Topswara.com -- Lagi-lagi nyawa melayang hanya karena pacaran (zina), kok bisa? Kasus seperti ini bukan sekali dua kali, hampir setiap hari mendengar pembunuhan akibat pacaran.
Kalau dulu ada kasus kekerasan dalam pacaran yakni laki-laki sering memukul pacarnya atau sebaliknya, sekarang tidak tanggung-tanggung nyawa melayang karena pacaran. Meski tidak menutup kemungkinan kekerasan dalam pacaran masih merebak.
Ada berbagai faktor pembunuhan dilakukan, hamil diluar nikah pacar tidak mau tanggung jawab, cemburu satu sama lain, ditagih utang tidak terima dan lainnya.
Kasus yang terbaru, dilansir wartakota.com (9/10/2025) Alvi Maulana (24) ditangkap Polres Mojokerto, Jawa Timur, setelah membunuh dan memutilasi kekasihnya, TAS (25).
Peristiwa tragis ini terjadi di kamar mandi indekos yang mereka sewa di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Setelah menghabisi nyawa TAS, Alvi Maulana membuang ratusan potongan tubuh korban ke daerah Pacet, Mojokerto.
Dari sini bisa diambil pelajaran betapa ruginya seseorang pacaran, waktu dan fisik yang seharusnya digunakan untuk fokus kerja, meraih cita-cita digunakan untuk hal bermasiat. Memang tidak semua zina itu bermula dari pacaran. Tetapi kebanyakan zina itu ya lewat pacaran.
Dan ironisnya sekarang ini, mereka mulai berani untuk living together atau kumpul kebo. Astaghfirullah. Alasannya beragam untuk lebih mengenal satu sama lain, menghemat biaya sewa kos dan lain.
Saking jauhnya agama dari kehidupan living together menjadi hal biasa dikota besar. Banyak kos campuran (pria dan perempuan) serta kontrakan yang menyediakan hal serupa.
Krisisnya masyarakat dalam mencegah kemungkaran membuat suburnya zina, jika pun ditegur karena pacaran sudah kelewat batas akan ada jawaban urus saja urusanmu, miris memang.
Merebaknya zina, diakibatkan liberalisme dalam pergaulan pria dan wanita di masyarakat. Mereka menganggap pacaran adalah hal lumrah, jika tidak pacaran maka dianggap aneh, dianggap tidak menyukai lawan jenis dan lainnya.
Padahal dibalik pacaran banyak sekali kemudharatan, seperti dosa menumpuk dan belum tentu dia jodoh kita, sakit hati akibat perselingkuhan, rugi waktu, keuangan boncos akibat sering keluar karena harus mentraktir pacar dan lainnya.
Sejatinya dalam Islam telah mengatur hubungan pria dan wanita secara detail. Kehidupan perempuan dan pria terpisah kecuali dalam beberapa hal yakni pendidikan, muamalah, dan kesehatan.
Kemudian, Islam mengatur pria dan wanita menundukkan pandangan. Mengatur pakaian mereka tidak boleh memperlihatkan auratnya, membentuk lekuk tubuh, menerawang dan lain. Kemudian perempuan tidak boleh tabaruj, menggunakan wewangian yang menyengat.
Semua aturan itu karena Allah menyangi manusia, jangan sampai kita meninggal dengan cara sia-sia. Semoga Allah matikan kita dalam keadaan khusnul khatimah.
Aturan Islam yang detail tersebut hanya bisa dilaksanakan dalam bingkai khilafah, tanpa negara khilāfah tidak bisa dilakukan. Susah sekali taat disistem sekuler kapitalisme ini. Jika ada negara yang taat syariat bukan hal yang tidak mungkin masyarakat akan taat syariat.
Oleh: Alfia Purwanti
Aktivitas Muslimah

0 Komentar