Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nasib Tragis Ibu di Negeri Kapitalis


Topswara.com -- Tragis nian nasib seorang ibu hamil di Papua. Ia meninggal akibat tidak segera mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. 

Ibu malang tersebut bernama Irene Sokoy. Meski kondisinya genting, tetapi Irene tidak segera ditangani setibanya di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus menjelaskan bahwa Irene sempat ditolak empat rumah sakit dengan berbagai alasan, mulai dari tidak adanya dokter karena sedang cuti, ruangan yang tidak tersedia karena penuh dan sedang ada renovasi, hingga ditolak karena tidak membayar uang muka. 

Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri meminta maaf atas tragedi ini dan menyebutnya sebagai bukti kebobrokan layanan kesehatan di Papua serta berjanji melakukan evaluasi total. Sementara itu, Presiden Parbowo Subianto memerintahkan agar rumah sakit dan para pejabat di Provinsi Papua untuk diaudit. (kompas.com, 25-11-2025) 

Kasus penolakan RS terhadap ibu hamil seperti yang dialami Irene Sokoy bukanlah yang pertama kalinya. Sudah berulang kali kasus semacam ini terjadi. Kurangnya tenaga medis, fasilitas yang tidak memadai, dan masalah biaya menjadi dalih ditolaknya ibu hamil hingga berakibat fatal. 

Nyawa ibu dan bayi pun melayang. Penolakan RS terhadap ibu hamil merupakan bukti bobroknya sistem pelayanan kesehatan di negeri ini, bukan hanya di Papua.

Buruknya sistem pelayanan kesehatan ini merupakan konsekuensi dari sistem yang sekuler kapitalistik. Dengan berpijak pada ideologi kapitalisme sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, meniscayakan lahirnya kebebasan dalam mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam urusan kesehatan. 

Lahirlah sistem kesehatan liberal yang menjadikan peran negara dalam mengatur dan melayani kesehatan rakyat telah dieliminir atau dikurangi dan diserahkan kepada individu atau swasta atau masyarakat.

Negara lepas tangan atas kesehatan rakyatnya dan malah menyerahkan urusan tersebut ke pihak swasta. Konsekuensinya, pelayanan kesehatan menjadi ajang bisnis. Pelayanan kesehatan tidak ditujukan untuk membantu masyarakat, tetapi untuk mencari cuan. Kesehatan yang menjadi kebutuhan rakyat seperti menjadi barang komersil sehingga berbayar dan mahal. 

Kondisi berbeda bila sistem Islam yang diterapkan negara. Dengan Islam, negara bertindak sebagai penanggung jawab urusan rakyat, termasuk dalam pelayanan kesehatan. Tugas ini wajib ditunaikan oleh negara karena merupakan perintah syarak Mengabaikan tugas ini berarti negara telah bertindak zalim dan menjerumuskan rakyatnya pada penderitaan.

Untuk itu, negara akan bekerja melayani rakyatnya sebagaimana sabda Rasulullah saw.: “Pemimpin adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus.” (HR al-Bukhari) 

Dalam Islam, kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara secara langsung seperti halnya pendidikan dan keamanan. 

Artinya, kebutuhan ini diperoleh rakyat secara cuma-cuma sebagai haknya dari negara. Dengan dasar ini, negara wajib menyediakan berbagai fasilitas kesehatan dan seluruh penunjangnya sebagaimana kebutuhan masyarakat. 

Rumah sakit, dokter, tenaga medis, obat-obatan, peralatan medis, dan tempat menginap untuk keluarga pasien disediakan oleh negara dengan kualitas terbaik dan tanpa bayaran. 

Seluruh biaya untuk kesehatan ditanggung negara. Hal ini memungkinkan karena negara memiliki sumber pendanaan yang cukup di baitul mal, yakni dari pos kepemilikan umum seperti tambang, minyak, dan gas. 

Sumber lainnya adalah kharaj, jizyah, ghanîmah, fa’i, ‘usyur, dan pengelolaan harta milik negara. Dengan sumber-sumber tersebut, negara bisa memberikan pelayanan kesehatan secara memadai dan gratis untuk seluruh rakyat, secara berkualitas.

Negara menaruh perhatian serius terhadap perkara pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari perhatian Khilafah sepanjang peradaban Islam diterapkan pada masa lampau. Kita bisa melihat bagaimana negara menyediakan rumah sakit dengan fasilitas lengkap dengan tenaga medis yang mumpuni dan selalu tersedia dalam melayani masyarakat. 

Buktinya adalah Bimaristan yang didirikan Nuruddin di Damaskus pada tahun 1160 dan bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran. Rumah sakit ini juga menyediakan obat-obatan secara gratis. 

Pasien dan keluarganya tidak perlu bingung memikirkan masalah biaya karena sudah dijamin selama masa pengobatan dan perawatan. 

Inilah keunggulan sistem Islam yang mampu menjamin kehidupan masyarakat berada dalam kualitas terbaiknya. Hal ini dapat terwujud hanya dengan tegaknya sistem Islam di seluruh aspek kehidupan oleh institusi negara, khilafah. Dengan adanya khilafah, seluruh urusan umat manusia akan terselenggara dengan baik sebagaimana perintah Allah SWT.


Oleh: Nurcahyani 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar