Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketika Tuhan Dipisahkan dari Kehidupan


Topswara.com -- Perjanjian Westphalia adalah tonggak kebebasan dalam bernegara bagi bangsa-bangsa di Eropa. Setelah sebelumnya dominasi kekuasaan pada sebuah negara berada ditangan para bangsawan yang telah mendapatkan legalitas formal dari gereja. Berdasar hal tersebut, maka para penguasa bisa bertindak apa saja termasuk mengeksploitasi rakyatnya. 

Hal ini dirasakan berat oleh rakyat di Eropa yang kemudian direspon oleh kelas menengahnya dengan melakukan reformasi besar-besaran dalam tata kelola negara. Revolusi Eropa telah mengubah secara radikal tatanan kehidupan sosial yang sebelumnya bersifat istana sentris berubah menjadi berpusat pada kehendak rakyatnya.

Dibidang keagamaan terjadi pula perubahan secara besar-besaran. Sekularisasi atau pemisahan agama dari kehidupan memberikan pijakan baru tentang pemikiran mendasar kehidupan, dimana dengan faham sekuler ini bangsa Eropa membangun peradaban barunya dengan menyingkirkan semua aspek ketuhanan yang mungkin ada.

Meskipun masih mengakui agama untuk memenuhi kebutuhan nalurinya namun keberadaan agama hanya dipinggiran pada sudut ritus ritual dan privat semata, sesuai dengan ajaran kristen yang sebenarnya memang tidak memiliki aturan ketatanegaraan maupun sandaran ilmu pengetahuan.

Dari revolusi inilah bangsa Eropa pada akhirnya memiliki Ideologi. Semua konsep tentang ekonomi, politik, sosial, kebudayaan, bahkan hubungan internasional juga dibangun berdasarkan pemahaman pemisahan agama dari kehidupan ini. Sebagian pemikir hanya meminggirkan peran agama saja namun sebagian lainnya sama sekali menyingkirkan bahkan memusuhi agama.

Setelah Agama Kristen tersingkir dari kancah kehidupan, maka pada akhirnya bangsa Eropa sampai kepada kondisi dimana mereka menuhankan akal dan rasionalitas sebagai standar kebenaran. Pada masa itulah mulai tumbuh dengan suburnya pemahaman agnotis bahkan juga atheisme. Intinya pada saat itu mereka akhirnya merasa terbebas dari belenggu agama yang selama ini telah menindas sehingga harus dihilangkan perannya dalam kehidupan.

Saat ini Ideologi yang berlandaskan pemisahan agama dari kehidupan lebih dikenal dengan nama Kapitalisme yang diambil dari aspek yang paling menonjol dari Ideologi tersebut, yaitu ekonomi. Ideologi ini telah berhasil dianut oleh sebagian besar bangsa diseluruh dunia bersanding dengan ideologi komunisme yang menghilangkan Tuhan dari kehidupan, termasuk di negeri-negeri Muslim.

Lalu bagaimana sehingga umat Islam yang telah memiliki sebuah ideologi dari Tuhannya, dan menjadi dasar bagi peradaban agungnya selama ini kemudian bisa berubah menganut ideologi buatan manusia? Apalagi ideologi ini memisahkan peran agama dari kehidupan yang berseberangan dengan pandangan Islam tentang kewajiban menerapkan Islam secara integral (kaffah)? Ini adalah sebuah keanehan yang kasat mata.

Setelah perjanjian Westphalia, negara-negara bangsa di Eropa membutuhkan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka. Mereka melihat dunia diluar Eropa memiliki potensi besar untuk mencukupi kebutuhan tersebut.

Dengan kemajuan dibidang sains, teknologi, dan industri, mereka merasa superior dan terdorong untuk melakukan penjelajahan dan penjajahan baik dengan imperealisme maupun kolonialisasi, melanjutkan perang salib yang belum pernah berhasil dengan gemilang sebelumnya, namun kemudian ditambahi dengan motif ekonomi.

Pada saat revolusi Eropa terjadi kekhilafahan Islam sedang berada pada masa-masa kemunduran dan keterpurukannya. Hal itu disebabkan karena kemunduran berfikir yang melanda umat Islam serta masuknya filsafat umat lain telah meracuni pemikiran mereka. 

Akibatnya banyak perintah yang secara massal diabaikan, serta larangan yang secara sistemik dilakukan. Inilah yang membuat umat Islam lemah dan rawan mendapatkan serangan baik politis maupun pemikiran.

Bangsa Eropa melakukan penjajah ke negeri-negeri muslim dengan pasukan misionaris, orientalis dan politisinya untuk memecah belah umat Islam dengan konsep nasionalisme.

Saat bangsa Eropa masuk umat Islam tampak gagap dalam bersikap serta silau terkesima dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibawa bangsa Eropa sehingga membenarkan apa saja yang mereka katakan. Pada akhirnya umat Islam berhasil dipecah menjadi lebih dari 50 negara bangsa.

Disintegrasi dan kemerdekaan atas dasar ikatan kebangsaan sangat melemahkan kekhilafahan Islam. Bahkan pada awal abad ke 20 tepatnya 3 Maret 1924 kekhilafahan Islam berhasil mereka hancurkan tanpa perlawanan yang berarti. Berbagai respon muncul disetiap negeri, namun segera hilang dengan persekusi.

Dengan konsep negara bangsa inilah umat Islam berhasil dipaksa untuk menerima dan menerapkan ide sekuler yang bertentangan dengan ideologi mereka. Apalagi semua pemimpin atau penguasa negara bangsa tersebut adalah agen-agen penjajah yang telah ditanamkan sebelumnya disana.

Demikian hingga saat ini, umat Islam pada akhirnya menganut ideologi dan sistem hidup kapitalisme yang telah dipaksakan dengan propaganda, uang dan senjata kepada umat Islam selama berpuluh tahun lamanya. Sehingga cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya adalah dengan cara berpikir dan bertindak penjajahnya, yaitu bangsa Eropa.

Ketika Tuhan Pencipta Alam Semesta, Allah SWT dipisahkan dari kehidupan umat Islam, maka kesengsaraan, kenistaan dan keterpurukan dialami oleh seluruh negeri Muslim. Sumber daya alam mereka dieksploitasi, sumber daya manusianya hanya menjadi tenaga kerja murah dan dijadikan target penjualan produk kapitalis, keberkahan hidup dicabut, bahkan ancaman siksa neraka sedang menunggu didepan wajah mereka.

Demikianlah saat ini kita telah dipaksa untuk mengikuti ideologi bangsa Eropa menuju kehinaan hidup baik didunia dan akherat, kecuali kita bangkit dan berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan Islam sebagai Ideologi yang mengatur  kehidupan. Wallahu a'lam bish shawwab.


Oleh: Trisyuono Donapaste
Aktivis Penggerak Perubahan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar