Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bencana Terus Terjadi, Butuh Mitigasi


Topswara.com -- Sejatinya Allah SWT menurunkan air hujan untuk kehidupan makhluknya, Allah SWT juga menciptakan berbagai tumbuhan untuk kepentingan makhluknya, dan Allah SWT tinggikan gunung-gunung sebagai tiang bagi keberlangsungan hidup makhluk ciptaan-Nya. 

Begitulah Allah SWT yang maha sempurna memenuhi setiap kebutuhan makhluk hidup di muka bumi ini. Namun semua karunia Allah tersebut bisa menjadi bencana jika manusia di muka bumi ini salah dalam mengelola dan rakus terhadap kekuasaan. 

Akhirnya kekayaan alam yang Allah SWT berikan berubah menjadi malapetaka atau bencana bagi kehidupan makhluk itu sendiri. 

Hampir setiap hari kita menyaksikan berita bencana di media, banjir, longsor, puting beliung di beberapa daerah, Cilacap, Jawa Tengah terjadi longsor yang masih menyisakan korban hilang. 

Presiden RI Prabowo Subianto menginstruksikan agar segera dilakukan pencarian dengan cepat, dengan mengerahkan sebanyak 512 personel petugas gabungan dikerahkan, yang melibatkan Basarnas TNI, Polri tagana dan berbagai organisasi relawan lainnya. (15/11/2025
mediaindonesia.com)

Selain itu, dari berita terbaru beberapa daerah lainnya di Indonesia terjadi banjir bandang disertai dengan kayu gelondongan seperti di Aceh, Sibolga Sumatra Utara, Tapanuli dan bebrapa wilayah lainnya. Akibatnya masyarakat bukan hanya kehilangan tempat tinggal, barang-barang sudah habis terbawa derasnya air. 

Sesak, dada ini ketika melihat saudara kita yang terkena bencana, bencana alam terjadi akibat tata kelola alam yang salah, ruang hidup dan lingkungan makin menyempit, pergerakan tanah yang rapuh akibat tidak adanya akar pohon penyangga.

Dan yang lebih parah lagi akibat kebijakan pemerintah yang menguntungkan para pemilik modal, karena dalam sistem sekular kapitalis yang berasaskan kemanfaatan, maka pemerintah hanya sebagai alat pembuat kebijakan bukan sebagai pengelola.

Di tambah lagi lambannya penanganan bencana oleh pemerintah baik pusat ataupun daerah, sistem mitigasi masih lemah dan tidak komprehensif, baik pada tataran individu, masyarakat dan negara. 

Berbeda halnya dengan Islam, paradigma Islam tentang penanganan bencana memiliki dua dimensi yaitu dimensi ruhiyah dan siyasiah. Pertama dimensi ruhiyah, memknai bencana sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. 

Seperti dalam firman Allah SWT. Nikmat apa saja yang engkau peroleh adalah dari Allah, dan apa saja musibah yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri” (QS. an-Nisa >: 79).

Juga memberikan edukasi dengan memahamkan ayat-ayat dan hadits terkait bencana, dan merusak alam itu dosa serta membahayakan kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. 

Kedua, dimensi siyasiah yaitu, terkait kebijakan tata kelola ruang dan mitigasi bencana. 

Negara dalam Islam juga akan melakukan mitigasi bencana secara serius dan komprehensif dalam rangka menjaga keselamatan jiwa rakyatnya. Saat bencana terjadi pemerintah dalam daulah Islam bertanggungjawab memberikan bantuan secara layak, pendampingan, hingga para korban dari bencana mampu hidup secara normal kembali panca bencana. 

Itulah cara Islam menangani bencana, dan semua itu hanya bisa terwujud jika sistem Islam dalam daulah khilafah Islamiah 'alaa minhajjin nubuwah.


Oleh: Ade Siti Rohmah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar