Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Sekuler Menghilangkan Fitrah Seorang Ibu


Topswara.com -- Kunti Utami (35), seorang ibu di Brebes, Jawa Tengah (Jateng), diduga gorok tiga anaknya sendiri satu anaknya tewas dengan luka saya di leher sementara, dua lainnya dilarikan ke rumah sakit (RS). “

Saat pintu dibuka, anak yang bernama ARK (7) sudah dalam kondisi meninggal dunia. Ada dua saya di leher, “kata Kapolsek Tonjong AKP M Yusuf, Seperti dikutip dari detik Jateng, .Yusuf mengatakan kedua korban lainnya yang berinisial ASZ (10) dan  E (l 5) mengalami luka parah tubuh mereka penuh luka saya kedua anak itu dirawat di RSUD Margono untuk mendapatkan  perawatan lebih lanjut. Untuk ARK jenazah dimakamkan di TPU Dukuh Sokawera, desa Tonjong. Senin(21/3/2022)Detik.News.Jakarta

Sungguh sangat miris sekali seorang ibu yang fitrahnya itu adalah mempunyai naluri berikan kasih sayang terhadap anaknya, ini terjadi karena dorongan mental akibat keadaan ekonomi yang terjadi pada saat ini. Sehingga sosok ibu menjadi korban dari tatanan sistem yang ada ini, yaitu sistem kapitalis. 

Sistem kapitalisme mengakibatkan tatanan sosial masyarakat menjadi hidup sangat mahal dari mulai kebutuhan pokok sehari hari, pendidikan, kesehatan yang serba mahal. Mengakibatnya terjadi kerusakan generasi, mulai dari pengasuhan yang diberikan seorang ibu yang mempunyai kerusakan fisik sosial dan mental, yang menyebabkan terjadinya seorang ibu bertindak yang di luar batas yaitu menyudahi atau membunuh anak kandungnya sendiri, dengan alasan takut mengalami kejadian yang dialami ibunya. 

Ini terjadi karena tertekanan kemiskinan strukturan yang di terapkan sistem sekularisme kapitalisme. Sehingga membuat jurang kemiskinan menjadi makin lebar dan tidak ada rasa kemanusiaan .

Kepedulian banyak pihak termasuk negara dengan berbagai program pemulihan ekonomi nasional, namun nyatanya tidak menyelesaikan masalah ini, salah satu yang menyebabkan seorang ibu mempunyai pemikiran yang pintas untuk menyudahi kehidupan di dunia, karena beratnya menanggung beban ekonomi sehingga kemiskinan semakin meningkat di negeri ini.

Kebijakan yang di terapkan di negeri ini sangat memberat memberatkan rakyat sungguh sulit untuk mencapai kerja kesejahteraan ini, akibat sistem yang diterapkan saat ini memperbanyak atau menunjukkan kerusakan dan hanya memikirkan atau peduli kepentingan segerintir orang, yaitu para pemilik modal dan justru abai terhadap nasib rakyat yang banyak. 

Yang penting harus dilakukan adalah memperbaiki pengurusan urusan rakyat dalam hal ini, rakyat itu bukanlah benda yang mati tetapi memiliki rasa ini yang diabaikan oleh penguasa saat ini, dan lebih membantingkan tentang hal-hal yang tidak penting seperti kemajuan fisik, dan tidak membantingkan kebutuhan yang diperlukan oleh rakyat pada kebutuhan kesehatan bahkan kebutuhan kerohanian

Berbeda dengan Islam negara mengurus urusan individu per individu dari mulai fasilitasi kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan sandang dan papan tersedia mudah untuk diakses oleh penduduk masyarakat. Dari menyediakan lapangan pekerjaan bagi para suami untuk memenuhi nafkah keluarganya. Kemudian menyediakan fasilitas yang memadai dalam kesehatan pendidikan dan keamanan dijamin oleh negara.

Islam menempatkan dua peran penting bagi perempuan itu sebagai ibu (ummu) dan pengelola rumah tangga (robatui bait). Ibu adalah pendidik utama dan pertama bagi para buah hatinya, ibu adalah peletak dasar jiwa dan karakter pada anak. 
Ibu mempersiapkan anak menjadi generasi yang solehl dan bertakwa. 

Sebagai seorang pengurus rumah tangga, perempuan juga dimuliakan sebagaimana Rasulullah SAW saat Asma binti Zaid menyampaikan kebimbangannya apakah istri di rumah akan sama Mulia dengan peran laki laki. Rasulullah sallallahu salam bersabda”Pahamilah wahai perempuan, dan ajarkanlah kepada para perempuan di belakang kamu. 

Sesungguhnya amal perempuan bagi suaminya, meminta keridhaan suaminya dan mengikuti apa yang disetujui suaminya, setara dengan amar yang dikerjakan oleh kaum lelaki seluruhnya. Kodrat perempuan adalah menjadi ibu yang menyayangi dan selalu mendampingi anak anaknya.

Ia berbahagia di cintai dan dibutuhkan anak anaknya. Ia mendidik dan menempa anak anaknya untuk menghadapi hidup. Mendidik anak semacam ini tidak dapat dilakukan paruh waktu atau sembilan semata ia membutuhkan curahan waktu pikiran tenaga dan usaha keras. 

Untuk menyempurnakan fungsi kebun ini Islam telah menetapkan serangkaian hukum hukum praktis, seperti hukum seputar kehamilan penyusuan pengasuhan perwalian dan neraka. Pengasuhan anak merupakan hak sekaligus kewajiban ibu sampe anak menginjak usia usia Tamyiz, dengan demikian, anak mendapatkan kasih sayang dan pendidikan dari ibu, sehingga dia bisa tumbuh berkembang secara sempurna. 

Itulah peran seorang ibu sangat dibutuhkan dalam sistem Islam sehingga dibebaskan dari kewajiban seperti shalat berjamaah di masjid, bekerja berjihad dan hukum lainnya yang menelantarkan fungsi ke ibu, tidak diwajibkan bagi kaum wanita untuk mencari nafkah itu dibebankan kepada suami atau walinya, dan perlindungan dan keamanannya.

Kemudian negara juga memberikan pelayanan tentang ke imanan dan ketaqwaan, sehingga menghantarkan seoang wanit menjadi mulia dalam kekudukannya di hadapan  Allah SWT.

Islam menetapkan mekanisme yang menjamin seorang perempuan dalam kondisi apapun, untuk tetap mendapatkan nafkah. Begitu sempurnanya dan memuliakanku Islam terhadap kaum wanita sehingga bisa menjalankan fungsinya sebagai Ummu Warobatul bait.

Sistem Islam mengatur negara sehingga  seluruh warga negara Daulah terikat dengan hukum Allah atau hukum syara, menanamkan sejak dini Aqidah Islam tentang keyakinan bahwa kejadian atau itu datangnya dari Allah SWT, sehingga meyakini Islam itu adalah sebuah solusi dalam berbagai macam permasalahan kehidupan di dunia. 

Negara pun memfasilitasi bagaimana menjadi individu yang mempunyai akidah Islam yang kaffah. Menjadi suatu individu yang kuat yaitu manusia yang berkepribadian Islam.

Sehingga tidak akan terjadi kejadian yang menimpa seorang ibu mengakhiri hidupnya karena terhimpit keadaan pada saat diterapkannya sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Tidak ada lagi pilihan yang lain dalam menuntaskan masalah ini yaitu diterapkannya kembali sistem Islam kaffah, dalam bentuk sistem pemerintahan kekhilafahan.

Wallahu alam bi ashawwab


Oleh: Kania Kurniaty
(Aktivis Muslimah Ashabul Abrar, Kayumanis, Bogor)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar