Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Suami Bunuh Anak Istri karena Kalah Judol? Ngeri tetapi Nyata


Topswara.com -- Warga Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten digegerkan dengan kasus dugaan pembunuhan. Diketahui, seorang suami di Desa Purwaraja diduga tega membunuh istri dan anaknya sendiri yang masih berusia 8 bulan. Kemudian pelaku berusaha bunuh diri.

Saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Menes, Aiptu Aan Andriansyah membenarkan adanya peristiwa tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku diduga stres karena kalah judi online (judol) hingga tega membunuh istri dan anaknya di rumahnya sendiri (kompas.com, 11/9/2025).

Fenomena ini sungguh ngeri dan memprihatinkan. Lebih dari 500 kasus bunuh diri sejak awal 2024 dikaitkan dengan tekanan finansial akibat pinjol dan judol. Uang habis, utang nggak lunas, kebutuhan keluarga nggak terpenuhi, stres memuncak dan bunuh diri jadi jalan pintas.

Lemahnya ketakwaan bikin orang gampang terjerumus. Pinjol gampang diakses, judol gampang dicari, uang yang harusnya buat kebutuhan keluarga malah dipakai main judi. Efek domino? Hancur lebur.

Lucunya, pemerintah malah adem-ayem. Pinjol legal dan ilegal sama-sama haram, tapi legalnya malah disebarkan. Alasannya? Bisa bantu program pembangunan, bikin uang berputar, eh rakyat tercekik bunga pinjol enggak ada yang peduli. Judol? Situs diblokir, tetapi pemain tetap jalan terus pakai VPN. Pegawai yang harusnya memblokir? Malah nerima imbalan. Drama nyata.

Akar Masalah

Pangkal masalahnya adalah kapitalisme. Sistem “materi dulu, agama belakangan” bikin anak-anak diajarin materi, bukan iman. Keluarga gampang rapuh, stres tinggi, gap sosial makin lebar. Si kaya makin kaya, si miskin makin sengsara. DPR nikmatin fasilitas mewah, rakyat berjibaku bayar kebutuhan dan pajak. Bener-bener ngeri.

Makanya pinjol tetap marak, judol tetap subur. Efeknya? Lingkaran penderitaan terus jalan. Selama sistem kapitalis jalan, tragedi bunuh diri akibat utang dan judi nggak akan berhenti.

Lalu apa solusinya? Kalau mau berhenti total, jalan keluarnya bukan cuma aturan pemerintah kapitalis yang setengah hati. Tetapi cabut sistem kapitalis dan ganti dengan sistem Islam.

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menegaskan, “Negara Islam (khilafah) bukan hanya sekadar pemerintahan politik, tapi institusi yang menghidupkan syariat Allah secara kaffah. Seluruh urusan rakyat, mulai dari ekonomi, pendidikan, hukum, sosial dijalankan sesuai aturan Allah. Hanya dengan sistem ini, masyarakat benar-benar terlindungi dari kerusakan moral, kemiskinan, dan keputusasaan.”

Intinya, tragedi suami bunuh anak istri dan bunuh diri akibat pinjol dan judol bukan cuma soal “korban yang lemah iman”, tetapi sistem yang salah, yaitu kapitalisme. 

Sistem yang mengejawantahkan “materi dulu, agama belakangan”. Pendidikan sekuler cuma ngajarin anak mikir materi, jadi manusia individualistis, apatis, pragmatis. Orang enggak diajarin ketakwaan.

Oleh karena itu, hanya sistem Islam kaffah yang bisa bener-bener menyelamatkan rakyat. Karena di bawah daulah khilafah islamiyah maka,

Pertama, utang haram hilang. Pinjol berbunga? Dihapus. Transaksi halal, transparan, untuk rakyat. Uang nggak dieksploitasi.

Kedua, judol dilarang total. Judol? Tutup semua akses, hukum tegas, masyarakat diajarin rezeki halal. Stres? Hilang. Tragedi suami bunuh anak dan istri lalu bunuh diri? Bisa dicegah.

Ketiga, SDA untuk rakyat. Pemerintah Islam kelola SDA untuk rakyat, bukan korporasi. Keluarga aman dan nyaman. Karena lapangan kerja dengan gaji layak untuk bapak disediakan negara. Biaya pendidikan, kesehatan dan keamanan gratis alias sudah dijamin negara. Rakyat sejahtera, enggak perlu pinjol.

Keempat, menerapkan sistem pendidikan Islam kaffah. Membentuk manusia bertakwa, peduli masyarakat, dan punya kemampuan ekonomi halal. Generasi baru nggak gampang terjerumus riba atau judi bukan karena takut, tetapi paham bahwa itu diharamkan oleh Allah SWT.

Kelima, keadilan sosial total. Kekayaan didistribusikan adil dan diawasi langsung oleh negara.

Oleh karena itu, segera tegakkan khilafah yang akan menegakkan hukum Allah, bukan hukum kapitalis buatan manusia. Negara jadi pelindung rakyat, ekonomi halal aman, dan anak-anak nggak jadi korban drama utang dan judi.

Jadi jangan cuma shock, tetapi juga sadar. Hidup di dunia kapitalis itu keras, tetapi iman dan kesadaran bisa bikin kita survive tanpa terjebak drama pinjol-judol. Selamatkan hati, keluarga, dan anak-anak dari jebakan uang haram. Karena hidup di bawah naungan kapitalis memang kejam dan mengerikan. []


Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar