Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Peduli Sesama, Ringankan Beban Mereka


Topswara.com -- Sudah hampir dua tahun, namun pandemi Covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kurva penyebarannya pun belum melandai, malah terus meroket naik. Yang ada sekitar setengah juta orang terinfeksi virus ini. Semakin lama orang yang terinfeksi pun semakin banyak, baik yang OTG, bergejala ringan, sedang dan berat. Saking banyaknya, rumah sakit kewalahan untuk menanganinya. Ketersediaan tempat isolasi pun terbatas, sehingga masyarakat banyak yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing dengan penanganan yang ala kadarnya. 

Begitu juga seratus ribu orang meninggal akibat virus Corona ini. Tentu saja, semua ini  menimbulkan penderitaan yang mendalam. Semua masyarakat ikut terdampak. Secara ekonomi, banyak masyarakat yang kesulitan. Sudahlah menderita akibat Corona ditambah sulitnya mencari kerja akibat banyak perusahaan mengalami pailit dan gulung tikar. Para pengusaha tidak sanggup untuk menggaji para karyawannya dan terpaksa melakukan PHK. 

Semua itu merupakan beban yang harus dipikul oleh masyarakat. Entah sampai kapan penderitaan ini akan berakhir. Setahun lagi kah? Atau mungkin masih lama? Entahlah. Kita hanya bisa menebak saja. Yang pasti, jika pandemi ini tak jua kunjung berakhir bagaimana jadinya?

Memang, demi pencegahan penularan virus Corona ini, sejumlah kegiatan masyarakat dibatasi. Mulai dari PSBB, PPKM darurat sampai PPKM level 3-4. Namun, kebijakan pembatasan yang dilakukan pemerintah ini tanpa dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Dengan kebijakan pembatasan ini, banyak kegiatan usaha terpaksa berhenti, akibatnya sulit untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarganya. Sebagian masyarakat pun banyak yang kelaparan, meski sekadar mencari sesuap nasi pun tak bisa lagi.
 
Bansos yang katanya untuk mengurangi beban masyarakat pun tidak bisa jadi solusi. Nyatanya, sering tidak tepat sasaran. Orang yang sangat membutuhan malah tidak ada jatah, sementara orang yang mampu malah mudah mendapatkannya. Mirisnya lagi, bansos dari pemerintah ini sebagiannya malah dikorupsi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Masyarakat pun tidak bisa berharap banyak dari bansos ini. Walaupun memang mendapatkannya, itu cuma sekali-kali, tidak cukup untuk makan sehari-hari. Padahal, kebutuhan untuk makan harus tiap hari, tidak bisa dihindari. Jika tidak ada penghasilan, mereka mau makan apa? Agar bisa bertahan hidup, dengan terpaksa banyak yang mengandalkan belas kasihan orang lain. Sungguh miris.

Kalau sudah begini, kita tidak bisa berharap banyak kepada pemerintah. Sejak awal pandemi pun, pemerintah condong berpihak pada kepentingan oligarki dan tampak menyelamatkan bisnis para kapitalis menjadi penting. Sementara menyelamatkan masyarakat banyak bukan prioritas utama. 

Buktinya, kebijakan karantina wilayah (lockdown) tak kunjung segera dilaksanakan, padahal karantina wilayah itu satu-satunya solusi menuntaskan penyebaran virus corona. Bahkan sudah ada undang-undangnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (UU Kekarantinaan Kesehatan).

Karantina wilayah merupakan pembatasan penduduk suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Untuk anggota masyarakat yang dikarantina tidak boleh keluar masuk wilayah karantina. 

Ternyata, terkait kebutuhan dasar masyarakat selama dikarantina, di Pasal 55 dari UU Karantina wilayah menyatakan bahwa selama dalam karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dengan melibatkan pemerintah daerah dan pihak yang terkait.

Jika dilihat dari isi UU Kekarantinaan, bisa jadi pemerintah keberatan untuk menanggung kebutuhan dasar warganya selama dikarantina. Padahal, tugasnya pemerintah itu mengurusi segala urusan rakyatnya. Negara mempunyai tanggung jawab mencukupkan kebutuhan dasar rakyatnya selama pandemi ini berlangsung dan tanggung jawab ini kelak akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti. 

Kita tak bisa berharap banyak kepada pemerintah. Makanya, kita harus peduli dengan penderitaan sesama. Apalagi dengan sesama kaum Muslim. Salah satu kepeduliannya  dengan membantu saudara kita yang terdampak pandemi, ringankan beban mereka walaupun tak banyak. Karena antara Muslim yang satu dengan yang lainnya adalah saudara. Bahkan lebih kuat daripada persaudaraan karena nasab. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 10 yang artinya “Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara.” 

Begitu juga sabda Rasulullah SAW “Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan satu bangunan. Sebagian menguatkan sebagian lainnya” (HR Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ahmad).

Maka, sebagai sesama Muslim kita harus saling peduli, saling membantu dan saling menolong, khususnya saat saudara kita ditimpa kesulitan, terutama saat pandemi ini. Karena menolong sesama Muslim ketika dalam kesulitan sebagai salah satu amal shalih yang utama dan agung serta investasi pahala buat kita. Dengan menolong orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan bagi kita.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang Mukmin di antara kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan menghilangkan dari dirinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan pada Hari Kiamat. Siapa saja yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya Allah memberikan kemudahan bagi dirinya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya” (HR Muslim).

Salah satu kepedulian kita terhadap sesama, dengan banyak-banyak bersedekah. Pada hakikatnya sedekah itu memberikan pinjaman kepada Allah SWT dan akan dibalas dengan berlipat ganda. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 245 yang artinya, “Siapa saja yang memberi Allah pinjaman yang baik (menginfakkan hartanya di jalan-Nya), Dia akan melipatgandakan pembayarannya dengan berkali-kali lipat.” 

Wallahu a'lam bishawwab

Oleh: Siti Aisyah, S.Sos.,  
(Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis Depok)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar