Topswara.com -- Tahu enggak? Hidup rumah tangga itu kayak naik roller coaster, kadang naik bikin teriak seneng, kadang turun bikin perut mual, kadang muter 360 derajat bikin kita istighfar. Tetapi satu yang pasti dalam Islam, suami itu pemimpin rumah tangga.
Bukan cuma soal siapa yang pegang remote TV, tetapi karena Allah SWT sudah menetapkan peran itu dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 34,
“Kaum laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka menafkahkan sebagian dari harta mereka.”
Jadi, kalau suami kelihatan pusing mikirin cicilan, anak, dan masa depan, ya memang bebannya berat. Tugasnya jadi pelindung, pencari nafkah, sekaligus imam keluarga. Kadang, kalau lihat suami diam di pojokan, itu bukan karena lagi bosen sama kita, tetapi mungkin lagi mikirin harga cabai naik.
Rasulullah Saw juga kasih gambaran “Super serius” tentang betapa besar hak suami,
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami atas istrinya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Tenang, ini bukan perintah sujud beneran, tetapi hiperbola. Bahasa kekinian, “Segitu pentingnya, sist!” Saking besarnya hak suami, ridhanya suami ke istri bisa jadi tiket ekspres ke surga.
“Perempuan mana saja yang meninggal dunia sedangkan suaminya ridha kepadanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi)
Berat? Iya. Tetapi pahalanya juga nggak kalah berat. Ulama seperti Imam Nawawi mengatakan, ketaatan istri wajib selama suami nggak nyuruh maksiat.
Dalam Raudhah at-Thalibin juz 7 halaman 47 Imam Nawawi mengatakan,
"Kewajiban seorang istri adalah menaati suaminya dalam segala hal yang bukan maksiat dan wajib baginya menjaga kehormatan dirinya serta rumah suaminya"
Jadi, kalau suami melarang, "Jangan suka bela beli baju, duit buat bayar SPP anak dulu." Ya wajib taat, bukan diam-diam ngutang tanpa bilang suami tiba-tiba dengan bangganya upload demi validasi di dunia maya. Posisi sedang bermaksiat kok bangga. Mungkin suami tidak mengetahui, tetapi dia lupa bahwa Allah Maha Melihat
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim juga dikatakan,
"Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur lalu ia menolak, maka para malaikat melaknatnya sampai pagi."
Jadi, kalau suami "Minta jatah" jam dua pagi ya wajib dilayani. Tetapi kalau disuruh ikut maksiat, wajib jawab “Maaf bang, takut sama Allah duluan.”
Dalam Uddatush Shabirin halaman 92
Ibn Qayyim juga mengatakan
"Sabar itu separuh iman. Iman itu terdiri dari dua bagian, yaitu separuh sabar dan separuh syukur,"
Maknanya, kalau istri sabar atas kekurangan suami semisal ekonomi, sifat atau kelupaan itu sudah separuh iman dan akan menjadi ladang pahala. Bayangin, nahan ngomel pas suami lupa ulang tahun aja bisa jadi amalan yang bikin neraka ciut. Karena sabar itu memang berat, tetapi surga kan enggak murah.
Realitanya? Kadang istri pengen juga punya “Pahala instan”. Tetapi pahala instan nggak ada di Alfamart. Adanya di momen-momen remeh tetapi tulus, seperti nyiapin kopi pagi, nyimak curhat suami soal kerjaan, atau diam-diam doain dia pas sujud tahajud. Itu semua akumulasi pahala yang bikin malaikat senyum.
Jadi, kalau mau hubungan adem ayem dunia akhirat, resepnya simpel tetapi susah, yaitu suami adil dan sayang, istri taat dan sabar. Bukan saling tuntut “Kamu harus begini,” tapi saling ingetin “Kita sama-sama mau surga, kan?”
Kalau udah sama-sama ngejar ridha Allah, masalah “Rebutan remote” atau “lupa naruh handuk pada tempatnya” jadi receh. Yang penting, hati saling ridha. Karena ridha suami sama dengan ridha Allah. Dan ridha Allah sama dengan surga. Endingnya? Couple goal dunia akhirat. []
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
0 Komentar