Topswara.com -- Dilansir Sabili.id 28/4/2025, Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina resmi membuka konferensi Al-Ruwad ke-14 di Istanbul, Turki. Konferensi dunia untuk Palestina yang mengangkat tema "Kemenangan untuk Gaza adalah Tanggung Jawab Umat” itu dihadiri oleh tokoh-tokoh dan pemimpin nasional, pemimpin media, budayawan, aktivis sosial, serikat pekerja, akademisi, pemuda, dan berbagai lembaga dari sekitar 60 negara di seluruh dunia.
Konferensi itu berlangsung di tengah berlanjutnya genosida terhadap rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Forum tersebut juga menjadi ajang strategis untuk merumuskan inisiatif, mengembangkan mekanisme dukungan, serta merancang program baru yang melibatkan seluruh elemen umat baik individu maupun lembaga dalam upaya memerkuat perjuangan Palestina.
Tak hanya itu pemerintah Inggris saat ini tengah melakukan konsultasi dengan Prancis dan Arab Saudi mengenai opsi pengakuan terhadap negara Palestina pada bulan Juni, sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian dengan mengacu pada pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy (Viva.co.id 1/5/2025).
Merespons berbagai kondisi genosida yang telah dilakukan oleh Israel laknatullah atas kaum muslimin di Gaza, kaum muslimin di seluruh belahan dunia masih tetap dengan dukungannya saat ini untuk terus melakukan aksi. Aksi terhadap bela Palestina yang mereka serukan bukan hanya tuntutan pada pemberian obat-obatan, domestik, ataupun sekedar memboikot barang yang terduga terafiliasi produk Israel.
Dukungan aksi kali ini luar biasa yakni seruan yang lebih epik yakni pengiriman tentara jihad dan seruan khilafah.
Konferensi-konferensi yang telah di lakukan untuk menyeru kepada pengiriman tentara jihad dan tegaknya khilafah adalah sebuah kabar gembira bagi kaum muslimin. Tentu, harus disambut dengan gembira.
Karena sejatinya, melalui konferensi tersebut menunjukkan bahwa umat makin sadar dan paham bahwa bukanlah bantuan domestik yang akan mampu menuntaskan genosida yang di lakukan Israel laknatullah kepada kaum muslimin di Palestina. Hanya cukup solusi yang hakiki menuntaskan genosida yakni tegaknya khilafah yang akan mengerahkan pasukan tentara melakukan jihad.
Aksi bela Palestina dan konferensi-konferensi soal Gaza makin masif di berbagai tempat dengan tuntutan pengiriman tentara (jihad) dan khilafah. Barat menyadari krisis Gaza justru membuka pintu yang lebih lebar bagi arus kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi khilafah.
Ini menjadikan semua upaya yang sudah dilakukan untuk menghadang khilafah menjadi sia-sia. Artinya krisis Gaza telah menjadi lonceng kematian bagi peradaban barat sekaligus menandai terbitnya fajar khilafah.
Tiba saatnya beralih haluan kembali kepada jalan yang benar dan lurus, yakni mewujudkan kembali kehidupan islam dibawah naungan yang sama yakni khilafah islamiah.
Harus disambut dengan gembira, terlebih lagi umat islam paham bahwa mereka telah diberikan kemuliaan oleh Allah disebutkan bahwa umat Islam adalah khaira ummah alias umat terbaik dan selama belasan abad telah berhasil membuktikannya.
Kehidupan umat selama belasan abad adalah potret kehidupan yang di rindukan saat ini, bagaimana tidak hanya bawah peradaban Islam, yakni Khilafah yang menciptakan kehidupan cemerlang. Khilafah mampu tampil sebagai pengurus dan pelindung umat dan mewujudkan kesejahteraan tanpa intervensi dari siapapun.
Meski tegaknya khilafah merupakan keniscayaan sejarah, tapi wajib bagi para pengemban dakwah untuk lebih masif menggencarkan dakwah penegakkan khilafah di semua kalangan hingga terwujud opini umum yang tegak di atas kesadaran umum.
Dakwah ini wajib mengikuti metode dakwah Rasulullah yang target utamanya adalah melalui thariqah umat, yakni dakwah penyadaran berbasis akidah hingga terbentuk dukungan kuat dari umat yang akan mendorong perubahan mendasar berupa dibaiatnya seorang khalifah bagi seluruh umat Islam.
Melalui mengkaji islam secara kaffah serta ikut melakukan perjuangan bersama kelompok dakwah ideologis demi menjemput pertolongan Allah, umat wajib menjaga kekokohan akidahnya.
Khilafah bukanlah sekedar khayalan atau cerita, melainkan adalah bisyarah dari Rasulullah SAW. Urgensi atas tegaknya khilafah ini makin nyata dan menjadi kebutuhan umat. Namun, untuk mewujudkan tegaknya khilafah yang di rindukan kaum muslimin tidaklah sekedar berdiam diri, butuh perjuangan totalitas.
Perjuangan untuk menegakkan khilafah tidaklah dilakukan seorang diri. Perjuangan ini harus di pimpin oleh jamaah dakwah yang memperjuangkan islam ideologis. Sebagaimana perjuangan seperti ini pernah di contohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Bahwa perjuangan utuh tegaknya khilafah harus membentuk sebuah jamaah dakwah ideologis mengikuti metode perjuangan Rasulullah Saw.
Syekh Taqiyuddin an Nabhani rahimahullaahu, seorang mujtahid mutlak sekaligus ulama mukhlis pengasas gerakan Khilafah abad ini pernah memberi nasihat, “Para pengemban dakwah harus menunaikan kewajibannya sebagai sesuatu yang dibebankan Allah di pundak mereka. Hendaknya mereka melakukannya dengan gembira dan mengharapkan rida Allah Taala.” Semoga kita termasuk yang menyambut kesempatan baik ini dengan ikhlas dan gembira.
Oleh karena itu, selayaknya para pengemban dakwah harus tetap sadar akan amanahnya, dan sadar bahwa dengan kegiatan dakwah inilah umat makin tersadarkan. Selain itu harus dengan penuh percaya atas usaha yang dilakukan demi menuju keikhlasan hari yang tinggi karena Allah.
Maka, melalui para pengemban dakwah harus memiliki semangat dan motivasi kuat serta tekad untuk berjuang hingga sampai kepada umat dan mampu membangun kesadaran pada umat. Agar, segala bentuk permasalahan, termasuk penjajahan di Palestina bisa segera dihentikan.
Selain itu, doa dan kegiatan amar makruf nahi munkar bisa menjadi kegiatan yang menjadi kekuatan bersama dalam membangun kesadaran utuh bagi seluruhnya.
Wallahualam bissawab.
Oleh: Rasyidah
Pegiat Literasi
0 Komentar