Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hubungan Rajab, Syakban, dan Ramadhan


Topswara.com -- Dahulu, generasi terbaik umat ini selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Ulama menyebutkan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

”Dahulu mereka (para sahabat) memohon kepada Allah selama enam bulan agar mereka dapat berjumpa dengan Ramadhan. Kemudian mereka memohon lagi selama enam bulan setelah Ramadhan agar amalan mereka selama Ramadhan diterima.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 232)

Abu Bakr al-Warraq al-Balkhi—semoga Allah merahmatinya—mengatakan,

شهر رجب شهر للزرع و شعبان شهر السقي للزرع و رمضان شهر حصاد الزرع

“Rajab adalah bulan untuk menanam, Syakban adalah bulan untuk menyiram, dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 130)

Sebagian ulama yang lain mengatakan,

السنة مثل الشجرة وشهر رجب أيام توريقها وشعبان أيام تفريعها ورمضان أيام قطفها والمؤمنون قطافها. جدير بمن سود صحيفته بالذنوب أن يبيضها بالتوبة في هذا الشهر وبمن ضيع عمره في البطالة أن يغتنم فيه ما بقي من العمر

“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syakban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah waktu memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. Hendaklah orang yang menghitamkan catatan amalnya dengan dosa-dosa bergegas memutihkannya dengan taubat di bulan-bulan ini, sedangkan mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya di waktu tesebut.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 130).


Oleh: Ustaz Yuana Ryan Tresna
Peneliti Raudhah Tsaqafiyyah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar