Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Asa Palestina Hanya Ada pada Persatuan Islam


Topswara.com -- Zionis makin merajalela. Setelah Netanyahu memerintahkan militer Israel merebut Gaza, serangan selama berminggu-minggu oleh pasukan Israel dilancarkan terhadap pinggiran kota bagian utara dan meminta warga Palestina untuk segera mengungsi ke wilayah pesisir Khan Younis, Gaza selatan. 

Serangan ini dilakukan dengan dalih bahwa Gaza merupakan basis Hamas, dan untuk mengalahkan Hamas diperlukan penguasaan wilayah (republik.co.id, 06/09/2025). 

Serangan tersebut tentu akan mengancam ratusan ribu warga Palestina yang tersisa dan berlindung di kota tersebut. Meski tindakan Netanyahu untuk mengambil alih Gaza bertentangan dengan saran pimpinan militer Israel, namun dia tetap mendapat dukungan penuh dari Donald Trump. 

Pada hari kamis, militer Israel menyatakan telah berhasil menguasai hampir separuh kota Gaza dan mengklaim telah menguasai 75 persen wilayah Gaza.

Kejahatan Zionis yang menggila makin menyulut murka umat manusia di dunia, Global Sumud Flotilla pun tercipta sebagai bentuk perlawanan dalam menghadapi ketidakadilan. 

Global Sumud Flotilla adalah sebuah inisiatif maritim internasional yang dipimpin oleh masyarakat sipil, dan bertujuan untuk menembus blokade Israel di Jalur Gaza. 

Inisiatif ini dimulai pada pertengahan tahun 2025 dan terdiri dari lebih dari 50 kapal dengan ribuan peserta dari lebih 44 negara. Peserta Global Sumud Flotilla berasal dari berbagai latar yang beragam, mulai dari aktivis, jurnalis, tenaga medis, politisi hingga publik figur. 

Gerakan ini juga bukan sekedar konvoi bantuan melainkan manifesto moral masyarakat dunia yang kecewa akan lambatnya tindakan penyelamatan rakyat Gaza dari kelaparan, penyakit dan krisis kemanusiaan.

Gerakan Global Sumud Flotilla bukanlah hal yang baru, sejatinya sejak 2010 upaya serupa pernah dilakukan, namun pada akhirnya dicegat Angkatan Laut Israel dan pernah menelan korban jiwa. Saat ini, di tengah konflik yang makin melebar, tentu risiko yang dihadapi Flotilla juga akan semakin besar. 

Perang antara Palestina dan Israel adalah konflik terpanjang dalam sejarah yang masih berlangsung hingga saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik, namun nyatanya Zionis sendiri tampaknya sama sekali tak berniat untuk berdamai, mereka justru makin merajalela hingga melakukan genosida. 

Mereka tak layak disebut manusia, karena kekejian dan kebiadabannya telah menimbulkan trauma dan merenggut nyawa jutaan rakyat Palestina. 

Kondisi Palestina saat ini sungguh semakin menyesakkan dada. Palestina berdiri sendirian menghadapi penjajah. Tak ada respons dan tindakan nyata dari para pemimpin dunia, terutama para penguasa Arab yang notabene adalah saudara seakidah. Mereka seakan tuli dan buta terhadap genosida di Gaza. 

Sungguh menyakitkan. Palestina tak hanya menghadapi Zionis sebagai musuh yang nyata, namun juga menghadapi pengkhianatan para pemimpin negeri-negeri Muslim yang empatinya sangat minim.

Tidak bermaksud untuk mengecilkan berbagai bentuk upaya bantuan kemanusiaan dan penyelamatan yang dilakukan oleh banyak pihak, namun semua belum cukup untuk membebaskan Gaza.

Satu-satunya solusi untuk Palestina adalah jihad fi sabilillah, dan yang bisa mewujudkannya adalah khilafah. Hanya khilafah yang bisa mengirimkan tentara tanpa terikat dengan aturan atau kesepakatan apa pun. 

Karena khilafah akan bertanggung atas periayahan dan perlindungan terhadap seluruh umat Muslim dengan melenyapkan sekat nasionalisme yang selama ini menghalangi kita membantu Palestina. 

Khilafah adalah sebuah pemerintahan berdasarkan ideologi Islam, yang akan menyatukan seluruh umat Islam lintas suku, ras, budaya dan wilayah.  

Khilafah akan mengurus seluruh urusan umat dalam segala aspek kehidupan, terlebih pada urusan yang menimpa Palestina.

“Perumpamaan kaum Muslim dalam urusan kasih sayang dan tolong menolong bagaikan satu tubuh, Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan (merasa) panas” (HR. Bukhari Muslim).

Hadis tersebut harusnya mampu membuat kita sadar bahwa Palestina adalah persoalan seluruh umat Muslim sedunia. Hitam dan putihnya mereka adalah tanggung jawab kita, apa yang mereka alami idealnya bisa juga kita rasakan dan berupaya untuk menghilangkannya. 

Namun sayangnya, kita malah mengabaikan. Malu rasanya jika melihat fakta, bahwa saat ini justru orang-orang non-Muslim yang ikut merasakan penderitaan Gaza dan rela menempuh perjalanan panjang serta mengambil risiko besar demi ingin menembus blokade zionis, sementara penguasa-penguasa negeri Muslim memilih berkhianat dan menjadi duri dalam daging umat.

Pada akhirnya hanya pada khilafah kita bisa berharap. Karena hanya khilafah yang bisa menyatukan umat Muslim dalam satu wadah, yang akan bereaksi cepat dalam menyikapi persoalan umat dan menjamin keselamatan umat serta melindungi umat dari segala bentuk kezaliman dan penjajahan.[]


Oleh: Irohima
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar