Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Maraknya Perdagangan Bayi, Bukti Bobroknya Sistem Kapitalisme


Topswara.com -- Banyak pasangan suami istri yang mendambakan buah hati, tetapi tak kunjung mendapatkannya. Bagi pasutri yang sudah dikaruniai buah hati, pasti sangat paham bagaimana rasanya susahnya mengandung dan bagaimana sakitnya melahirkan anak yang diharapkan akan menjadi penerus generasi. 

Di sisi lain, ada orang tua yang tega menjual buah hatinya diganti dengan rupiah yang tak seberapa jumlahnya. Bahkan bayi-bayi yang dijual ke luar negeri bahkan ada yang dipesan sejak dalam kandungan.

Kasus perdagangan bayi lintas negara kembali mengejutkan publik. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat mengungkap sindikat jual beli bayi yang telah menjual sebanyak 24 bayi ke Singapura. Setiap bayi dijual dengan harga Rp 11 juta hingga Rp 16 juta, tergantung kondisi dan permintaan, dikutip dari bersatu.com (15/7).

Sindikat penjualan bayi jaringan internasional yang diduga terkait tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Penjualan bayi akibat dari kemiskinan yang melanda masyarakat.

Kurangnya lapangan pekerjaan membuat rakyat semakin sulit untuk menafkahi keluarganya. Sehingga banyaknya kriminalitas yang ada di masyarakat saat ini karena kebutuhan hidup yang sangat sulit dipenuhi. 

Sehingga masyarakat menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, walaupun dengan cara yang baram. Termasuk dengan menjual bayi yang tidak berdosa itu dengan cuan.

Hilangnya rasa manusiawi dalam diri manusia saat ini juga karena hilangnya ketakwaan dari individu itu sendiri. Jauhnya dari aturan agama sebab dari sekulerisme yang semakin mengakar dalam masyarakat. Meninggalkan aturan Allah SWT dari kehidupan yang harusnya menjadi benteng terakhir individu-individu dalam masyarakat.

Kurangnya kontrol dari masyarakat juga mempengaruhi banyaknya tingkat kriminalitas. Jika masyarakat setempat sudah hilang kepeduliannya, maka sangat mudah kemaksiatan itu merebak. Alih-alih mencegahnya, justru mereka bekerja sama dalam melancarkan aksinya. Untuk itu pentingnya masyarakat ini melakukan kontrol dalam setiap kegiatan sosial.

Yang terpenting adalah peran negara dalam membentengi rakyatnya dari perbuatan yang menyebabkan kriminalitas. Akan tetapi, benteng tersebut telah roboh akibat dari sistem Kapitalisme saat ini yang sangat tidak adil bagi rakyat kecil. 

Akibatnya, anak-anak tidak terlindungi dan menjadi sasaran bagi sindikat kelas kakap untuk memperdagangkan bayi tersebut. Apalagi yang sangat disayangkan adalah ada oknum pejabat yang ikut serta berperan dalam memalsukan dokumen dalam proses perdagangan bayi.

Sungguh miris jika ini terus berlanjut dan dibiarkan tanpa ada aturan yang tegas dari pemerintah. Yang dikhawatirkan akan semakin meluas kasus perdagangan bayi ini dan menjadi kelumrahan bagi masyarakat sekuler. Untuk itu Islam telah mengatur bagaimana menjadikan manusia itu dimanusiakan dan diberikan keadilan.

Islam telah melarang perbuatan yang diharamkan, yaitu penjualan bayi karena itu adalah tanggung jawab orang tua dan negara untuk mengurusnya hingga dia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya atau telah berkeluarga.

Negara akan memberikan hak-hak kepada rakyatnya. Islam akan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya agar rakyatnya dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Menggunakan sumber daya alam untuk kepentingan rakyatnya agar terpenuhi pendidikan dan kesehatan gratis yang berkualitas. 

Selain itu, negara Islam akan memberikan pembinaan kepada rakyatnya agar tercapainya individu yang bertakwa dengan menjaga akidah yang benar. Sehingga individu tersebut akan merasa senantiasa diawasi oleh Allah SWT dalam menjalani kehidupannya.

Negara Islam akan memperketat dan memberikan pengawasan terhadap segala jenis pemalsuan data yang memberikan peluang kejahatan. Dengan demikian penjualan bayi bisa dicegah secara preventif dan rakyat dimanusiakan karena diterapkan syariat Islam secara menyeluruh.


Oleh: Munamah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar