Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Banyak Orang Ragu Berkata Benar Hanya karena Penilaian Manusia

Topswara.com -- Mudir Ma'had Khadimus Sunnah Bandung, Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menilai, banyak manusia yang ragu untuk berkata benar, hanya karena masih memperhatikan penilaian dan ridha manusia.

"Banyak yang ragu untuk berkata benar, hanya karena masih memperhatikan penilaian dan ridha manusia," ungkapnya kepada TopSwara.com, Selasa (17/06/2022).

Ajengan mengutip nasehat Imam Ahmad bin Hanbal mengenai keberanian menyampaikan kebenaran dan meninggalkan ridha manusia, di dalam Siyar A’lam an-Nubala', 11/34.
تركت رضى الناس حتى قدرت أن أتكلم بالحق.

"Aku tinggalkan ridha manusia, hingga aku mampu untuk berbicara menyampaikan kebenaran," kutipnya.

Ia juga membeberkan realitas umat yang bingung mengikuti tokoh mana karena sebagian tokoh masih menyembunyikan kebenaran, misalnya dengan mengatakan bahwa sistem pemerintahan Islam adalah harga yang masih bisa ditawar. Padahal Islam adalah sistem kehidupan. Bahkan Ajengan menyebut bahwa manusia tidak butuh ideologi, sistem pemerintahan, ekonomi dan sosial lain selain Islam. 

"Imam Al Ghazali pernah menyampaikan suatu resep penting, 

اعلم أن من عرف الحق بالرجال حار في متاهات الضلال فاعرف الحق تعرف أهله إن كنت سالكاً طريق الحق وإن قنعت بالتقليد والنظر إلى ما اشتهر من درجات الفضل بين الناس فلا تغفل عن الصحابة وعلو منصبهم فقد أجمع الذين عرضت بذكرهم على تقدمهم وأنهم لا يدرك في الدين شأوهم ولا يشق غبارهم ولم يكن تقدمهم بالكلام والفقه بل بعلم الآخرة وسلوك طريقها

Ketahuilah bahwa siapa yang mengukur kebenaran dengan tokoh, ia akan tersesat dalam lembah kebingungan. Maka kenalilah kebenaran, pasti kamu akan tahu siapa pemiliknya, jika kamu benar-benar ingin meniti jalan kebenaran," imbuhnya.

Selanjutnya, Ajengan YRT memotivasi umat manusia dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut:

لاَ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ.

Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela (kebenaran) hingga ketetapan Allah datang kepada mereka dan mereka dalam keadaan menang.

"Tapi jika kamu hanya puas dengan ikut-ikutan dan melihat tren ketokohan manusia, maka jangan lupa tentang shahabat dan ketinggian derajat mereka yang tidak tertandingi. Semua itu diperoleh bukan melalui jalur kalam atau fikih, melainkan melalui jalur ilmu akhirat dan meniti jalannya," kutipnya dari Ihya Ulumiddin, 1/173. [] Heni
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar