Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rufaidah binti Sa'ad Al-Anshari, Pelopor Pembagian Shift Jaga di Rumah Sakit


Topswara.com -- Mengobati dan merawat orang sakit merupakan perbuatan yang sangat mulia. Melihat perjuangan tenaga medis yang luar biasa, tak salah apabila disebut sebagai pahlawan kesehatan. Apalagi dalam situasi pandemi saat ini, kita bisa merasakan peran yang begitu besar dari tenaga medis. Mereka merupakan garda terdepan yang selalu siap mengobati dan merawat pasien Covid-19.

Apabila melihat ke belakang, tenaga medis sebenarnya telah ada sejak zaman nabi. Peran tenaga medis yang luar biasa salah satunya ketika perang di masa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Korban yang berjatuhan saat perang tentu memerlukan perawatan. Peran tersebut diambil oleh salah satu shahabiyah, yaitu Rufaidah binti Sa'ad Bani Aslam al-Khazraj. 

Dikenal dengan nama Rufaidah al-Aslamiyyah. Rufaidah lahir kira-kira pada 570 M di Madinah dan meninggal pada 632 M. Ia merupakan orang yang pandai dalam membaca, menulis, dan ilmu keperawatan. Rufaidah dikenal sebagai perawat yang teladan, baik, dan gemar memotivasi orang lain.

Rufaidah mendirikan klinik gratis untuk merawat orang-orang sakit setiap harinya. Pengalamannya sebagai perawat ia jadikan bekal untuk melatih dan mengajarkan beberapa perempuan lain untuk menjadi perawat. Ia juga membagi tugas para perawat menjadi dua shift yaitu shift siang dan shift malam. Karena hal itu, Rufaidah dikenal sebagai pelopor pembagian shift yang diterapkan di rumah sakit sekarang. Selain perawat, Rufaidah juga membantu dalam memecahkan masalah sosial yang menyebabkan berbagai penyakit.

Rufaidah merupakan keturuan Bani Aslam yang beriman kepada Allah. Ketertarikannya akan dunia medis telah muncul sejak ia kecil. Saad al-Aslami merupakan seorang fisioterapis dan ayah Rufaidah. Dari ayahnyalah, Rufaidah banyak belajar. 

Ia juga mendapat julukan fidaiyah karena masuk ke medan perang untuk mengobati korban luka. Meskipun ia tidak diberi tanggung jawab untuk melakukan operasi dan amputasi seperti kaum laki-laki. Tetapi ia mengobati dan memberikan motivasi kepada pasiennya.

Tenda Rufaidah merupakan tenda perawatan pertama di zaman Rasulullah yaitu ketika Perang Uhud. Tenda tersebut dikenal sebagai Rufaidah al-Aslamiah. Tenda perawatan saat perang memiliki peran yang sangat bermanfaat bagi korban perang. 

Menurut buku 150 Perempuan Sholikah, Aisyah bercerita. ketika Saad bin Muadz terkena panah saat Perang Khandaq, Rasulullah meminta Rufaidah untuk mendirikan tenda di dekat masjid.

Imam Ibnu Hajar dalam kitab al-Ishabatu fi Tamyizi, ketika Rufaidah melihat panah yang tertancap pada dada Saad. Rufaidah tidak langsung menarik panah tersebut, ia menghentikan pendarahan terlebih dahulu. Karena apabila dicabut, maka darah yang keluar tak bisa dihentikan dan dapat mengancam nyawa. 

Kemampuan Rufaidah sebagai seorang perawat tak perlu diragukan lagi. Ia merupakan perawat terkenal di zaman nabi. Rufaidah mendapat kehormatan dan penghargaan yaitu berupa pemberian kalung dari Rasulullah.

Semoga kisah salah satu sahabiyah Rasulullah di atas dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan menjadikan kita lebih menghargai jasa para tenaga medis yang sedang berjuang di situasi pandemi saat ini.

Sumber: muslimahdaily.com, 26 Mei 2020
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar