Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kasus HIV Meningkat, Islam Punya Solusi Tepat

Topswara.com -- Bumi Reog waspada HIV! Menginjak bulan keempat, kasus HIV telah melebihi tahun-tahun sebelumnya. Pemangku kebijakan harus segera bertindak agar HIV tak makin menjalar ke mana-mana. 

Dilansir dari kompas.tv.com (8-5-2025), kasus HIV di Kabupaten Ponorogo mengalami peningkatan hingga 137 kasus per April 2025. Angka ini naik dari 85 kasus pada 2023 dan 110 kasus pada 2024. Sebanyak 13 kasus baru ditemukan melalui pemeriksaan kesehatan untuk pekerja warung remang-remang di Jalan Raya Jabung, Ponorogo. 

Menyikapi peningkatan kasus HIV di Kabupaten Ponorogo ini, Dinas Kesehatan pun akan menggencarkan skrining kesehatan. Pemeriksaan juga akan diperluas untuk tempat-tempat yang terkategori rawan seperti tempat hiburan malam, karaoke, indekos, serta kawasan dengan tingkat mobilitas pendatang yang tinggi. Bekerja sama dengan Satpol PP, pihak Dinkes tidak akan segan menutup tempat-tempat yang tidak mengantongi izin. 

HIV Berbahaya

HIV merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan belum ada obatnya hingga kini. Penyakit ini menular salah satunya melalui hubungan seksual berisiko. HIV bukan hanya penyakit medis, tetapi juga penyakit perilaku. Penyakit ini berkaitan erat dengan perilaku seksual yang menyimpang seperti bergonta-ganti pasangan atau homoseksual. 

Di Indonesia sendiri, kasus HIV didominasi oleh kalangan LGBT. Pada banyak kasus di daerah-daerah ditemukan bahwa mayoritas yang menderita HIV adalah pelaku seks sejenis. Hal ini jelas membahayakan masyarakat, baik dari sisi kesehatan maupun kerusakan moral sosial. 

Sekularisme Biang Penyimpangan

Perilaku seks menyimpang seperti seks sejenis dan seks bebas merupakan bentuk kebebasan berperilaku yang membahayakan. Kebebasan berperilaku semacam ini tumbuh subur dalam sistem yang memisahkan agama dari kehidupan alias sekularisme. 

Pemisahan agama dari kehidupan menyebabkan orang bebas berbuat sesukanya, termasuk melakukan penyimpangan. Hawa nafsu menjadi pengendali perbuatan. Akibatnya, segala cara dilakukan demi memuaskan hawa nafsu tersebut.

Butuh Solusi Tepat

Meningkatnya kasus HIV menjadi alarm gawat. Penyakit ini tak hanya membahayakan jiwa, tetapi sekaligus menandakan maraknya penyimpangan di masyarakat. Karena itu, penanganannya haruslah dengan cara yang tepat dan mendesak segera dilakukan

Langkah pemerintah menggencarkan skrining kesehatan, khususnya di tempat-tempat hiburan malam dan sejenisnya sesungguhnya tak efektif bila perilaku menyimpang tak disembuhkan secara total. Penularan HIV akan terus berjalan selama kebebasan berperilaku dibiarkan. 

Marebaknya HIV akibat seks bebas merupakan buah dari penerapan sekularisme. Masalah ini berkaitan dengan sistem. Oleh karena itu, solusinya juga harus mengakar. Sekularisme yang jelas rusaknya tak layak dipertahankan sehingga kita butuh sistem lain yang tepat untuk mengatasi masalah ini sekaligus mengatur kehidupan dengan baik.

Islam Solusinya

Sistem yang tepat itu ada pada Islam. Hal ini lantaran hanya Islam yang memiliki pengaturan lengkap untuk kehidupan dalam segala aspeknya. Islam tak hanya menjadi aturan kehidupan, tetapi sekaligus pemberi solusi atas setiap persoalan manusia.

Maraknya perilaku menyimpang sehingga mengakibatkan merebaknya penyakit seperti HIV, maka sungguh Islam telah memiliki cara mengatasi dan mencegahnya. Syariat Islam melarang adanya hubungan sejenis dan seks bebas dengan lawan jenis. Islam juga menutup rapat celah yang mengantarkan pada campur baur (ikhtilat) dan khalwat. 

Pergaulan bebas tidak akan dibiarkan begitu saja. Islam melarang zina dan menghukum pelakunya dengan sanksi yang tegas sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nur ayat 2: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” 

Sanksi tegas dalam Islam memberikan efek jera dan pencegah terjadinya penyimpangan. Mayoritas ulama menyatakan bahwa pezina yang belum menikah dijilid sebanyak 100 kali cambuk, sementara pezina mukhshan (yang sudah atau pernah menikah) dirajam hingga mati. 

Mengenai perilaku seks menyimpang, seperti homoseksual, kita mengikuti sabda Rasulullah saw.: “Siapa yang menjumpai orang yang melakukan perbuatan homoseksual, seperti kelakuan kaum Luth, maka bunuhlah keduanya (pelaku dan objeknya).” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Peran penting negara dalam menerapkan sistem pendidikan Islam untuk membina masyarakat agar memiliki kepribadian Islam. Pendidikan berbasis akidah Islam akan melahirkan individu yang bertakwa dan paham agama sehingga menjauhkan diri dari segala kemaksiatan.

Negara juga akan mengontrol media yang ada. Media tidak boleh menyiarkan liberalisasi perilaku atau segala hal yang bertentangan dengan syariat Islam. 

Sebaliknya, negara akan menjadikan media untuk syiar Islam, sebagai sarana dakwah untuk membangun ketakwaan umat, meningkatkan keterikatan kepada syariat, dan menangkal segala paham (sekularisme dan liberalisme) yang menjauhkan umat dari Islam.

Inilah cara Islam mengatasi penyakit perilaku yang dapat merusak jiwa seperti halnya HIV. Dengan keberadaan negara yang menerapkan Islam secara kaffah, segala penyakit dapat diatasi secara tuntas sekaligus dicegah agar tak muncul, apalagi merebak di tengah masyarakat.

Wallahu a’lam bishshawwab.


Oleh: Nurcahyani 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar