Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Agar Anak Mewarisi DNA Generasi pejuang yang Bersemangat Memburu Mardhatillah


Topswara.com -- Ibnu Qayyim berkata, "Siapa yang mengabaikan edukasi yang bermanfaat untuk anaknya dan membiarkannya begitu saja, maka ia telah melakukan tindakan terburuk terhadap anaknya itu. Kerusakan anak-anak itu kebanyakan bersumber dari orang tua yang membiarkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dan Sunnah dein ini kepada mereka. Mereka tidak memperhatikan masalah-masalah agama tersebut saat masih kecil, sehingga saat sudah besar mereka sulit meraih manfaat dari pelajaran agama dan tidak bisa memberikan manfaat bagi orang tua mereka." (Tuhfatul Maudud, I:229)

Menjadi pejuang agama Allah yang tidak turun secara genetis adalah bukti Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ia menunjukkan dan memberi kesempatan bahwa siapa saja bahwa dapat memberi hambaNya yang taat, atau sebaliknya menjadi pembangkang dan pengkhianat.

Ketakwaan orang tua tidak otomatis membuat anak jadi bertakwa. Kisah Nabi Nuh adalah contoh 'terbaik' bagi umat manusia. Kisah itu adalah peringatan agar kita selaku orang tua tidak terlena dalam kesalehan sendiri lalu tidak mewariskan 'DNA' kesalehan itu pada anak dan keturunan.

Paling mudah kita bisa membaca dalam Al-Qur'an bagaimana dua keluarga yang ternyata anak dan ayah berada pada dua kutub yang amat berlawanan. Misalnya kisah Nabi Nuh as dengan putranya Kan'an. Atau bagaimana bertolak belakangnya Nabi Ibrahim as dengan ayahnya sang pembuat berhala.

Kesalehan dan ketakwaan ternyata tak dapat diturunkan secara genetis. Andaikan itu terjadi maka tak akan muncul pribadi mulia seperti Abu Ubaidah bin Al-Jarrah Ra atau Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul.

Sahabat yang pertama merayakan tokoh Quraisy penentang dakwah Islam, Abdullah bin Jarrab, sedangkan sahabat yang kedua berayahkan gembong munafik paling sengit di Madinah, Abdullah bin Ubay bin Salul.

Tapi ada yang bisa menebak dimasa depan akan seperti apa jadinya anak-anak kita. Hal yang bisa dan wajib dilakukan adalah mendidik dan terus mendidik mereka dalam naungan dien ini. Seraya memohon kepada Allah agar anak-anak ini mewarisi DNA Generasi pejuang yang bersemangat memburu mardhatillah. Menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup dan membuat dunia sekadar untuk bekal perjalanan hidup belaka.

Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada Ibu Bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh  yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (QS. Ahqaf:15).

Bersambung...


Ditulis kembali oleh: Munamah

Disadur dari buku: DNA Generasi Pejuang (bagian pengantar penulis), Bogor, Cetakan ke-1, Maret 2017.
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar