Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ajengan Yuana Beberkan Perbedaan Antara Adab dan Akhlak


Topswara.com -- Mudir Ma’had Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna, M.Ag. membeberkan perbedaan antara adab dan akhlak. “Tentang perbedaan adab dan akhlak, akhlak itu adalah hukum syariat yang berkaitan dengan diri seorang Muslim yang kaitannya dengan diri dia sendiri. Jadi, akhlak itu bagian dari hukum syariat,” bebernya kepada santriwati Pesantren Ibu Rumah Tangga via Whatsapp Group, Jumat (29/10/2021).

“Misalnya, larangan berbohong, kewajiban jujur, larangan khianat, harus amanah, larangan ingkar janji, harus menepati janji, itu semua adalah bagian dari syariat. Syariat yang mengatur hubungan dia dengan dirinya sendiri. itu namanya akhlak,” paparnya.

Sedangkan adab, Ajengan Yuana menyatakan bahwa cakupan adab itu lebih luas daripada akhlak. Bahkan, lebih abstrak daripada akhlak. 

“Adab itu di dalamnya termasuk ada akhlak. Karena, adab lebih umum daripada akhlak. Dan hal-hal lain yang tidak diatur secara langsung oleh nash syariat itu juga bisa bagian dari adab,” tuturnya.

Ia meringkas, adab itu adalah akhlak dan tata krama atau kebaikan-kebaikan yang muncul dari masyarakat Islam, dalam urf (kebiasaan atau budaya) masyarakat Islam. “(Masyarakat Islam) adalah masyarakat yang diatur atau yang disatukan oleh pemikiran, perasaan, dan diatur oleh aturan yang sama, yakni pemikiran, perasaan, dan aturan Islam,” urainya.

“Muncullah urf tertentu di dalam belajar, urf tertentu, misalnya berinteraksi dengan sesama kepada guru dan lain sebagainya. Urf tersebut lahir dari pemikiran, perasaan, dan aturan yang islami. Dalilnya apa? Dalilnya mungkin tidak ada secara langsung, tetapi dia dibingkai oleh dalil umum. Jadi adab itu lebih luas lagi,” ungkapnya.

Ajengan Yuana mencontohkan bagaimana selonjoran kaki di hadapan guru. Itu masuk ke hal yang sifatnya abstrak, yang tidak langsung diatur oleh nash syariat. “Lebih luas lagi itu cakupannya, maka itu adab. Menghormati gurunya itu adalah akhlak sekaligus adab, kemudian selonjoran kaki di hadapan guru itu tidak baik,” jelasnya. 

“Adapun dalil khususnya tidak ada. Nash Al-Qur’an atau hadis yang melarang kaki diselonjorkan di hadapan guru itu enggak ada sebenarnya. Tapi, itu terbingkai dalam dalil umum yakni menghormati guru, takriman wa ta’ziman pada guru,” pungkasnya.[] Reni Tri Yuli Setiawati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar