Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cinta dan Benci karena Allah (Bagian Enam)


Topswara.com-- Dalil tentang kewajiban memberikan nasihat adalah hadis Mutafaq ‘alaih dari Jarir bin Abdillah, ia berkata:

Aku membaiat Rasulullah SAW untuk menegakkan shalat dan menunaikan zakat serta memberi nasihat kepada setiap Muslim.

Hadis dari Tamim bin Aus Ad-Dâri riwayat Muslim, bahwa Nabi SAW bersabda:

Agama itu nasihat. Kami berkata, “Bagi siapa?” Rasulullah SAW bersabda, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, bagi para pemimpin kaum Muslim, dan bagi kaum Muslim secara umum.”

Al-Khathabi berkata, “Hadis ini bermakna bahwa tiang dan pilar agama adalah nasihat. Seperti halnya sabda Rasulullah SAW, haji adalah ‘Arafah. Maksudnya tiang dan rukun haji yang paling besar adalah wukuf di ‘Arafah.” Rasulullah SAW juga telah menjelaskan hak Muslim atas Muslim yang lain dan pahala yang besar di dalamnya. Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abû Hurairah ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

Hak Muslim atas Muslim yang lain ada enam. Dikatakan, “Apa yang enam itu, Ya Rasulullah?” Rasul SAW bersabda, “Apabila engkau bertemu dengan saudara Muslim yang lain, maka ucapkan salam kepadanya, apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya, apabila ia meminta nasihat kepadamu, maka berikanlah nasihat kepadanya, apabila ia bersin dan mengucapkan alhamdulillah, maka ucapkanlah yarhamukallah, apabila ia sakit maka tengoklah, apabila ia meninggal dunia, maka hantarkanlah sampai ke kuburnya.”

Adapun benci karena Allah, maka Allah SWT telah melarang kaum Muslim mencintai orang-orang kafir, munafik, dan fasik yang terang-terangan melakukan maksiat. Hal ini berdasarkan firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah
tersesat dari jalan yang lurus. (TQS. Mumtahanah [60]: 1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab- kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: 'Kami beriman' dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): 'Matilah kamu karena kemarahanmu itu'. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 118-119)

Ath-Thabrâni telah meriwayatkan dengan isnad yang baik dari Ali ra., beliau berkata Rasulullah SAW bersabda: 

Ada tiga perkara yang merupakan hak yaitu Allah tidak akan menjadikan orang yang mempunyai andil dalam Islam seperti orang yang tidak mempunyai andil apa pun. Dan tidaklah seorang hamba menjadikan Allah sebagai kekasihnya lalu dia menjadikan yang lain sebagai kekasihnya. Serta tidak ada seorang yang mencintai suatu kaum kecuali ia akan dikumpulkan bersama mereka.

Dalam hadis ini terdapat larangan yang tegas untuk mencintai pelaku kejahatan, karena khawatir akan dikumpulkan bersama mereka.
At-Tirmidzi telah mengeluarkan hadis, beliau berkomentar, “Hadis ini hasan”, dari Muadz bin Anas al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, berarti ia telah sempurna imannya.

Imam Muslim juga telah meriwayatkan dari Abû Hurairah, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah ia.” Rasulullah saw. bersabda, “Kemudian Jibril pun membencinya dan menyeru kepada penghuni langit, sesungguhnya Allah telah membenci si Fulan, maka bencilah ia.” Rasul SAW bersabda, “Kemudian mereka pun membencinya dan setelah itu kebencian baginya akan diletakan di bumi.”

Sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Dan setelah itu kebencian baginya akan diletakkan di bumi”, adalah kalimat yang bermakna tuntutan (perintah). Hal ini bisa diketahui dengan adanya dalâlah al-iqtidhâ. Karena terdapat orang yang mencintai kaum kafir, munafik, dan fasik yang terang-terangan melaksanakan maksiat, ia tidak membenci mereka, maka kebenaran perkara yang diberitakan dalam hadis itu mengharuskan bahwa yang dimaksud dengan berita adalah tuntutan. Jadi dalam hadits tersebut Rasulullah SAW seolah-olah bersabda, “Wahai para penghuni bumi, bencilah orang yang dibenci Allah.” Dengan demikian hadis ini menunjukkan wajibnya membenci orang yang dibenci oleh Allah. Termasuk dalam perbuatan membenci orang yang dibenci oleh Allah adalah membenci orang yang suka mendebat perintah Allah, sebagaimana terdapat dalam hadis Mutafaq ‘alaih dari ‘Aisyah dari Nabi SAW, beliau bersabda:

Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang suka menentang (mendebat) perintah Allah.

Ditulis kembali oleh: Achmad Mu'it

Disadur dari buku: Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah, Jakarta, Cetakan ke-5, April 2008
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar