Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Runtuhnya Bangunan Keluarga dalam Sistem Sekuler

Topswara.com -- Hubungan sedarah merupakan momok mengerikan yang menghantui jutaan keluarga di luar sana. Fenomena ini kian marak sebab hadir secara nyata di sosial media dan bahkan memiliki ribuan anggota di dalamnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana seharusnya masyarakat bersikap dalam hal ini? Apa yang sebenarnya harus diubah?

Sebagaimana yang dilansir news.republika.co.id, (17/5/2025), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta pihak polisi mengusut grup Facebook dengan nama ‘Fantasi Sedarah’. Konten dalam grup tersebut mengandung eksploitasi seksual telah meresahkan masyarakat. 

Menurut Sekretaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu, jika terdapat bukti pelanggaran, proses hukum harus ditegakkan untuk memberikan efek jera dan melindungi masyarakat. Apalagi menurutnya, grup itu rawan menimbulkan dampak buruk karena tergolong konten menyimpang. 

Tidak sampai di situ saja, Ketua Subkomisi Pengembangan Sistem Pemulihan di Komnas Perempuan, Yuni Asriyanti mengatakan keluarga justru sering kali menjadi tempat terjadinya pelecehan, terutama terhadap anak perempuan. 

Praktik-praktik seperti itu menurutnya menjadi pemicu munculnya kelompok-kelompok menyimpang, seperti komunitas inses yang baru-baru ini terungkap. Seharusnya keluarga harus menjadi tempat yang aman dari kekerasan dan tidak memperkuat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan (beritasatu.com, 17/5/2025).

Sebagaimana yang dilansir bisnisupdate.com, (165/2025), Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengambil tindakan tegas terhadap beberapa grup Facebook yang memposting konten pornografi yang bersifat incest, yang keberadaannya telah menimbulkan kemarahan publik. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemantauan Ruang Digital Kementerian, Alexander Sabar, mengatakan, pemblokiran grup media sosial yang mempromosikan pornografi incest bertujuan untuk melindungi anak-anak dari konten digital yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan mental dan emosional mereka.

Sangat mengerikan! Fenomena inses di tengah masyarakat kita. Fenomena ini menggambarkan betapa sangat jauhnya negri ini dari klaim sebagai negara religious. Potret mengerikan ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap norma agama dan aturan sosial. Masyarakat hidup bebas tanpa aturan, demi kepuasan individu, bahkan laksana Binatang.  

Di sini juga menunjukkan keluarga telah rusak, bahkan sistem keluarga Muslim sudah runtuh. Tentu ini semua buah penerapan sistem sekuler kapitalisme. Tanpa agama, hawa nafsu akan berkuasa, sementara akal manusia yang rapuh mudah tersesat tanpa pedoman. 

Bahkan dengan liberalisme yang hadir, nilai kemanusiaan yang mulia, hancur. Saat ini justru negara telah meruntuhkan bahkan merusak tatanan keluarga melalui kebijakan yang dibuatnya. Negara lalai dalam menjaga sendi kehidupan keluarga. 

Berbeda sekali dengan cara Islam menjaga sistem keluarga. Islam merupakan jalan hidup shahih, yang mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syarak. 

Sistem Islam mewajibkan negara untuk mengurus rakyat dalam semua aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial sesuai dengan Islam. 

Islam mengharamkan inses dan mewajibkan umat untuk menjauhinya. Strategi yang bisa negara ambil sebagai langkah pencegahan salah satunya yakni memperkuat keimanan dan ketakwaan serta menutup setiap celah yang dapat memicu keburukan ini. Amar makruf nahi munkar berperan sebagai pelindung tambahan dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan manusia.

Sistem sanksi dalam Islam bersifat tegas, juga akan membuat jera yang lain dan menjadi penebus dosa bagi pelakunya. Kesucian keluarga pun akan terjaga jika sistem Islam diterapkan. Tak hanya itu, kebijakan media yang akan melarang dan memberantas bibit-bibit perilaku buruk agar umat jauh dari pelanggaran hukum syarak.[]


Oleh. Huda Reema Naayla
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar