Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tanggapi Malala Yousafzai, Analis: Harusnya Hati-Hati Berucap, Jangan Sampai Jadi Dosa Jariyah

Topswara.com-- Aktivis Pendidikan Malala Yousafzai pertanyakan soal pentingnya menikah, Analis Muslimah Voice Ika Mawarningtyas mengatakan, sebagai publik figur harusnya hati-hati dalam berucap, jangan sampai jadi dosa jariyah yang membawa pengaruh keburukan, yaitu meragukan syariat nikah.

"Oleh karena itu, sebagai publik figur atau aktivis harus berhati-hati dalam berucap, jangan sampai jadi dosa jariyah yang membawa pengaruh keburukan, yaitu meragukan syariat nikah," tuturnya kepada Topswara.com, Rabu (9/6/2021). 

"Karena, dosa jariyah tentunya juga akan mengalir kepada mereka yang berucap yang mengajak kepada kemungkaran atau kemaksiatan. Astaghfirullah, na'uzubillah," tambahnya.

Menurutnya, pernyataan Malala Yousafzai telah menarik perhatian warganet, baik kontra atau pun pro. Pasalnya, sebagai publik figur, sudah sepantasnya jika apa yang diucapkan senantiasa menjadi perhatian dan bahan perbincangan publik. 

"Sebagaimana setelah tagar #ShameOnMalala trending di Pakistan. Ada anggapan komentar Malala meremehkan banyak orang, apalagi di negeri mayoritas Muslim," jelasnya.

Ia kutip dari merdeka.com (7/6/2021), Malala pun mendapat tuduhan konspirasi bahwa korban penembakan Taliban yang menjadi agen anti-Muslim dari nilai-nilai dan pengaruh Barat. Ada pula, pengguna Twitter yang membela dan bangga dengan Malala.

Ia menjelaskan, dapat dikerucutkan dampak dari pernyataan Malala adalah sebagai berikut.

Pertama, menciptakan polemik di kalangan umat Muslim. Menurutnya, pernyataan Malala berdampak menimbulkan pro-kontra yang seharusnya ada yang meluruskan pernyataan Malala, bukan membiarkan sosial media ribut begitu saja. 

"Seharusnya, adanya negara yang memiliki banyak ulama meluruskan pernyataan Malala. Sekaligus melakukan edukasi kepada masyarakat perlunya menikah dan tanda tangan surat nikah. Pemerintah seharusnya juga menekankan menikah ibadah, tetapi pacaran atau gaul bebas bisa menjerumuskan pasangan ke arah kemaksiatan atau perzinaan," bebernya.

Kedua, pernyataan Malala berpotensi menjadi legitimasi kaum sekuler liberal untuk melanggengkan budaya Barat yang serba bebas. "Generasi yang terpengaruh budaya serba bebas berdampak kepada rusaknya moral bangsa dan generasi muda. Karena, hakikinya di dalam Islam, segala bentuk perbuatan yang mendekati yang mendekati zina adalah haram, apalagi zina itu sendiri," jelasnya.

Ketiga, ucapan Malala yang mempertanyakan apa perlunya menikah hingga tanda tangan surat nikah dan mencukupkan dengan hubungan kemitraan ini berpotensi membuat generasi enggan menikah dan hanya berpacaran. "Karena memang nikah itu memegang komitmen. Bukan cuma kemitraan yang jika tidak cocok, bubar jalan. Atau pun seperti pacaran yang putus dan nyambung dengan bergonta-ganti pasangan," ujarnya.

Menurutnya, jika generasi hanya menjalin hubungan kemitraan atau pacaran, tidak mau menikah, ini berpeluang menyuburkan perzinaan. "Lalu, bagaimana jika hamil, siapa yang akan bertanggung jawab terhadap anak biologis tersebut? Jangan sampai pola gaul bebas juga membuat maraknya aborsi seperti yang terjadi di negeri-negeri penganut kebebasan," tandasnya.[] Witri Osman
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar