Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Program Stimulus Ekonomi, Mampukah Menyejahterakan Rakyat?


Topswara.com -- Rencana pemerintah Indonesia yang akan menggelontorkan dana bantuan kepada rakyat miskin berupa program stimulus ekonomi atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) dibulan Oktober hingga Desember nanti disambut hangat oleh jutaan rakyat Indonesia dari kalangan menengah ke bawah. 

Hal ini sejalan dengan informasi akurat yang disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan paket stimulus ekonomi dengan menambah jumlah penerima bantuan langsung tunai (BLT), hingga peserta program magang nasional yang mulai bekerja bulan ini.

Menko Airlangga yang mewakili Presiden Prabowo Subianto mengumumkan stimulus ekonomi tersebut merinci Presiden Prabowo menambah jumlah penerima bantuan langsung tunai (BLT) sebanyak dua kali lipat menjadi 35.046.783 keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober, November dan Desember 2025. (Antara, 17/10/2025).

Stimulus ekonomi berupa BLT dan magang nasional merupakan bagian dari program percepatan (quick wins) dengan asas manfaat tapi tidak menyentuh akar masalah. Belum lagi program ini rentan dengan money laundry dan birokrasi, sehingga rentan adanya praktik korupsi.

Pada dasarnya niatan Pemerintah sangatlah baik, namun jika kita telaah lebih jauh problem mendasar adalah kemiskinan dan pengangguran, jelas tidak akan selesai dengan BLT dan magang nasional. 

Apalagi kalau dilihat dari mentalnya rakyat Indonesia, kebanyakan dana yang diterima tidak dipergunakan untuk modal usaha ataupun usaha-usaha lain untuk menaikan taraf hidup mereka. Jadi tujuan mulia Pemerintah kadang tidak sejalan dengan real di lapangan. 

Sehingga solusi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan hanya bersifat praktis-pragmatis ala kapitalisme sekuler. 

Islam Mengatasi Kemiskinan

Solusi kemiskinan dan pengangguran  membutuhkan paradigma politik dan ekonomi berasas syariat Islam. Tidak hanya solusi praktis, tetapi solusi mendasar dan berkepanjangan. 

Meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran saat ini, merupakan buah sistem kapitalisme yang merusak. Makin kurangnya lahan pekerjaan saat ini membuat rakyat Indonesia merosot tingkat pendapatannya. 

Angka PHK pun makin hari makin membludak, banyak perusahaan-perusahaan yang bangkrut akhirnya membuat ribuan pekerja kehilangan mata pencahariannya.

Islam mempunyai solusi hakiki untuk mengatasi kemiskinan. Negara wajib melihat permasalahan kemiskinan dari aspek politik, karena negara adalah pelayan masyarakat yang wajib menjamin kebutuhan dasar per individu, dan memastikan tidak ada satupun rakyatnya yang kelaparan. 

Begitupun dari aspek ekonomi, disinilah kewajiban megara  untuk menerapkan sistem ekonomi Islam dalam mengelola harta milik umum untuk kesejahteraan masyarakat. 

Dalam Islam kepemilikan jelas peruntukannya, ada kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara, sehingga tidak akan ada yang namanya salah sasaran dalam distribusinya. 

Seperti tambang, laut, hutan, api (minyak) adalah kepemilikan umum dan haram hukumnya dikelola oleh swasta ataupun individu. Dan semua hasil keuntungannya akan dipakai untuk kemaslahatan masyarakat.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW: 
"Muslimin adalah berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api".

Sejatinya kesejahteraan masyarakat hanya akan terwujud dalam sistem Daulah Khilafah Islamiah.

Wallahu'alam.


Oleh: Haryani, S.Pd.I.
Pendidik di Kota Bogor 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar