Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keracunan MBG Terus Berulang, Membahayakan Keselamatan Rakyat


Topswara.com -- Makan bergizi gratis (MBG) kembali menjadi perbincangan, pasalnya keracunan MBG kembali terjadi di berbagai daerah, diantaranya sebanyak 135 siswa di sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 3 Berbah Sleman Jogjakarta mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi MBG.

Menurut kepala bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) Dinas kesehatan Kabupaten Sleman khamidah yuliati, mencatat total perhari ada 135 siswa dan 2 orang guru mengalami gejala diare. Mereka diobati di sekolah dan ada juga yang dibawa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat. Rabu, 27/08/2025 tirto.id.

Sebelumnya sudah terjadi juga keracunan MBG di Sragen, menurut hasil uji laboratorium di Sragen ditemukan bahwa sanitasi lingkungan menjadi permasalahan utama, dimana seharusnya tempat pengolahan makanan haruslah sesuai dengan standar operasional yang ditentukan. 

Dan Kepala Badan Gizi Nasional BGN) menyampaikan keprihatinan dan menginstruksikan agar operasional dihentikan sementara. 

Makan bergizi gratis (MBG) merupakan program sekaligus janji dari kampanye Presiden sebelum terpilih, dengan tujuan untuk mengatasi malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan Ibu hamil, serta meningkatkan kualitas SDM dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. 

Namun pada kenyataannya program tersebut dari awal sudah menuai berbagai masalah, dari mulai pendanaan, pengolahan dan pembagian yang belum merata hingga banyaknya siswa yang mengalami keracunan. 

Alih-alih menjadi solusi untuk mengatasi masalah stunting yang ada adalah kekhawatiran karena makanan yang di berikan seringkali tidak layak makan. Dan akhirnya di berbagai sekolah banyak makanan terbuang sia-sia. 

Terjadinya keracunan berulang menunjukkan adanya ketidakseriusan dan kelalaian negara, khususnya dalam menyiapkan SOP dan pengawasan terhadap kelayakan makanan. Pemerintah seharusnya mengkaji ulang MBG ini, apakah ini efektif atau tidak. Karena kesehatan bahkan nyawa siswa terancam. 

MBG ini juga bukan solusi untuk menyelesaikan persoalan gizi pada anak sekolah dan ibu hamil, apalagi stunting, karena itu hanya solusi yang tidak menyentuh akar permasalahan, yang ada adalah menambah masalah baru. 

Rakyat bukan butuh makanannya, tetapi rakyat butuh lapangan pekerjaan, dan penghasilan yang cukup agar tercukupi semua kebutuhan. Selain itu rakyat juga kesehatan gratis, pelayanan kesehatan yang dekat dan mudah di akses agar Anak-anak, ataupun ibu hamil bisa mendapatkan pelayanan kesehatan sejak dini. 

Negara saat ini hanya menjadikan rakyat sebagai bahan percobaan, apalagi menyikapi pernyataan salah seorang Menteri yang menyampaikan ketika ditanya masalah keracunan MBG "belum terbiasa" Ini membuktikan bahwa mereka lepas tangan dan tidak peduli terhadap kondisi rakyat. 

Inilah bukti negara kapitalis sekularis yang menjauhkan nilai agama dari kehidupan, rakyat hanya dianggap sebagai beban bukan selayaknya yang harus dilayani. Inilah bukti rusaknya sistem saat ini. 

Berbeda halnya dengan Islam, Islam menetapkan negara wajib sebagai raa'in, yang bertanggungjawab penuh pada kesejahteraan rakyat, rakyat adalah amanah yang harus dilayani dan dipenuhi kebutuhannya, sehingga rakyat bisa merasakan kesejahteraan. 

Memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sebagai tanggung jawab negara. Dengan berbagai mekanisme syariat, secara langsung maupun tidak langsung. 

Pemenuhan kebutuhan diberikan individu per individu, menyediakan lapangan pekerjaan yang sebaik-baiknya, agar tercukupi semua kebutuhan rakyat. Fasilitas kesehatan, pendidikan dan segala sesuatu yang dibutuhkan rakyat benar-benar tercukupi, dan pendanaan juga jelas dari pengelolaan sumberdaya alam, jizayah, khoroj fai, yang di kelola sesuai dengan syariat Islam. 

Jika kas negara kosong maka negara akan menarik pajak dari orang kaya. Dan itu hanya dari orang tertentu saja.

Dengan jaminan kesejahteraan khilafah disertai edukasi tentang gizi maka kasus stunting bisa dicegah, juga masalah gizi lainnya. Itulah negara dalam Islam yaitu khilafah yang sangat dirindukan. Karena itulah kita harus berjuang mewujudkannya. 

Wallahu'alam Bishawab.


Oleh: Ade Siti Rohmah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar