Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tips Mendidik Anak untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan

Topswara.com -- Ibu Homeschooler Puan Noraishah Ishak mengatakan, selain mendidik anak agar menjadi pribadi yang unggul, ibu juga perlu mendidik anak agar selalu taat kepada sang pencipta sebagai upaya membentuk karakter kepemimpinan pada diri anak.

"Dalam kondisinya yang sangat hebat, sekaligus dia taat kepada yang menciptakannya. Itulah yang kita inginkan, yaitu sosok tubuh yang bisa menjadi pemimpin masa depan. Itulah tujuan pendidikan kita," ujarnya dalam Forum Muslimah Ideal bertajuk Seni Membentuk Generasi Pemimpin di Putrajaya, Ahad (27/4/2025).

Ia menjelaskan, hal utama yang perlu ditekankan dalam mendidik anak adalah tentang aqidah, yakni taat kepada Sang Pencipta.

"Anak-anak perlu diberi pemahaman tentang asal usul mereka, tujuan mereka, mengapa mereka ada di sini, siapa penciptanya, petunjuk apa yang diberikan pencipta dalam bentuk Al-Qur'an dan Sunnah. Semua itu perlu dijawab, semua itu perlu didiskusikan, hingga apa yang diperintahkan oleh pencipta," jelasnya.

Dikatakannya, untuk menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir anak, ibu perlu mengaitkan aqidah dengan realitas dan sebagainya. Ibu juga perlu membentuk pola perilaku anak-anaknya sesuai dengan apa yang halal dan apa yang haram.

"Jadi kalau itu semua bisa kita lakukan, mari kita coba bersama-sama, saya sedang berusaha sekarang. Jadi kita coba terapkan akidah, pastikan pola sikap, pola pikirnya islami. Harapannya apa? Mudah-mudahan anak-anak ini bisa dibentuk menjadi laki-laki atau perempuan yang berkepribadian Islam," katanya.

Ia membagikan tiga kiat yang dapat dilakukan oleh semua ibu untuk membentuk kepribadian Islami pada anak-anaknya, disertai penekanan pada aqidah. 

"Semua orang bisa melakukannya. Tidak perlu mengeluarkan uang. Gratis dan mudah dilakukan. Mau atau tidak," katanya.

Ia menjelaskan kiat pertama, yakni mulai dari diri sendiri. Bila seorang ibu mendidik anaknya untuk shalat di awal waktu, maka ia sendiri harus shalat di awal waktu.

"Kedua, kita harus memastikan lingkungannya kondusif. Kadang-kadang orang hanya bicara soal tempat. Tempat harus nyaman agar anak bisa belajar dan menerima ilmu dan sebagainya. Yang penting waktunya harus tepat agar anak bisa menerima pendidikan dari kita," jelasnya.

Ia menegaskan, makna lingkungan kondusif yang perlu lebih ditekankan adalah pendidikan yang sesuai dengan usia dan profil anak.

"Jadi jangan sampai kita memaksakan atau membanding-bandingkan anak orang lain, kenapa anak saya tidak bisa? Itu tidak mungkin. Ketika kita sudah mengenal anak kita, kita sudah tahu bahwa profil anak saya seperti ini. Jadi kita tidak merasa sedih jika anak kita terlihat berbeda dengan yang lain," tegasnya.

Lanjutnya, silabus yang sesuai dengan jenjang usia dan rutinitas yang sama setiap hari juga merupakan unsur kondusif yang perlu ditekankan.

"Nomor tiga, tidak apa-apa jika saya tidak tahu," katanya. 

Ia menegaskan, ketika seorang ibu mengakui tidak tahu apa yang ditanyakan anaknya, maka anak dapat melihat bahwa ibunya tidak mengetahui segala hal dan yang terpenting, anak dapat melihat semangat perjuangan ibunya dalam mencari ilmu. 

"Kita ajarkan ilmu itu kepada anak-anak kita. Kita cari jawaban dalam segala hal yang menyangkut hidup kita. Jadi ilmu tentang kehidupan itu yang paling penting," pungkasnya.[] Syamsiyah Jamil
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar