutkan oleh para khalifah setelah Rasulullah SAW wafat.

Inilah persatuan umat yang akan menghantarkan tegaknya khilafah yakni kepemimpinan Islam yang akan memimpin dunia, dengan menerapkan syariat Islam sekaligus menjadi pelindung seluruh umat Islam dari penjajahan negeri-negeri kafir termasuk membebaskan Palestina dengan jihad. []


Oleh: Desi Rahmawati 
(Aktivis Muslimah) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar