Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Berproseslah dengan Sabar dan Ikhlas


Topswara.com -- Tidak ada pendakian menuju ilmu yang jalannya lurus dan mulus seperti jalan tol. Terkadang licin, terkadang terjal, kadang membuatmu ingin berhenti dan tidur saja. Tetapi justru di situlah nilai perjuangannya. 

Ilmu itu mahal, karena ia cahaya dan cahaya tidak akan diberikan kepada hati yang malas mendekat kepada Allah. Syaikh Ibnu ‘Athaillah pernah berpesan dalam al-Hikam, “tidak ada yang dapat memindahkanmu dari kebiasaaan buruk menuju ketaatan kecuali cahaya ilmu.”

Beliau juga berkata, “termasuk tanda seseorang bergantung kepada amal adalah berkurangnya harapan ketika ia terjatuh dalam kesalahan.”

Artinya apa? Belajar itu bukan tentang selalu sempurna, tetapi tentang terus bangkit. Tentang tetap melangkah meski kadang tersandung.

Allah tidak menuntutmu menjadi malaikat, Dia hanya meminta hatimu tetap kembali kepada-Nya. Ilmu akan menjaga orang yang menjaganya, dan makin kamu sabar dalam proses itu, makin ia menyala di dalam dirimu.

Belajar itu tidak mudah, tetapi kamu wajib istiqamah. Ilmu agama terutama. Karena dialah bodyguard terbaikmu hingga akhir masa. Orang tua bisa menjagamu hanya selama mereka hidup. 

Mereka bisa menasihatimu, mengingatkanmu, memelukmu, tetapi mereka tidak bisa selalu ada di setiap medan ujian dunia. Ilmulah yang akan berdiri di sampingmu ketika semua orang tidak bisa ikut campur.

Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata, “barang siapa menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, hendaklah ia berilmu. Dan barang siapa menginginkan keduanya, hendaklah ia berilmu.”

Jadi, perjuanganmu menuntut ilmu hari ini bukan untuk menggugurkan tugas, bukan untuk dipuji, bukan pula untuk terlihat pintar. Tetapi untuk menyelamatkan hidupmu sendiri. Untuk memperkuat jati dirimu ketika badai cobaan datang tanpa aba-aba.

Dan dalam setiap proses itu, tetaplah berbaik sangka kepada Allah. Kamu tidak tahu masa depanmu, tetapi Allah tahu setiap detil jalannya. Bahkan ketika kamu sedang jatuh, Allah sedang menyiapkan pijakan yang lebih kokoh. Ketika kamu sedang diuji, Allah sedang membentukmu menjadi lebih kuat.

Syaikh Ibnu ‘Athaillah kembali mengingatkan, “jika Allah membuka pintu pengenalan diri (ma’rifah) untukmu, maka tidak masalah jika amalmu sedikit.”

Karena ilmu yang benar akan menuntunmu pada ketaatan yang benar, bukan hanya banyaknya ritual tanpa makna.

Para ulama juga mengajarkan bahwa ilmu itu membawa keberkahan, bukan sekadar pengetahuan. Imam Ahmad pernah ditanya, “kapan seseorang dikatakan memiliki ilmu?” Beliau menjawab, “Jika ilmunya membuahkan rasa takut kepada Allah.”

Itulah ukuran keberhasilanmu, makin tinggi ilmumu, makin lembut hatimu, makin kamu takut menyakiti maksiat, makin kamu dekat dengan ridha Allah.

Semoga semakin tinggi ilmumu, makin bermanfaat dirimu. Ilmu yang menambah cahaya, bukan kesombongan. Ilmu yang membuatmu tenang, bukan mudah tersinggung. Ilmu yang mendekatkanmu pada Allah, bukan sekadar memperbanyak hapalan tanpa perubahan.

Akhirnya, semoga Allah SWT menjagamu, menguatkan langkahmu, membersihkan niatmu, dan meridhaimu. Karena itulah kebahagiaan tertinggi seorang Muslim, bukan gelar, bukan status, bukan pujian manusia, tetapi ketika Allah ridha. Ridha yang membuat hidupmu lapang, langkahmu ringan, dan masa depanmu penuh cahaya.

Teruslah belajar. Teruslah berjuang. Teruslah bertawakal. Sebab orang yang ditemani ilmu dan ridha Allah, maka dia tidak pernah berjalan sendirian. []


Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar