Topswara.com -- Hari ini kita hidup dengan kondisi serba mudah, ingin belanja cukup klik toko oren, atau WhatsApp grup yang di dalamnya khusus untuk bisnis, bahkan bukan hanya itu, untuk mendaftarkan diri sekolah, kuliah dan berobat ke RS juga cukup dengan klik di hotline atau website yang tersedia, semua serba mudah dan semua serba instan.
Karena era digital saat ini tidak bisa terelakkan, walaupun pengaruh buruknya pun tidak kalah mengerikan. Karena pengguna internet pada saat ini jauh lebih besar.
Jumlah pengguna internet di Indonesia kembali mencatat rekor baru. Tercatat dalam laporan terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bertajuk “Profil Internet Indonesia 2025”, pada semester pertama tahun ini jumlah pengguna internet di Tanah Air telah mencapai 229.428.417 jiwa.
Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menandakan internet kian menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. (12/8/2025 Cloudcomputing.id).
Penggunaan internet saat ini berlebihan, bahkan termasuk mengkhawatirkan, secara angka saja sudah jelas saat ini pengguna internet meningkat pesat. Dari berbagai kalangan terutama gen Z yang bisa menghabiskan waktu tujuh jam lebih dalam sehari bermain ponsel,.setara dengan orang yang bekerja di perusahaan, sungguh ini sangat mengerikan karena dampaknya bagi kesehatan, baik fisik ataupun mental.
Tidak sedikit anak usia remaja yang sudah mengalami gangguan kesehatan mata rabun bahkan ada yang mengalami kebutaan permanen, selain itu dampak yang lebih parah lagi banyaknya orang dengan gangguan jiwa baru, karena terlalu lama bermain game online yang berlebihan.
Gen Z hari ini juga dipandang sebagai generasi lemah, mengapa? Karena mereka mudah terpengaruh oleh sesuatu yang dianggap menyenangkan dan sesuai dengan fashion mereka, mereka labil dan cenderung tempramental, tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri, dan yang berujung pada kekerasan, bullying, dan kejahatan lainnya.
Tetapi di satu sisi, mereka memiliki potensi kritis dan mampu menginisiasi perubahan melalui sosmed. Karena saat ini persaingan teknologi digital lebih marak dan lebih di butuhkan di banding dengan tekhnologi manual.
Ada pengaruh besar yang dapat mempengaruhi gen Z saat ini, ruang digital tidak netral karena dominasi nilai sekular kapitalistik, dimana pemisahan agama dari kehidupan, asas manfaat, dan kebebasan adalah pondasi sistem tersebut.
Gen Z bebas berekspresi sesuai dengan apa yang mereka inginkan meskipun itu melanggar aturan Tuhan, Tuhan mereka ada dan mereka sembah pada saat mereka butuh untuk ibadah ritual saja, sedangkan untuk kehidupan sehari-hari mereka tidak mau menggunakan aturan Tuhan mereka.
Semua ini tidak lepas dari watak kapitalis, segala sesuatu didasarkan pada asas manfaat, mereka banyak mendapatkan keuntungan dari setiap akses internet itu yang digunakan. Dan negara juga ingin
Namun dari semua itu ada nilai positifnya, ada kekuatan sosial yang kuat, terhadap sesama bahkan terhadap orang-orang yang tidak dikenal sekalipun. Mereka mudah belajar, bahkan banyak menemukan hal baru dalam hidup mereka yang bisa mendukung pada aktivitas positif lainnya.
Minus problem mental, inklusif dan progresif dalam menyikapi setiap permasalahan dari semua sudut pandang dan dapat mengambil keputusan logis dan dapat diterima.
Selain itu, gen Z saat ini kerap mempertanyakan agama secara otentik. Berkaitan dengan masalah akidah gen Z kritis, dan memiliki nilai sendiri yang beda dengan generasi tua. dalam pergerakan pragmatis, mencari validasi, karakteristik digital native.
Islam memandang penting untuk menyelamatkan generasi dari pengaruh hegemoni ruang digital yang sekular kapitalistik, yang makin menjauhkan diri dari Tuhannya, dan mengatur hidupnya sesuai dengan pemahamannya tentang Islam, sehingga pemikiran gen Z mengubah paradigma berpikir sekular, menjadi paradigma Islam.
Pergerakan gen Z harus diarahkan, untuk memberikan solusi sistemis dan ideologis berdasarkan paradigma Islam. Karena Islam mempunyai solusi atas seluruh permasalahan baik dalam umat.
Selain itu, sinergi keluarga sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan generasi dan mengarahkan pada perubahan yang shohih.
Maka akan lahir generasi muda yang akan menjaga dan menjadi penerus peradaban Islam. Mentalnya kuat, tangguh dan berani menatap masa depan yang gemilang.
Wallahu alam bishawab.
Oleh: Ade Siti Rohmah
Aktivis Muslimah

0 Komentar