Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Filisida Maternal: Hilangnya Kasih Sayang Ibu


Topswara.com -- Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan kasus tragis seorang ibu yang mengakhiri hidupnya, setelah diduga meracuni dua anaknya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. KPAI menyoroti kasus ini dan mengategorikan sebagai kasus filisida maternal. (Antara, 8/9/2025) 

Tidak jauh dari bulan ini pada Agustus 2025, juga telah terjadi kasus yang sama di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dua anak perempuan kakak beradik berusia 6 dan 3 tahun ditemukan tewas di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ibunya berinisial VM (31) ditemukan bersembunyi di dalam toilet portabel di sekitar lokasi kejadian setelah dia berhasil selamat dari maut karena terseret ombak. (Antara, 4/8/2025).

Filisida maternal secara spesifik merujuk pada kasus pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibu kandungnya. Kasus ini seharusnya menjadi perhatian khusus karena pelakunya adalah ibu, seorang yang secara sosial dan biologis diharapkan yang paling bisa memberikan perlindungan utama bagi anak. 

Ibu semestinya merupakan orang yang paling besar kasih sayangnya pada anak. Kalau seorang ibu sampai tega membunuh anaknya dapat dipastikan ada yang menyebabkan jiwanya terganggu. 

Penyebab inilah yang harus menjadi perhatian kita agar kasus yang sama tidak terulang atau bahkan menimpa diri dan keluarga kita. Dari fakta kasus yang terjadi di Jawa Barat sang ibu menulis surat yang menggambarkan kondisi perekonomian keluarganya yang sulit sehingga membuatnya gelap mata dan pikiran. 

Beban berat persoalan ekonomi, persoalan rumah tangga dan sebagainya bisa menjadi penyebabnya. Kasus filisida maternal semacam ini tidak bisa dilihat hanya dari aspek individu ibu yang dianggap hilang rasa rahimnya (kasih sayangnya) dan hilang naluri keibuannya. 

Ini tidak juga cukup dilihat dari persoalan keluarganya saja, ada banyak faktor yang melatarbelakangi kemunculan penyebabnya. Persoalan ekonomi dan persoalan rumah tangga adalah persoalan kompleks yang berkaitan sebagai suatu problematika sistemis. 

Kasus seperti ini tidak hanya terjadi akhir-akhir ini saja, membuktikan bahwa ini adalah problem sistemis. Ketika sebuah sistem yang mengatur masyarakat sakit, dipastikan siapa pun yang hidup di dalamnya akan sakit pula.

Sistem sakit yang mengatur masyarakat hari ini jelas bukanlah sistem Islam, dia adalah sistem yang lahir dari akal manusia yang terbatas namun dipaksakan untuk mengatur kehidupan. 

Sistem itu mengesampingkan agama sebagai aturan kehidupan, memisahkan agama dari semua aspek kehidupan dan mengatakan agama hanya bisa dipakai saat beribadah saja. Sistem itu berasas sekuler yang melahirkan sistem demokrasi beserta paham-paham liberalismenya. 

Sistem tersebut memiliki perbedaan yang jelas dengan sistem Islam, yaitu sistem yang menggunakan asas akodah Islam yang bersumber dari Allah, Pencipta Yang Maha Benar. 

Akidah Islam menuntut untuk taat syariat yang mana salah tuntutannya adalah adanya jaminan seorang ibu bahagia menjalankan perannya sebagai seorang ibu. Maka di dalam syariat penafkahan keluarga (anak) tidak dibebankan pada seorang perempuan (ibu), suami dan wali yang menjamin nafkahnya. 

Bahkan ada keringanan-keringanan khusus yang Allah berikan padanya yaitu selama hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa sebagai perlindungan atas kesehatan diri dan bayinya. Ada juga perintah Allah untuk memuliakan perempuan (ibu), syariat menutup aurat juga menjadi salah satu cara Allah menjaga kehormatan perempuan.

Tidak cukup hanya dalam lingkup individu dan keluarga, Allah juga memerintahkan pada penguasa wajib memastikan para ayah dan suami bisa memiliki pekerjaan untuk menafkahi keluarganya. Apabila ada kondisi mendesak, seorang ibu tidak akan khawatir berlebihan dan sampai tertekan, seperti jika mendapati kondisi sakit. 

Karena biaya kesehatan dan pendidikan akan gratis karena negara mampu memfasilitasi melalui pengelolaan harta umat. Kondisi seperti ini akan membuat beban kehidupan ibu menjadi lebih ringan. Sifat rahimnya (kasih sayangnya) dan naluri keibuannya bisa muncul dengan sempurna dan menjalankan peran dengan bahagia. 

Maka untuk membentuk ibu yang sehat jiwa dan fisiknya, baik dan sempurna kasih sayangnya kita membutuhkan adanya sistem yang sehat pula. Karena hanya sistem yang sehat yang bisa mendukung peran ibu dalam merawat dan meendidik anaknya, sistem seperti ini hanya ada di dalam Islam.


Oleh: Nugraha F. Andani
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar