Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Drama Dalam Negeri, Moral Ibarat Zombi


Topswara.com -- Film bertajuk zombi sedang naik daun akhir-akhir ini. Para penggemar film horor-triller terutama kaum muda tidak ingin ketinggalan untuk menyaksikan. Konflik muncul ketika seseorang terinfeksi virus dan menular ke orang lain. Zombi adalah tokoh kontroversial yang menakutkan dan berbahaya. Mereka tidak membawa senjata. Namun mereka mampu menggigit dan membunuh. 

Di negeri ini, krisis moral para penguasa mulai meningkat eksistensinya. Sekalipun mereka tidak menjalankan hukum dengan tangan besi, tapi kebijakan yang mereka buat perlahan mencekik dan memeras rakyat. Beberapa pihak mulai menunjukkan sikap kontra terhadap kewenangan pemerintah, ikatan nepotisme dan imperialisme mereka yang semakin kuat telah melahirkan perpecahan di antara masyarakat.

"Saya prediksi sih enggak sampai 2024 secara moral pemerintahan ini sudah ambruk karena mayoritas elitenya sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi, melakukan skandal dan skandalnya semakin besar," ujar ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri, dalam sebuah webinar, Sabtu, 29 Januari 2022.

Harga minyak yang kurang stabil, kebijakan UU IKN yang akhir-akhir ini menjadi topik pembahasan masyarakat, dan berbagai persoalan lainnya, telah banyak menunjukkan sikap dukungan penuh terhadap kekuasaan para oligarki. Negeri yang katanya telah merdeka sejak proklamasi 76 tahun yang lalu, tampaknya tidak memiliki kewenangan mandiri, bahkan disebut sebagai negeri yang berinduk pada negara adidaya.

Tak ayal para penguasa yang memiliki nama di kursi-kursi kehormatan negara, hanyalah boneka yang mudah dipermainkan oleh pemegang ekonomi terbesar. Elit penguasa yang telah dipilih dan diberi kepercayaan oleh rakyat secara dramatis telah mengkhianati dan menusuk tubuh rakyat secara perlahan. Hingga kesadaran dan pandangan rakyat pun dihipnotis untuk meyakini bahwa kebijakan yang mereka keluarkan untuk kepentingan negara dan masyarakat.

Padahal yang mereka lakukan hanyalah mengeluarkan berbagai omong kosong yang terdengar menggiurkan. Krisis moral para penguasa semakin parah. Mereka adalah zombi yang menggigit dan membunuh kesejahteraan masyarakat hanya untuk menguntungkan segelintir korporat.

Politik, ekonomi, teknologi, sosial, budaya, sumber daya alam dan manusia telah dikuasai oligarki. Infrastruktur bertebaran dimana-mana, dengan alibi pembangunan ibu kota baru guna menyeimbangkan infrastruktur di berbagai wilayah. Padahal di balik itu ada keuntungan tersendiri yang mereka ingin dapatkan. 

Permainan para aktor dalam drama bergenre politik ini memang belum ada habisnya. Penyediaan sumber daya seperti listrik, air, bahan bangunan dan sebagainya di pembangunan ibu kota baru bergantung pada pasokan dari korporasi.

Erat kaitannya, hingga penguasa saat ini sulit untuk memisahkan diri dari para oligarki. Tentu saja akan ada akhir bahagia dalam drama ini dan dimenangkan oleh para oligarki. Lagi-lagi korban kebijakan tak bermoral ini adalah kepentingan publik.

Pemerintah sebagai ri'ayatu syu'unil ummah, atau pengurus kepentingan umat seharusnya memprioritaskan kepentingan masyarakat. Sikap taat terhadap para oligarki ini tidak hanya menunjukkan moral penguasa yang ambruk, tapi juga menjadi bukti bahwa sistem yang diterapkan di negara ini lumpuh.

Kecacatan sistem harus disadari oleh setiap individu, bukan hanya para politkus atau pemerhati masyarakat. Kerusakan yang kian parah pada sistem kapitalisme yang bertengger manis di negeri ini, telah membunuh secara perlahan komponen hidup di Indonesia.

Juga tidak hanya sekadar menyadari, tapi perlu adanya gerak untuk memperbaiki dan membangkitkan umat yang telah jatuh terinjak-injak. Kapitalisme yang berasaskan sekularisme harus dihantam dengan sistem yang benar dan sempurna. Yakni Islam yang berasal dari Allah SWT.

Islam sebagai agama sekaligus ideologi rahmatan lil alamin memiliki himpunan syariat yang sempurna, yang merinci tiap aspek kehidupan. Yang masuk akal dan sesuai fitrah manusia. Islam tidak bisa ditegakkan kecuali ada institusi yang menaungi nya. Itulah tugas kita sebagai kaum Muslim. Membangkitkan intitusi yang berasaskan Islam yakni khilafah, yang akan menerapkan Islam secara kaffah.

Wallahu a'lam bishawwab


Oleh: Asma Ramadhani
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar