Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bangunlah Kaum Muslimin, Gaza Memanggil!


Topswara.com -- Tidak perlu menjadi seorang Muslim untuk memahami penderitaan rakyat Gaza. Tidak perlu membaca kitab tebal untuk mengerti betapa kejamnya penjajahan Israel. Cukuplah kita punya hati. Cukuplah kita membuka mata dan telinga.

Hari ini, blokade yang mencekik telah membuat jutaan penduduk Gaza hidup dalam kelaparan berkepanjangan. Anak-anak kurus kering, ibu-ibu menangis kehilangan bayi mereka, ayah-ayah berjuang mempertahankan sisa-sisa martabat keluarga. 

Bahkan mereka yang sekadar mengantri makanan ditembak oleh tentara Zionis. Sementara dunia bergerak, namun para penguasa negeri-negeri Muslim justru diam seribu bahasa. Mereka sibuk dengan kursi kekuasaan, pamer diplomasi, dan menghitung keuntungan politik, sementara darah Palestina terus mengalir di jalanan.

Padahal Rasulullah SAW mengingatkan, “Barangsiapa yang pada pagi harinya tidak memikirkan urusan kaum Muslimin, maka ia bukanlah bagian dari mereka” (HR. al-Hakim).

Hadis ini jelas memberi peringatan bahwa mengabaikan urusan umat apalagi penderitaan sebesar Gaza adalah tanda lemahnya iman. Bahkan Nabi SAW memerintahkan kita untuk menolong saudara kita dalam keadaan apa pun, “Tolonglah saudaramu, baik ia dalam keadaan menzalimi atau dizalimi.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami menolongnya jika ia dizalimi, lalu bagaimana jika ia menzalimi?” 

Beliau menjawab, “Engkau cegah dia dari kezaliman, itulah bentuk menolongnya” (HR. Bukhari).

Maka jika Muslimin meminta tolong dalam hal agama dan iman, wajib bagi kita menolongnya. Diam bukan pilihan.

Darah Gaza Akan Menuntut Kita

Bayangkan, kelak di hadapan Allah, anak-anak Gaza yang terbunuh itu berdiri sebagai saksi. Mereka berkata, “Kami mati kelaparan, ditembak saat mengantri tepung. Kami menangis mencari ibu kami di bawah puing-puing. Lalu di mana kalian, wahai umat Muhammad? Mengapa kalian diam?"

Darah mereka bukan hanya menuntut para penjajah, tetapi juga menuntut setiap Muslim yang berpaling dan menganggapnya sekadar berita rutin.

Syaikh Abu Rusthoh mengingatkan, “Setiap tetes darah di Palestina adalah bukti kegagalan umat Islam hari ini dalam menegakkan hukum Allah. Hanya Khilafah yang mampu menggerakkan seluruh potensi umat untuk membebaskan Palestina secara tuntas."

Demikian pula SyaikhTaqiyuddin an-Nabhani, pendiri Hizbut-Tahrir, menegaskan, “Khilafah adalah satu-satunya jalan untuk membebaskan negeri-negeri Islam dari penjajahan. Seruan untuk jihad dan pembebasan tidak akan pernah terwujud kecuali dengan adanya seorang khalifah yang memimpin umat.”

Mengapa Dunia Diam?

Jawabannya sederhana, yaitu karena sistem kapitalisme yang kini menguasai dunia tidak pernah peduli pada nilai kemanusiaan kecuali jika menguntungkan secara politik dan ekonomi. 

Lihatlah bagaimana mereka beramai-ramai mendukung Ukraina, tetapi bungkam terhadap Gaza. Mengapa? Karena Israel adalah sekutu strategis mereka.

Negeri-negeri Muslim pun lumpuh karena sistem sekuler yang diterapkan. Tentara yang seharusnya membela saudara seiman justru menjadi alat penjaga kursi penguasa. 

Padahal kekuatan militer umat Islam jika bersatu jauh melebihi kekuatan Israel. Tetapi tanpa komando tunggal, kekuatan itu tercerai-berai dan tidak berarti apa-apa.

Adapun solusi parsial seperti bantuan kemanusiaan, diplomasi, atau perundingan tidak pernah menyelesaikan akar masalah. Sejak 1948 hingga kini, berapa banyak perundingan yang dilakukan? Hasilnya selalu sama bahkan wilayah Palestina kian mengecil, namun penderitaannya kian besar.

Oleh karena itu, solusi satu-satunya hanyalah menegakkan khilafah islamiah. Karena hanya khilafah yang mampu menyatukan negeri-negeri Muslim yang kini terpecah.

Khilafah memiliki kekuatan militer dan politik untuk mengusir penjajah dari bumi Islam. Khalifah akan mengirim pasukan jihad, sebagaimana perintah Rasulullah SAW, “Pemimpin adalah perisai, di belakangnya orang-orang berperang dan dengannya mereka berlindung”
(HR. Bukhari dan Muslim).

Tanpa khilafah, seruan jihad hanya akan menjadi suara di udara. Tetapi dengan khilafah, seluruh kekuatan umat, seperti tentara, sumber daya, teknologi akan diarahkan untuk membebaskan Palestina secara total.

Apa yang Bisa Kita Lakukan Sekarang?

Tidak semua dari kita bisa berangkat ke medan jihad. Tapi semua dari kita bisa melakukan sesuatu,

Pertama, membangun kesadaran, sebarkan opini, ceritakan fakta, buka mata umat tentang kejahatan Israel dan kebobrokan kapitalisme.

Kedua, tekan penguasa. Suarakan tuntutan agar mereka menghentikan normalisasi dan mendukung perjuangan nyata, bukan sekadar diplomasi kosong.

Ketiga, terus fokus dakwahkan solusi khilafah. Karena hanya sistem ini yang mampu menyatukan umat dan menggerakkan kekuatan riil untuk membebaskan Palestina.

Keempat, doa dan dukungan materi. Terus mendoakan dan membantu saudara-saudara kita semampu kita, tanpa menganggap remeh sekecil apa pun kontribusi kita.

Bangunlah, wahai kaum Muslimin! Gaza memanggilmu. Jangan tunggu esok, jangan tunggu aman. Karena kelak di hari hisab, Allah akan bertanya, “Apa yang kamu lakukan ketika saudaramu dibantai?”

Jika kita mampu bersuara, bersuaralah. Jika kita mampu menulis, menulislah. Jika kita mampu berdakwah, berdakwahlah. Jangan pernah berhenti, karena setiap suara adalah bagian dari perlawanan, setiap langkah adalah bagian dari jihad.

Dan ingatlah, kemenangan Palestina bukan hanya tentang membebaskan satu negeri, tetapi tentang mengembalikan kemuliaan seluruh umat Islam di bawah panji Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. []


Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar