Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Meski Produk Makanan namun Lekat dengan Syariat

Topswara.com– Menanggapi pertanyaan apa agama rendang, Ulama Nasional Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A. mengatakan, setiap yang keluar dari Minang lekat dengan syariat walaupun produk makanan.

“Setiap yang keluar dari Minang lekat dengan syariat walaupun produk makanan,” tuturnya dalam video berjudul Gus Miftah Dipermalukan Ustaz Adi Hidayat: Soal Rendang Babi Tak Punya Agama, di kanal YouTube amjad TV, Ahad (19/6/2022).

“Jadi jangan tanyakan agama. Kalau bertanya agama pada makanan itu namanya kurang kerjaan. Kalau sudah jelas, jangan aneh-aneh, supaya tidak muncul kegaduhan,” tegasnya.

Ia menyebutkan bahwa rendang itu produk masyarakat Minang. Budaya di Minang falsafahnya berbunyi adat bersanding syarak, syarak bersanding kitabullah.

“Karena memang itu sudah menjadi bagian dari budaya yang melekat," ungkapnya.

"Dalam kaidah ushul fiqih berbunyi al-adatu al-muhakkamah. Kalau sudah melekat, sudah baik, itu dikenal dengan itu maka menjadi hukum. Kalau sudah menjadi hukum maka dikenal oleh masyarakat, kalau berbeda dengan itu rasanya ada sesuatu yang nyeleneh, menyimpang,” terangnya.

Ia memberikan nasihat supaya masyarakat tidak hanya mampu menghafal ayat atau halamannya, karena itu tidak istimewa. Orientalis pun mampu menghafal Qur’an dan hadis. 

“Yang saya inginkan, apa manfaat ayat ini terhadap perubahan pada diri kita? Karena kalau ahli Al-Qur’an benar ngajinya merubah dirinya lebih baik, itu yang dimaksud surat fatir ayat 32,

ثُمَّ أَوْرَثْنَا ٱلْكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ
paparnya.

Ia menjelaskan bahwa ahli Qur’an yang benar itu yang ngaji tafsir, yang membaca, yang menghafal, itu quran yang dia kaji yang dia hafal mampu merubah dirinya lebih baik. 

“Makanya apa yang kita dapatkan di ayat ini, oh ini petunjukknya. Bergaul dengan orang yang baik, jangan bertindak yang tidak baik, supaya tidak muncul risiko-risiko yang tidak menyenangkan, bersikap dengan baik,” imbuhnya.

“Tantangan itu wajar, karena kalau mau pintar pasti ada ujian. Kalau pernah berbuat salah cepat kembali evaluasi, cepat tobat itu spiritnya,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar