Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Premanisme Mengancam: Negara Gagal Memberi Rasa Aman?

Topswara.com -- Premanisme masih terjadi. Unit Reskrim Polsek Palmerah menangkap 19 pelaku premanisme dalam operasi penertiban, Kamis (12/6/2025). Penangkapan berlangsung dramatis karena terjadi kejar-kejaran dan perlawanan dari para tersangka yang berusaha melarikan diri. 

Mereka berasal dari berbagai latar belakang, termasuk debt kolektor, pengamen, hingga juru parkir liar yang kerap meresahkan warga (metronews.com, 13/6/2025).

Tak terelakkan, himpitan ekonomi makin menghantui rakyat hari ini. Seolah di segala lini kehidupan terasa sesak di dada. Tak dipungkiri, saat ini segalanya memerlukan uang, mulai untuk makan, bayar listrik, bayar tagihan air, SPP sekolah dan perintilannya, gas untuk memasak, dan tak lupa membeli bahan bakar untuk kendaraan agar bisa ke mana-mana.   

Tak heran jika akhirnya kebanyakan orang merespon keadaan ini dengan melakukan aktivitas kriminalitas. Sebab dengan melakukan aktivitas kriminalitas ini hanya dengan waktu sekejap dan usaha yang sedikit mampu menghasilkan banyak uang. 

Kasus premanisme ini sendiri bukan hanya didominasi oleh para bapak-bapak pengangguran semata, namun anak-anak khususnya para pelajar pun turut serta meramaikan dunia premanisme ini, sehingga masyarakat diliputi rasa kecemasan dan ketakutan. 

Para pemuda yang harusnya belajar demi masa depan, namun harus terseret arus bersama dengan teman-temannya. Para pemuda yang seharusnya memegang pena saat ini telah berubah menjadi memegang senjata tajam. Astagfirullah. Sampai kapankah premanisme ini menghantui rakyat?

Suburnya Premanisme dalam Sistem Demokrasi Kapitalisme

Saat ini premanisme tak hanya bersifat individual semata, namun mulai merambah ke dunia berkelompok bahkan berbalut baju ormas. Mau individual ataupun berkelompok tetap saja premanisme ini menimbulkan efek kegelisahan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat.

Tumbuh suburnya premanisme saat ini, tidak lain ialah disebabkan dengan cara pandang masyarakat yang dipengaruhi ide sekularisme-kapitalisme. Dengan adanya sistem sekularisme -pemisahan agama dari kehidupan- yang diterapkan saat ini justru memberi ruang segar bagi para pelaku premanisme untuk melancarkan aksi-aksinya.

Begitulah konsep daripada ide pemisahan agama dari kehidupan, sehingga dalam kehidupan tak butuh embel-embel agama. Maka mencari uang pada sistem saat ini pun bebas memakai jalan apa saja, mau halal mau haram yang terpenting tujuan dalam mencari uang sebanyak-banyaknya terpenuhi. 

Ditambah tingkat kemiskinan yang semakin melambung tinggi membuat masyarakat terpacu untuk melakukan hal-hal yang cepat dan mudah menghasilkan uang meskipun merugikan banyak orang.

Standar hidup hari ini pun juga telah berubah yaitu bagaimana caranya agar dapat memenuhi semua materi, bisa mengikuti life style, gonta-ganti kendaraan, mengoleksi barang-barang bermerek dan sebagainya. Intinya hidup hari ini butuh materi alias uang.

Tentu saja negara telah berusaha untuk menghapuskan aksi premanisme ini, namun sayang dengan hukum yang lemah dan terkesan tebang pilih membuat oknum dari premanisme terus mengulangi aksinya bahkan tidak ada takutnya lagi terhadap hukum yang diterapkan hari ini.

Islam Memberantas Premanisme

Islam tentu saja bukan sekadar agama yang mengatur permasalahan ibadah semata. Jauh dari itu islam memiliki seperangkat aturan yang mampu memecahkan segala macam problem dalam kehidupan.

Termasuk dalam mencegah dan memberantas premanisme ini pun islam memiliki langkah-langkah (mekanisme) yang akan ditempuh. Pertama, membangun individu yang bertakwa. Negara di dalam islam memiliki kewajiban untuk menjaga ketakwaan dari rakyatnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pendidikan yang berbasis akidah Islam. 

Artinya setiap anak akan dibentuk kepribadiannya berdasarkan Islam. Dengan terbentuknya kepribadian Islam dalam diri setiap anak insya Allah pola pikir dan pola sikapnya pun akan menjadi islami. Tentu keluarga juga memiliki peran yang berarti dalam memantau perkembangan anaknya di rumah agar terjadi sinergi yang apik antara sekolah dan di rumah. 

Kedua, masyarakat yang peduli. Masyarakat di dalam islam merupakan salah satu bagian terpenting. Di dalam islam masyarakat akan dididik untuk menjadi masyarakat yang peduli terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Tak akan ada lagi masyarakat yang cuek bahkan individualis. 

Masyarakat akan gemar melakukan amar makruf nahi mungkar (menyeru kepadan kebaikan dan mencegah dari kemaksiatan). Sehingga masyarakat akan terbiasa peka terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Ketiga, jalannya tugas dari aparat negara. Di dalam negara islam terdapat departemen keamanan dalam negeri. Menurut Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam karyanya di kitab ajhizah ad-Dawlah al-Khilafah menyatakan bahwa departemen keamanan dalam negeri merupakan departemen yang mengurusi segala bentuk gangguan keamanan. 

Di dalam departemen ini juga memiliki satuan kepolisian yang tugasnya melakukan patroli, termasuk berkeliling pada malam hari untuk mengawasi sekaligus mengejar pencuri serta mencari orang yang berbuat kerusakan maupun kejahatan yang tentunya mengganggu keamanan masyarakat.

Keempat, adanya kontrol negara. Adapun ketakwaan individu, masyarakat yang peduli dan jalannya tugas dari aparat negara akan bisa berjalan sebagaimana mestinya jika ada negara yang mendukungnya. Negara lah yang akan mengontrol agar semuanya berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Tak hanya mencukupnya sampai situ, negara juga akan memperlakukan sanksi hukum terkait segala macam tindak kriminalitas termasuk premanisme yang meresahkan. Sanksi di dalam islam tentu tidak main-main karena akan memberikan efek jera bagi para pelaku dan juga sebagai penebus dosa.

Insya Allah jika serangkaian mekanisme ini telah dijalankan dengan maksimal, maka kesejahteraan, keamanan dan kedamaian yang akan dirasakan semua rakyat. []


Oleh: Novita Mayasari, S.Si. 
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar