Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

'Ng-lay out' Itu Harus Teliti dan Telaten (bagian 1)


Topswara.com -- Kali ini saya akan bercerita seputar pengalaman saya di bidang desain. Tepatnya desain grafis. Bidang yang selama ini saya tekuni, sukai dan alhamdulillah sebagai jalan rizki. 

Pertamakali bersentuhan 'serius' dengan dunia desain grafis (digital) ketika mendapat amanah menjadi anggota tim publikasi sebuah acara kemahasiswaan Islam di kampus IPB Bogor, sekira tahun 2000 atau 2001-an.

Bermodal ilmu dasar desain yang sebelumnya diajari oleh mas Husain Assadi, saya diminta bantu untuk masuk di tim publikasi. Sebagai amanah awal, saya diminta mbikin desain stiker. 

Sempet bingung dapat amanah baru. Ngedesain juga baru belajar dasar banget. Tapi enggak apa-apa deh, bisa sekalian belajar dan berkarya, pikir saya.

Utak-atik. Pasang gambar. Ubah posisi. Tambah teks. Di utak-atik lagi dan saya kira sudah pas. Selesai. "Mas, ini desainnya udah selesai," lapor saya sembari menunjukkan desainnya ke mas Husein yang kebetulan tinggal serumah kala itu.

Terus mas Husain kasih komentar sambil utak-atik desain yang udah saya bikin. Kurang lebih seperti ini "Sudah lumayan desainnya, tapi coba bagian ini saya edit ya. Posisinya bagusnya taruh di sini. Yang ini geser ke sini. Nah kalau yang ini pasnya pasang d sini. Ini juga sedikit diubah fontnya..bla..bla..".. dan akhirnya... taraaa... Desain jadi bener-bener berubah dan jadi keren banget setelah diedit (total) sama mas Husain. Maturnwun yo mas. Pengalaman yang tak terlupakan.  

Oya, selain belajar ilmu desain, yang enggak kalah menariknya adalah belajar ilmu bisnis desain atau yang terkait dengan desain, yaitu cetak mencetak. Untuk yang ini saya banyak berguru sama mas Azwar Hamid. Saat itu beberapa kali saya ikut bolak-balik Bogor-Jakarta, tepatnya di sekitar wilayah Pasar Senen, Jakarta Pusat, salah satu pusat produksi percetakan. Beli kertas, membuat film atau master untuk cetakan dan berikutnya diproses di tempat mesin percetakan. Oya, kebetulan Mas Azwar sama-sama dari Brebes dan saat itu tinggal serumah juga. Alhamdulillah. Maturnuwun Mas Azwar.

Dan dari situlah ilmu desain dan ilmu bisnis cetak-mencetak, yang kemudian menjadi modal penting hingga sekarang, bener-bener mulai saya seriusi.

Untuk mengembangkan ilmu desain, saya belajar dengan prinsip ATM. Amati tiru modifikasi. Liat-liat tutorial di buku. Beli buku tutorial desain. Tapi lebih seringnya sih ke toko buku buat liat-liat buku tutorial desain yang kebetulan plastiknya sudah terbuka. Maklum anak kos. He..he..he..

Beda banget dengan zaman now ya. Tutorial seabreg. Tinggal tanya mbah google atau ke YouTube. Buanyaaak banget tutorial. Step by step. Sangat memudahkan. Dulu masih sangat terbatas. Kendala akses yang belum semudah sekarang.

Nah, proses yang enggak kalah penting adalah terus belajar dan mencoba. Alokasikan waktu untuk utak-atik desain. Ada contoh atau ilmu desain baru, langsung coba diaplikasikan. Saat itu, saya juga banyak melibatkan diri dalam kegiatan kemahasiswaan khususnya kegiatan dakwah kampus yang ada kaitannya dengan desain dan publikasi. Bikin logo kegiatan, publikasi kegiatan, flyer, brosur, opini tempel di kampus, desain buklet dan coba-coba ragam desain lainnya. Menikmati proses. Asyik. Terus belajar dan berkarya.

Ah... Jadi kangen masa-masa itu, tempel-tempel opini di kampus. Indahnya.

Oleh: Kholid Mawardi
Aktivis Komunitas Follback Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar