Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengukur Cinta Kita kepada Rasulullah ﷺ


Topswara.com -- Rasulullah ﷺ adalah rahmat terbesar bagi seluruh alam. Beliau yang membawa cahaya iman, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju terang benderang, serta menunjukkan jalan yang lurus menuju Allah ﷻ. Maka tidak mengherankan jika cinta kepada Rasulullah ﷺ menjadi syarat kesempurnaan iman.
Hadis tentang Cinta kepada Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari, Muslim)

Dalam riwayat lain juga disebutkan:
حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Hingga aku lebih ia cintai daripada dirinya, anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.”

Hadis ini menegaskan bahwa cinta kepada Nabi ﷺ bukan sekadar penghormatan biasa, melainkan ukuran iman seseorang.

Mengapa Harus Mencintai Rasulullah ﷺ Melebihi Segalanya?
Pertama, Beliau menyelamatkan kita dari kebinasaan. Tanpa petunjuk Nabi ﷺ, manusia akan terjerumus dalam kesesatan.

Kedua, Beliau lebih peduli pada umat dibanding diri kita sendiri. Doa dan kasih sayang beliau untuk umatnya berlangsung hingga akhir hayat.

Ketiga, harta, anak, bahkan diri kita sendiri fana. Sedangkan petunjuk Rasulullah ﷺ adalah jalan kekal menuju surga.

Kisah Umar bin Khattab RA

Suatu ketika Umar RA berkata kepada Rasulullah ﷺ:
"Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku sendiri."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Belum (sempurna imanmu), wahai Umar."
Lalu Umar berkata:
"Sekarang, demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri."
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sekarang, wahai Umar, imanmu telah sempurna." (HR. Bukhari)

Kisah ini memberi pelajaran bahwa cinta kepada Nabi ﷺ adalah cinta yang harus tumbuh di atas kesadaran dan iman, bukan hanya perasaan semata.

Wujud Nyata Cinta kepada Rasulullah ﷺ

Pertama, mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Kedua, menghidupkan sunnah dalam ibadah, akhlak, dan muamalah. Ketiga, mendahulukan ajaran beliau di atas hawa nafsu. Keempat, memperbanyak shalawat sebagai tanda cinta. Kelima, membela sunnah dari penyimpangan dan pelecehan.

Penutup Reflektif

Tanpa Rasulullah ﷺ, kita tidak akan mengenal Allah, Al-Qur’an, atau jalan menuju surga. Maka sangat wajar jika beliau lebih kita cintai dibanding diri, anak, orang tua, dan harta kita.

Marilah kita berdoa:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَبِيْبَكَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَوَلَدِي وَأَهْلِي وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Ya Allah, jadikanlah Nabi-Mu Muhammad ﷺ lebih aku cintai daripada diriku, anakku, keluargaku, dan seluruh manusia.”


Oleh: Dr Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar