Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Inilah Bahaya Generasi Enggan Belajar Sains

Topswara.com -- Trainer Kepemimpinan Transformasional Karebet Widjajakusuma, menjelaskan bahaya yang akan datang ketika generasi enggan belajar sains.

"Dua yang dikhawatirkan ketergantungan dan jangan sampai muncul generasi instan," ungkapnya di kanal YouTube Guru Muslim Inspiratif, Menurunnya Minat Murid ke Jurusan Sains: Salah Sistem atau Salah Didik?, Sabtu (10/5/2025).

Ia menjelaskan, yang paling kelihatan pertama adalah generasi akan masuk ke dalam jurang ketergantungan.

"Kelihatan di depan mata itu kita pasti akan makin ketergantungan, kita tidak akan lagi punya kemampuan untuk improvisasi, kreasi, mengatasi berbagai persoalan hidup, contoh kita enggak punya satelit, kita ambil saja pihak lain, bisa memproduksi sesuatu yang kita makan tetapi ah sudahlah kita impor saja toh lebih gampang, lebih cepat, lebih gampang lebih cepat itu artinya menjadi pilihan di kepala kita," terangnya.

Kedua, terjebak menjadi generasi instan. "Jangan-jangan kita dinina bobokan sudah sejak lama oleh way of life yang namanya kapitalis, kalau enggak punya uang kita enggak akan bisa maju, padahal pengamatan itu beruang enggak, enggak usah, dan jangan lupa banyak penemuan dari hal yang tidak terduga dari mana dari rumah, ini yang harus banyak diceritakan, cerita yang tidak banyak sampai kepada anak-anak kita," ungkapnya.

Ia menceritakan bahwa generasi sahabat itu role model yang luar biasa, Rasul sampai mengatakan sahabatku seperti bintang dilangit ke mana pun engkau menuju, engkau pasti dapat cahaya. Artinya mau terobosan macam apa, disetiap orang bersahabat itu ada.

"Pernah dengar strategi pendaratan pasukan Muslim di pantai, itu ternyata yang pertama kali melakukannya adalah sahabat, ketika melakukan pengejaran musuh sampai ke Persia, kalau tidak salah dilepaskan pantai Persia, beliau mendaratkan pasukan sebab kalau lewat darat enggak cukup waktunya, tetapi dengan memotong jarak lewat laut mereka bisa mengejarnya, itu 14 abad yang lalu, itu sains, berarti ada yang putus, dari masa kejayaan Islam sampai sekarang," ungkapnya.

"Sekarang di bombardier dengan tokoh-tokoh fiktif yang menghilangkan sains, Doraemon, kantong ajaib, akhirnya menghilangkan kemampuan kita untuk berkreasi, literasi, akhirnya generasi instan," tambahnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat. "Maka anak-anakku sekalian, mau tidak mau harus menumbuhkan kesadaran untuk mengkaji sains, orang tua, guru, yang peduli, kita harus paham bahwa kita harus memberikan teladan kepada anak-anak kita, kita harus memberikan pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah, masyarakat, bahwa sains itu memang sesuatu yang dibutuhkan di masyarakat," jelasnya.

Ia juga mengingatkan kepada pemangku kebijakan bahwa sains erat kaitannya dengan Islam. Maka harus betul-betul diupayakan dan lagi-lagi tidak bisa kalau tidak pakai Islam. Karena Islam itu punya konsepsi, filosofi, strategi, sampai teknis yang membuat seseorang untuk ketika dia baligh maka dia harus taat kepada Allah secara mandiri dengan penuh kesadaran sendiri dan ketaatan kepada Allah itu menggunakan semua kemampuan, potensi sumber daya yang dimiliki dan salah satu wujudnya dibantu dengan sains. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar