Topswara.com -- Miris. Kasus inses marak terjadi. Laporan terakhir dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat 1.765 kasus hubungan sedarah atau inses dalam kurun waktu 2019-2024.
Meski ada ribuan kasus dalam lima tahun terakhir, Komnas Perempuan meyakini angka tersebut hanyalah fenomena puncak gunung es (kompas.com, 28/5/2025).
Marak Hubungan Sedarah Bikin Ngeri
Fenomena inses di tengah masyarakat begitu mengerikan, pasalnya hal ini sangat jauh dari klaim Indonesia sebagai negara religius. Adanya fenomena ini jelas menunjukkan pengabaian terhadap aturan agama maupun masyarakat.
Saat ini masyarakat hidup bebas tanpa aturan, bahkan melampiaskan nafsu birahinya pada keluarganya sendiri untuk memuaskan hasrat dirinya, sungguh mereka laksana Binatang.
Hal ini adalah realitas yang menggambarkan hilangnya fungsi keluarga, bahkan sistem keluarga Muslim sudah runtuh. Betapa tidak, keluarga dalam pandangan mereka sudah benar-benar kehilangan makna.
Relasi mulia antara anak dan orang tua, makna silaturahmi alias persaudaraan antara adik dan kakak, juga antarkerabat dengan kerabat lainnya, serta perjanjian teguh antara suami dan istrinya, terkikis sudah oleh dorongan syahwat dan fantasi liar yang kian tidak bisa dikendalikan.
Begitu pun dengan fitrah kelaki-lakian dan keperempuanan yang sejatinya Allah ciptakan untuk melestarikan eksistensi manusia, makin lama makin hilang akibat hilangnya nalar oleh gaya kehidupan liar.
Fenomena keji ini tidak lagi bisa diselesaikan dengan sekadar sanksi hukum, sosial, edukasi, seminar parenting, dan lain-lain. Akan tetapi hal ini diakibatkan adanya cara pandang masyarakat yang keliru. Inilah buah penerapan sistem sekuler kapitalisme.
Sistem ini hanya mengedepankan kepuasan materi semata, termasuk kepuasan Jasadiyah (fisik) dan bersifat seksual. Oleh sebab itu menjadi hal yang wajar bila banyak berseliweran konten-konten pemicu syahwat nihil agama.
Tanpa agama, maka yang berkuasa adalah hawa nafsu dan akal manusia yang lemah dan menyesatkan, rusak dan merusak. Bahkan sistem kapitalisme dengan liberalisasinya menjadikan rusaknya sendi-sendi kemuliaan manusia.
Negara kadang justru meruntuhkan dan merusak keluarga melalui kebijakan yang dibuatnya. Negara lalai dalam menjaga sendi kehidupan keluarga.
Islam Jalan Hidup yang Hakiki
Islam adalah satu-satunya jalan hidup yang shahih, sebab Islam mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syarak. Islam mewajibkan negara untuk mengurus rakyat dalam semua aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial sesuai dengan Islam. Sama halnya dalam menetapkan fenomena inses sebagai satu keharaman yang wajib dijauhi.
Negara akan menyiapkan berbagai langkah pencegahan termasuk membangun kekuatan iman dan takwa, dan menutup semua celah terjadinya keburukan ini. Adanya amar makruf nahi mungkar menjadi lapisan kedua dalam menjaga kemuliaan manusia.
Adanya sistem sanksi yang tegas akan membuat jera yang lain dan menjadi penebus bagi pelakunya. Kesucian keluarga akan terjaga jika sistem islam diterapkan, juga kebijakan media yang akan melarang dan memberantas bibit-bibit perilaku buruk agar umat jauh dari pelanggaran hukum syarak. []
Oleh: Wike Wijayanti
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar