Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Orang Tua: Penting Mendidik Diri, Sebelum Mendidik Buah Hati


Topswara.com -- "Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya". Pepatah lama yang sudah tidak asing lagi kita dengar dan jamak dipakai untuk mengacu pada adanya kemiripan antara anak dan orangtua. Namun, benarkah demikian? 

Hal ini nampak dari beberapa kasus yang belakangan ini viral di media sosial. Salah satunya, kasus yang menyeret nama anak dari pajabat pajak, Mario Dandy Satrio yang diduga telah melakukan tindakan penganiayaan terhadap David yang merupakan putra dari salah satu pengurus GP Ansor pusat. 

Terlebih, selain tindakan brutalnya, Mario juga kerap memamerkan gaya hidup mewahnya di media sosial. Dalam beberapa video yang kini sudah terhapus di akun media sosial yang diduga milik Mario, ada moge (motor gede) Harley-Davidson, Jeep Wrangler Rubicon, dan Toyota Land Cruiser VX-R.

Menko Polhukam Mahfud Md juga ikut menanggapi kasus ini. Mahfud mengaku tidak habis pikir ada anak pejabat pajak yang tega menganiaya seseorang hingga koma. Menurut Mahfud, orang tua Mario, yakni Rafael juga harus bertanggungjawab atas tindakan sang anak (Krogja.com, 24/2/2023)

Kasus di atas hanya sekian dari banyak kasus yang terjadi akibat pola asuh orang tua yang salah. Orangtua adalah pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga terutama berperan dalam pengembangan watak, kepribadian, nilai-nilai budaya, nilai-nilai keagamaan dan moral, serta keterampilan sederhana.

Pentingnya ilmu dalam mendidik diri sebelum mendidik buah hati. Orang tua juga harus terus belajar untuk membekali diri dalam mendidik buah hatinya. Jangan sampai kesalahan mendidik akan membawa mereka ke arah yang salah. 

Dalam hal ini, pendidikan Islam bagi orang tua dan anak sangatlah penting. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Hal ini dapat dimulai dari orang tua. Orang tua akan mencontohkan perilaku yang baik, seperti salat tepat waktu, berbuat baik, dan sebagainya. Maka, anak akan mencontoh perbuatan orang tuanya. 

Islam memiliki khazanah keilmuan dan tsaqafah tentang pernikahan, hukum seputar keluarga, peran penting menjadi orang tua, serta sistem pola asuh anak sejak masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak, prabalig, hingga balig.

Islam memandang bahwa pentingnya peran keluarga dalam menentukan kepribadian anak, sebagaimana di dalam hadis Rasulullah SAW. “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Allah Taala berfirman, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS Ar-Ruum [30]: 30).

Sebagian ulama menafsirkan fitrah yang dimaksud adalah potensi, baik itu akal (‘aql), hati (qalb) dan jiwa (nafs) yang dibentuk melalui pola asuh kedua orangtua sedini mungkin. 

Imam Al-Ghazali menilai peranan keluarga yang terpenting dalam fungsi didiknya, adalah sebagai jalur pengembangan “naluri beragama secara mendasar” pada saat anak-anak usia balita sebagai fitrah mereka. Dalam mendidiknya dibutuhkan ilmu agar dapat memenuhi fitrahnya sesuai syariat Islam.

Proses pengasuhan kepada anak ternyata tidak melulu soal kehadiran orang tua secara fisik. Akan tetapi, juga perihal ketakwaan sehingga menghasilkan pemikiran pada anak bahwa hanya dengan Islam sajalah standar kelayakan bagi cara pandang terhadap kehidupan. Di samping itu, mutlak bagi seorang ayah memberikan nafkah yang berasal dari rezeki yang halal.

Selanjutnya, anak-anak kita membutuhkan lingkungan sosial yang kondusif yang akan membantu menciptakan atmosfer sehat bagi pendidikan dan pemikiran mereka. Masyarakat tersebut adalah masyarakat Islam yang juga menjadikan Islam sebagai standar kehidupan.

Terlebih, perlu adanya peran negara yang menunjang fondasi aqidah yang sudah tertanam dari keluarga. Negara juga menerapkan sistem pendidikan Islam dalam rangka menghasilkan generasi berkepribadian Islam sekaligus calon pemimpin peradaban. 

Keterlibatan pendidikan dalam keluarga, masyarakat, dan negara akan menumbuhkan atmosfer yang sehat bagi generasi hari ini. Dengan menjadikan Islam sebagai standar dalam seluruh aspek kehidupan dan pola asuh dalam mendidik generasi peradaban. 

Wallahu'alam


Oleh: Novriyani, M.Pd.
Praktisi Pendidikan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar