Topswara.com -- Setiap agama hadir membawa nilai kebaikan. Namun Islam memiliki keistimewaan dengan tiga pilar agung: Islam, Iman, dan Ihsan.
Islam adalah amal lahiriah, iman adalah keyakinan batiniah, sedangkan Ihsan adalah keindahan dan kesempurnaan amal. Ihsan bagaikan cahaya yang menembus kedalaman jiwa, menjadikan setiap amal tidak sekadar kewajiban, melainkan kelezatan spiritual.
Ketika Malaikat Jibril datang dalam rupa seorang lelaki kepada Rasulullah ﷺ, beliau bertanya tentang Ihsan. Jawaban Rasulullah ﷺ abadi sebagai definisi yang paling agung:
"أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ"
“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim).
Inilah wajah indah agama: kesadaran penuh akan kehadiran Allah dalam setiap detik kehidupan.
Mengapa Ihsan Adalah Wajah Indah Agama?
1. Memberi Ruh pada Ibadah
Tanpa ihsan, ibadah hanyalah rutinitas fisik. Dengan ihsan, ibadah menjadi percakapan mesra dengan Allah. Shalat bukan sekadar rukuk dan sujud, melainkan mi’raj hati. Puasa bukan sekadar menahan lapar, melainkan penyucian jiwa.
2. Menghidupkan Akhlak dalam Muamalah
Ihsan membuat seorang muslim tidak cukup dengan keadilan saja. Ia terdorong memberi lebih dari hak, memaafkan lebih dari luka, dan memberi tanpa pamrih. Inilah yang menjadikan Islam benar-benar rahmat bagi seluruh alam.
3. Memancarkan Keindahan Islam
Dunia akan menilai Islam bukan dari teori, melainkan dari wajah umatnya. Jika umat berperilaku ihsan, maka Islam tampak indah, ramah, dan teduh. Sebaliknya, jika umat kaku tanpa ihsan, Islam tampak keras dan menakutkan.
Bentuk-Bentuk Ihsan dalam Kehidupan
1. Ihsan dalam Ibadah
Shalat dilakukan dengan hati yang hadir, bukan sekadar gerakan. Tilawah Al-Qur’an dengan tadabbur, bukan sekadar suara indah. Zikir dengan kesadaran hati, bukan hanya putaran tasbih.
2. Ihsan dalam Muamalah
Jujur dalam perdagangan, meski untung berkurang. Menolong tanpa pamrih, meski diri sedang kekurangan. Memilih kata lembut dalam bicara, meski sedang disakiti.
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat ihsan.” (QS. An-Nahl: 90)
Adil itu memberi sesuai haknya, sementara ihsan adalah memberi lebih dari yang seharusnya.
3. Ihsan kepada Orang Tua
Merendahkan diri dengan kasih sayang.
Mendoakan mereka siang dan malam.
Menjadi penopang di masa tuanya, bukan beban.
4. Ihsan kepada Tetangga dan Masyarakat
Rasulullah ﷺ menegaskan:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Ihsan kepada tetangga berarti menjaga haknya, menahan gangguan, dan menghadirkan manfaat.
5. Ihsan kepada Alam dan Makhluk Hidup
Menyirami tanaman dan melestarikan lingkungan. Memberi makan hewan dan memperlakukannya dengan kasih sayang. Tidak merusak bumi, karena itu amanah Allah.
6. Ihsan dalam Bekerja dan Berkarya
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sesungguhnya Allah mencintai apabila salah seorang dari kalian melakukan pekerjaan, ia melakukannya dengan sempurna.” (HR. Thabrani)
Profesionalisme, integritas, dan totalitas adalah wujud nyata dari ihsan di dunia kerja.
Refleksi Jiwa: Ihsan dalam Zaman Modern
Di era modern ini, manusia mudah terjebak pada formalitas agama tanpa merasakan ruhnya. Banyak orang shalat, tapi masih berbuat zalim. Banyak orang berpuasa, tapi lisan tetap menyakiti. Banyak orang berhaji, tapi perilaku setelah pulang tidak berubah.
Semua itu karena hilangnya ruh ihsan. Ihsan bukan sekadar sunnah tambahan, melainkan inti dari keindahan agama.
Bayangkan jika umat Islam benar-benar hidup dengan ihsan:
Tidak ada korupsi, karena sadar Allah selalu melihat. Tidak ada kezaliman, karena hati selalu lembut. Tidak ada permusuhan, karena setiap orang memberi lebih dari haknya. Maka dunia akan merasakan Islam sebagai rahmat, bukan ancaman.
Penutup dan Doa
Ihsan adalah wajah indah agama, bunga yang menghiasi iman, ruh yang menghidupkan syariat. Tanpa ihsan, Islam kehilangan pesona. Dengan ihsan, Islam menjadi cahaya yang menerangi dunia.
Mari kita panjatkan doa:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ فِيْ أَقْوَالِنَا وَأَعْمَالِنَا وَنِيَاتِنَا
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berbuat ihsan dalam ucapan, amal, dan niat kami.”
Ihsan adalah seni hidup seorang mukmin.
Ia bukan sekadar amal, tetapi keindahan amal. Bukan sekadar kewajiban, tetapi cinta. Bukan sekadar aturan, tetapi kesadaran.
Oleh: Dr Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
0 Komentar